TVRI (saluran televisi)

Saluran televisi nasional asal Indonesia
(Dialihkan dari TVRI (saluran TV))

TVRI (sebelumnya bernama TVRI Nasional)[1] adalah saluran televisi publik nasional utama yang dimiliki oleh LPP Televisi Republik Indonesia.

TVRI
Diluncurkan17 Agustus 1962 (siaran percobaan)
24 Agustus 1962 (siaran resmi)
PemilikLPP Televisi Republik Indonesia
Format gambar1080i HDTV 16:9
(diturunkan menjadi 576i 16:9 untuk feed SDTV)
SloganMedia Pemersatu Bangsa
NegaraIndonesia
BahasaIndonesia
Wilayah siarNasional
Kantor pusatJalan Gerbang Pemuda, RT. 1/RW. 3, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10270
Saluran seindukKanal 2 (Daerah)
TVRI World
TVRI Sport
Situs webwww.tvri.go.id
Ketersediaan
Terestrial
Digital terestrial (DVB-T2)lihat #Siaran gratis
Saluran virtual1 (sebagian tempat)[butuh rujukan]
Satelit
Telkom-4 (siaran gratis)3924 H 6500 (MPEG-4/HD)
MNC Vision118
Transvision818
Nex Parabola113
K-Vision112
Kabel
First Media16
IPTV
IndiHome99 (HD)
MNC Play16
Biznet Home10 (HD)
MyRepublic557 (HD)
Televisi Internet
TVRI KlikTonton langsung
CubMuTonton langsung
(hanya untuk pelanggan CubMu Premium)
Dens.TVTonton langsung
IndiHome TVTonton langsung
VidioTonton langsung
Vision+Tonton langsung

Mulai mengudara sejak 24 Agustus 1962 (yang menjadikannya saluran televisi pertama di Indonesia yang bersiaran), TVRI menayangkan aneka ragam program, mulai dari berita, informasi, hiburan hingga olahraga dalam waktu siar 24 jam setiap hari.[2] Saluran ini sebelumnya berjaringan dengan stasiun TVRI daerah di siaran analog (kecuali Jakarta dan sekitarnya) hingga tahun 2022, dan kini bersiaran secara penuh di siaran digital.

Sejarah

Awal bersiaran

TVRI didirikan oleh Pemerintah Indonesia dalam rangka menyambut Pesta Olahraga Asia 1962. Siaran percobaannya dimulai dengan menayangkan acara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Acara tersebut disiarkan dari halaman Istana Merdeka di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, dengan format hitam-putih dan didukung pemancar cadangan berkekuatan 100 watt dan tiga kamera. Siaran ini dipancarkan di kanal 5 VHF, sehingga diberi nama Saluran Lima, selama 3 jam dari pukul 07:30-11:02 WIB.[3][4] Dari tanggal 17-23 Agustus 1962, TVRI melakukan siaran percobaan pada pukul 19:00-20:00 WIB selama seminggu.[butuh rujukan]

Pada 24 Agustus 1962, setelah memulai siarannya dengan pola teknik pada pukul 14:30 WIB,[5] dari jam 16:00-19:00 WIB,[6] TVRI resmi mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Pesta Olahraga Asia 1962 dari Stadion Utama Gelora Bung Karno. TVRI menayangkan siaran seputar Pesta Olahraga Asia 1962, yang dipancarkan di Saluran 9 (9 VHF) dengan daya siar 10 kW.[4] Sementara itu, saluran di 5 VHF dimanfaatkan sebagai saluran cadangan jika saluran 9 mengalami kerusakan.[7] TVRI menayangkan siaran langsung mulai pukul 10:00 WIB hingga 14:00 WIB dan siaran tunda mulai pukul 20:45 WIB hingga 23:00 WIB.[8] Saat itu, program-program Asian Games IV yang disiarkan oleh TVRI, merupakan buatan Produksi Film Negara (PFN).[9]

Setelah Asian Games ke-IV berakhir, siaran TVRI sempat dinonaktifkan selama beberapa waktu sejak 12 September 1962 hingga mengudara kembali secara tidak berkala pada 19 September 1962. Penghentian siaran ini terjadi karena saat itu pihak TVRI maupun pemerintah belum memiliki ide tentang acara apapun untuk disiarkan selanjutnya, sehingga diharapkan dengan penghentian ini acara-acara dapat disiapkan dan dikonsolidasikan.[10] Kemudian, TVRI memulai siaran secara berkala pada 11 Oktober 1962[11] bersamaan dengan peresmian studio yang saat itu dipandu penyiar wanita pertama bernama Sus Salamun,[12] dan pada 14 November 1962, TVRI melakukan siaran pertamanya dari studio dan kantor pusatnya di Senayan.[13] Saat itu TVRI hanya bersiaran di malam hari selama 1 jam, 5 hari seminggu. Kemudian, sejak 1963 diperpanjang menjadi 2 jam, dan pada kurun waktu 1964-1967, waktu siarnya diperpanjang lagi menjadi 3,5 jam.[14]

TVRI mulai menayangkan iklan pada 1 Maret 1963. Iklan pada saat itu memakan 10% jam siar TVRI, sedangkan 90%-nya ditujukan bagi program hiburan (30%) dan acara pendidikan, penerangan dan kebudayaan (60%). Selain iklan, pada tahun yang sama, TVRI juga mulai merekam (membuat) acaranya dari luar studio, menggunakan video tape recorder.[13] Di kemudian hari, iklan di TVRI akan disatukan menjadi satu program khusus bernama Mana Suka Siaran Niaga.

Perkembangan selanjutnya

Awalnya, siaran TVRI hanya bisa dinikmati di Jakarta dan Jawa Barat (seiring dengan pembangunan pemancar di sana berkekuatan 25 watt).[13] Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-20 tanggal 17 Agustus 1965, TVRI Yogyakarta resmi diluncurkan, menandai dirintisnya stasiun-stasiun TVRI daerah yang secara bertahap memperluas jangkauan siaran pusat TVRI. Dengan diluncurkannya Satelit Palapa A1 pada tanggal 8 Juli 1976, siaran nasional TVRI dapat dengan mudah menjangkau seluruh Indonesia (dari sebelumnya yang dominan di Pulau Jawa saja).[15] Hal ini diperkuat dengan Stasiun Produksi Keliling yang dibentuk secara bertahap mulai tahun 1977 di beberapa ibu kota provinsi. Selain itu, untuk memperluas penerimaan siaran TVRI, pemerintah Orde Baru sejak 16 Agustus 1976 juga mencanangkan kebijakan "Televisi Masuk Desa", dengan menempatkan pesawat-pesawat televisi di setiap kantor pemerintah di berbagai daerah.[16]

Pada tahun 1960-an dan 1970-an, siaran TVRI banyak didominasi oleh siaran impor berbasis hiburan dan menyesuaikan selera publik. Acara yang disusun mengadaptasi model acara dari luar negeri (seperti di Amerika Serikat), dengan program seperti film asing (untuk anak dan dewasa), kuis, memasak, urusan terkini (current affairs), tari-tarian dan musik pop. Suplai acara ini awalnya juga berasal dari donasi maupun pinjaman dari negara-negara sahabat.[14][17] Beberapa acara penting yang pernah disiarkan TVRI pada periode-periode ini, seperti peluncuran Apollo dari luar angkasa; pertemuan Presiden Soeharto dengan Presiden AS Richard Nixon pada 1970 dan aneka acara olahraga besar, misalnya Piala Dunia FIFA dan acara tinju.[18] Meskipun demikian, sebenarnya ada keinginan dari pemerintah saat itu untuk mengurangi jumlah program asing, terutama sejak 1975 dengan mulai memasukkan program berbasis pembangunan pedesaan, kebudayaan nasional maupun program berupa film, drama maupun serial produksi TVRI sendiri. Sementara itu, untuk jam siarannya juga mengalami perkembangan, menjadi 5 jam di tahun 1969 serta 6 jam pada tahun 1978 ditambah beberapa jam bagi siaran stasiun daerah.[13]

Kanal siaran TVRI mengalami perubahan pada 1970-an di Jakarta, dari awalnya di kanal 9 VHF menjadi 6 VHF.[19][20] (nantinya, pada 2000-an, siaran TVRI pindah lagi ke 39 UHF). Perkembangan dalam bidang teknologi juga terjadi dalam siaran TVRI pada 1970-an, yaitu dengan penerapan televisi berwarna. Siaran berwarna mulai dipersiapkan lewat pembangunan studio dan persiapan peralatan pada 1975-1976, dan resmi mulai diterapkan pada siaran TVRI sejak 1977. Beberapa program pertama yang disiarkan dengan berwarna seperti Dunia dalam Berita. Pada akhirnya, di 1 September 1979, siaran berwarna secara resmi diberlakukan penuh pada program-program TVRI, sebagai persiapan dalam menyambut SEA Games 1979 di Jakarta.[11][13][21][22][23]

Pada 1 April 1981, pemerintah melarang penayangan iklan di televisi yang menyebabkan tidak adanya iklan di TVRI - larangan yang baru dapat secara formal diakhiri setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002. Larangan iklan ini kemudian diikuti dengan pengurangan acara-acara impor asing di TVRI secara drastis (hanya 20% dari jam siar), untuk digantikan dengan acara lokal berbasis pembangunan, pendidikan, siaran berita dan kebudayaan.[21] Beberapa acara tersebut seperti Dari Desa ke Desa dan Daerah Membangun (informasi pembangunan) ataupun Ria Jenaka, Krida Remaja dan Si Unyil (acara pendidikan maupun pendidikan berbasis hiburan). Meskipun demikian, beberapa acara hiburan juga muncul, contohnya Selekta Pop (musik), Losmen (sinetron) dan Titian Muhibah serta Senada Seirama (kerjasama program dengan RTM, Malaysia).[5][13]

Perubahan tersebut juga diiringi dengan mulai tampaknya sifat program (terutama acara berita) TVRI yang dianggap sebagai corong pemerintah, dengan lebih menonjolkan pemberitaan "gunting pita" dan ceremonial pejabat saja.[24] Pemberitaan TVRI secara resmi saat itu dimaksudkan untuk "mencapai hasil optimal bagi kepentingan penerangan pembangunan dan pembangunan penerangan serta peningkatan ketahanan nasional dalam segala aspeknya".[5] Akibatnya, popularitas TVRI mulai menurun pada era ini, terutama di kalangan penduduk kelas menengah kota yang lebih memilih cara lain, seperti kaset video demi mencari hiburan baru.[17] Meskipun demikian, seiring perluasan siaran TVRI di berbagai daerah, penonton siarannya terus bertambah dari 5% penduduk Indonesia pada 1981 menjadi 64,4% pada 1991.[25] Acara TVRI, menurut sejumlah analisis, pada 1980-an menunjukkan sikap pemerintah Orde Baru yang paternalistik dan mementingkan persatuan dibanding keberagaman.[26]

Pada tanggal 1 Januari 1983, TVRI resmi meluncurkan TVRI Programa 2 di Jakarta, yang awalnya merupakan kanal yang hanya menyiarkan acara berita berbahasa Inggris.[27] Sejak tahun 1989, acara-acara Programa 2 mulai dikembangkan menjadi lebih sesuai dengan publik Jakarta, sehingga mulai memberikan alternatif tontonan selain siaran pusat TVRI kepada masyarakat.[28] Mengendornya pengaruh TVRI Pusat kemudian semakin besar dengan mengudaranya RCTI pada Agustus 1989 dan sejumlah televisi swasta lain pada awal 1990-an. Sejak saat itu TVRI tidak lagi mendominasi siaran televisi di tempat-tempat lain di Indonesia. Terlebih lagi dengan surat keputusan Menteri Penerangan yang memperbolehkan televisi swasta (yang dahulu jangkauan siarannya dibatasi hanya di kota tempat asalnya bersiaran) untuk bersiaran secara nasional.

Selama sekitar tujuh tahun (1991-1998), TVRI berbagi slot frekuensi saluran selama 8 jam (05.30-13.30 WIB)[29] dengan TPI (kini MNCTV) dalam siarannya di seluruh Indonesia. TPI memanfaatkan frekuensi TVRI yang tidak bersiaran pada pagi dan siang hari, sementara TVRI menggunakan slot siaran sore dan malam. Kepemilikan TPI yang saat itu dikuasai oleh salah satu putri Presiden Soeharto, membuat mereka dapat memanfaatkan fasilitas tersebut.[30] Meskipun TPI tercatat membayar Rp 500 juta untuk kerjasama ini,[29] sebenarnya, sistem tersebut tidak menguntungkan siaran TVRI Nasional, karena selain menghalangi upayanya bersiaran pagi, juga mengurangi independensinya, khususnya dalam pengelolaan fasilitas penyiaran dan menambah beban kerja pegawai. Awalnya, kerjasama slot bersama ini ditargetkan hanya berlangsung selama dua tahun,[31] namun kemudian terus berlanjut (meskipun terus dikurangi secara bertahap) hingga dihentikan pada 1 Oktober 1998. Dengan penghentian kerjasama itu, slot siaran TVRI pada pagi hari menjadi kosong, sedangkan TPI kini fokus ke salurannya sendiri (yang saat itu ada di 12 kota).[29]

Hingga 1990-an, pola siaran TVRI ditentukan oleh Departemen Penerangan, mengingat posisinya sebagai Direktorat Televisi di bawah Deppen. Susunan acara TVRI disebut "Pola Siaran Terpadu". Susunan Pola Siaran Terpadu mengutamakan siaran TVRI Stasiun Pusat Jakarta, sementara program stasiun daerah TVRI yang menjadi jaringannya lebih sebagai pelengkap. Dalam hal ini, TVRI Stasiun Pusat memancarkan siaran sentral (wajib disiarkan seluruh jaringan TVRI) dan siaran nasional (tidak wajib direlai jaringan/stasiun lokal TVRI). Selain itu, dalam Pola Siaran Terpadu juga meliputi acara khusus stasiun jaringan TVRI daerah dan stasiun lokal khusus (seperti TVRI Programa II Jakarta dan Surabaya).[5]

Perkembangan kontemporer

Pada dekade 2000-an hingga akhir 2014,[32] TVRI bersiaran dengan nama layar TVRI Nasional sebelum kembali menjadi TVRI saja. Sejak Mei 2013, siaran TVRI Nasional juga mulai disiarkan secara HD.[33]

Secara umum, hingga 2010-an, acara-acara TVRI Nasional umumnya tidak dianggap menarik oleh publik, dikarenakan selain tayangannya tampak "jadul" dan tidak menarik,[34] ditambah berbagai hal, seperti penggunaan kamera yang terkesan amatir; grafis yang tampak gelap dan kurang baik; dan belum lagi acaranya yang lebih banyak berasal dari siaran ulang (re-run) yang mencapai 60-80%.[33][35][36][37] Ini masih belum ditambah fakta bahwa beberapa acaranya merupakan tiruan dari program jaringan televisi swasta (seperti Keren yang lebih tampak sebagai tiruan acara Dahsyat RCTI), ataupun program lainnya yang lebih kelihatan sebagai corong pemerintah yang penuh kekakuan.[38] Akibatnya, rating dari televisi pertama di Indonesia ini tampak jauh dari "adik-adik"-nya dari swasta, terkecuali jikalau ada acara khusus seperti pada 2012 ketika TVRI mendapat hak siar Serie A.[39] Meskipun demikian, pimpinan TVRI saat itu cenderung menganggap tidak apa-apa situasi tersebut, karena acaranya sudah bersifat "melokal", "penuh unsur kepublikan", dan memang bukan tugas TVRI mengejar iklan.[40] Klaim pimpinan TVRI lainnya adalah, sistem rating yang ada selama ini tidak menghitung cakupan siar TVRI yang paling banyak di Indonesia, yang seharusnya bisa membuat TVRI berada di No. 1.[41]

Belakangan, terutama di era Helmy Yahya dan Apni Jaya Putra, siaran TVRI perlahan-lahan mulai mengalami perbaikan, seperti dari grafis yang lebih baik, dan juga rating yang perlahan-lahan meningkat, dengan dari sebelumnya ada pada 15-16, kini ke 10-12.[42] Bahkan, pada acara-acara tertentu, siaran TVRI pernah memuncaki rating dari semua acara.[43] Beberapa acara-acara baru ditayangkan seperti kuis, drama impor, acara dokumenter dari Discovery Channel, sampai yang terpenting adalah acara olahraga: sepak bola dan bulu tangkis. Acara sepak bola yang terpenting adalah pertandingan timnas nasional dan Liga Utama Inggris (dari Mola TV), sedangkan dalam bulu tangkis berbagai kejuaraan bulu tangkis secara konsisten ditayangkan dalam slogan "Rumah Bulutangkis".[44][45] Beberapa perubahan ini kemudian masih dipertahankan pada era pengganti Helmy, Iman Brotoseno seperti dalam penayangan acara bulu tangkis (hingga 2021), dan kerjasama dengan pihak lain, misalnya dalam penayangan dokumenter dari Netflix pada April 2020. Sayangnya, sering kali kerjasama ini tidak direspon positif oleh beberapa pihak yang berpikir bahwa TVRI harus lebih mengutamakan "program lokal anak bangsa".[46][47]

Pada tahun 2021, TVRI mengubah format gambar menjadi 1080i 16:9 untuk siaran SD dan HD.

Bersamaan dengan transisi siaran televisi analog ke digital yang digaungkan pemerintah Indonesia, LPP TVRI dijadwalkan menutup siaran analog saluran-salurannya secara bertahap pada tahun 2022. Menurut jadwal Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, siaran analog TVRI di Jakarta bersamaan dengan televisi swasta akan ditutup selambat-lambatnya 25 Agustus 2022, namun kemudian diundur hingga 2 November 2022. Hal ini menandai berakhirnya 60 tahun lebih siaran analog di kota itu sejak mulai bersiaran tahun 1962; yang menjadikannya siaran analog terlama di Indonesia.

Perkembangan waktu siaran

Pada dekade 1960-an, TVRI hanya bersiaran di malam hari. Hingga tahun 1969, TVRI hanya bersiaran selama 4,5 jam di Minggu malam.[48] Namun pada dekade-dekade berikutnya, TVRI menambah jam siaran hingga sore hari. Siaran pagi kemudian dihadirkan hanya pada hari Minggu, serta pada hari libur nasional dan acara kenegaraan.

Hingga awal 2021, TVRI bersiaran setiap pukul 03:45 hingga 01:00 WIB (khusus selama bulan Ramadan bersiaran 21,5 jam, mulai pukul 02:30 WIB), menjadikan TVRI salah satu dari sedikit jaringan televisi nasional yang tidak melakukan siaran pada dini hari. Mulai pertengahan 2021, TVRI bersiaran 24 jam setiap hari, yang kemudian praktek tersebut diikuti oleh beberapa stasiun daerah seperti Aceh, Jakarta, dan Lampung setelah dimatikannya siaran analog.

Acara

Pada siaran terestrial analog, 3 jam dari acara-acara TVRI "ditutupi" dengan siaran lokal dari stasiun TVRI daerah (saat itu dari jam 15:00-18:00 WIB) – sehingga TVRI baru bersiaran selama 21 jam di medium tersebut. Praktik ini berakhir secara bertahap (bergantung masing-masing stasiun daerah) hingga 2 November 2022 pada saat siaran analog secara resmi setop sepenuhnya.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005, TVRI diamanatkan "memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat". Sebagai saluran televisi berformat umum, TVRI menyiarkan beragam jenis program yang di antaranya berupa acara berita, pendidikan, dan hiburan.

Hingga 12 April 2021, acara hiburan TVRI di antaranya ialah acara musik Musik Indonesia dan Rumah Musik Indonesia, drama Guest House: Losmen Reborn, serta komedi Pasti Gerr. Acara hiburan terdahulu di antaranya acara musik Kamera Ria dan Aneka Ria Safari, acara komedi Ria Jenaka, serta acara kuis Berpacu dalam Melodi dan Siapa Dia?; di samping sejumlah drama seri/sinetron seperti Aku Cinta Indonesia, Losmen, dan Keluarga Rahmat. Sejumlah acara televisi impor juga pernah ditayangkan, seperti Little House on the Prairie dan Oshin.

Acara anak-anak saat ini di antaranya adalah Anak Indonesia, Arena 123, dan Mari Menggambar. Acara anak-anak Si Unyil yang legendaris termasuk salah satu acara yang pernah tayang di saluran ini.

Berita

Acara berita di TVRI memiliki sejarah panjang di Indonesia, dengan bidang berita yang telah ada setidaknya sejak tahun 1964.[49] Di masa Orde Baru, TVRI pernah menjadi satu-satunya stasiun yang boleh menyajikan "berita" di televisi. Acara-acara beritanya saat itu wajib direlay di berbagai stasiun televisi swasta; kewajiban ini baru dicabut pada 30 Juli 2000.

Saat ini, Klik Indonesia adalah acara berita induk di TVRI, disiarkan tiga kali sehari.

Acara gelar wicara yang ditayangkan saat ini di antaranya Indonesia Bicara, Halo Dokter, dan Fokus Terkini.

Olahraga

Acara perdana TVRI secara resmi adalah acara olahraga, yakni siaran langsung Asian Games IV 1962. Pada dekade 1970-an dan 1980-an, TVRI juga tercatat pernah membawa berbagai kompetisi olahraga ke televisi, seperti Piala Dunia yang dimulai sejak 1978.[50]

Pada tahun 2012. TVRI resmi mendapatkan hak siar Serie A untuk 2 tahun ke depan mulai musim 2012-13 hingga 2013-14. Karena TVRI mengalami permasalahan hak siar berupa krisis keuangan pada bulan Desember 2013, maka TVRI memutuskan untuk tidak lagi menyiarkan Serie A.

Acara olahraga saat ini di antaranya Rumah Bulutangkis dan Olahraga Tradisional, di samping TVRI Sport sebagai acara berita olahraga. Acara olahraga terdahulu di antaranya Arena dan Juara serta Dari Gelanggang ke Gelanggang. TVRI juga menyiarkan sejumlah pertandingan sepak bola, seperti Coppa Italia sejak musim 2018-19 (kerjasama dengan pemilik lisensi dari UseeTV).

Sebelumnya, TVRI juga sempat menyiarkan sejumlah acara olahraga lainnya. Pada tahun 2018, TVRI mendapatkan kedua hak siar EFL Championship, Carabao Cup hanya musim 2018-19, kemudian hak siar Premier League untuk musim 2019–20 saja berkat kerjasama dengan pemilik lisensi dari Mola TV, ditambah Indonesian Basketball League, pertandingan bulutangkis dari Badminton World Federation, dan Formula E. Saat masih ditayangkan, sebagian kompetisi tersebut tayang bersamaan di TVRI dan TVRI Sport.

TVRI secara tradisional menyiarkan acara-acara multiolahraga, seperti PON, SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade, namun saat ini telah ada kecenderungan TVRI tidak menyajikan sebagian atau semua dari acara-acara tersebut disebabkan tidak memiliki atau tidak ada keharusan berbagi hak siar. Pada Olimpiade Musim Panas 2016, misalnya, TVRI tidak menyiarkan seluruh pertandingannya secara langsung.[51]

Pada tanggal 18 Desember 2022, TVRI kembali lagi menjadi pemegang hak siar EFL terdiri dari EFL Championship, EFL League One, EFL League Two dan EFL Trophy untuk yang kedua kalinya mulai musim 2022-2023 hingga 2024-2025 mendatang. sebelumnya pertandingan EFL disiarkan di platform Emtek melalui Vidio, Nex Parabola dan Champions TV pada musim 2019-2020 hingga musim 2021-2022 bersama jaringan terestrial UHF RTV pada musim 2020-2021 hingga 2021-2022 lalu yang hanya menyiarkan siaran langsung dan tundanya saja.

Hingga 1 Januari 2023, TVRI tidak lagi menyiarkan acara event olahraga dan beralih ke siaran digital TVRI Sport.

Dokumenter dan pendidikan

Acara dokumenter saat ini di antaranya Pesona Indonesia dan Inspirasi Indonesia, keduanya diproduksi oleh berbagai stasiun TVRI daerah di seluruh Indonesia. Acara lainnya seperti Jendela Dunia, yang menayangkan dokumenter impor singkat tentang budaya dunia.

TVRI pernah dua kali menayangkan acara pendidikan instruksional: pada tahun 2004-2014[butuh rujukan] saat TVRI merelay acara-acara TV Edukasi milik Departemen Pendidikan Nasional, dan pada tahun 2020-2021 saat TVRI menayangkan blok program Belajar dari Rumah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Acara serupa sebelumnya pernah disiarkan melalui frekuensi milik TVRI pada periode 1990-an, namun disiarkan oleh TPI yang saat itu masih menggunakan fasilitas TVRI.

Pada April 2019, TVRI pernah menayangkan seri-seri dokumenter dari Discovery Channel. Penayangan ini sempat menjadi salah satu pertimbangan Dewan Direksi saat itu dalam memberhentikan direktur utama saat itu Helmy Yahya pada awal 2020 lalu. Seri-seri tersebut berhenti tayang pada pertengahan tahun tersebut.

Religi

TVRI merupakan salah satu dari sedikit jaringan televisi nasional yang menyiarkan acara keagamaan untuk berbagai penganut agama, terutama enam agama yang diakui di Indonesia. TVRI juga memelopori siaran adzan Maghrib di televisi setiap hari, yang kini lazim disiarkan di sebagian besar jaringan televisi nasional Indonesia.[butuh rujukan]

Acara keagamaan Islam di TVRI di antaranya adalah Serambi Islami dan Satukan Shaf Indonesia, di samping acara dokumenter seperti Jejak Islam. Selama bulan Ramadan, TVRI juga menayangkan beragam acara keagamaan tambahan. Saluran ini juga secara rutin menayangkan Shalat Jumat secara langsung dari Masjid Istiqlal di Jakarta, juga pembacaan Asmaul Husna setelah adzan Maghrib dan adzan Subuh. Acara-acara khusus juga disiarkan langsung dari Masjid Istiqlal, seperti Salat Id saat Idulfitri dan Iduladha.

Acara keagamaan selain Islam disatukan dalam acara induk berupa Mimbar Agama. Terdapat lima acara Mimbar Agama, masing-masing untuk penganut agama Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. TVRI juga kerap menayangkan secara langsung acara khusus perayaan hari raya agama-agama tersebut, seperti Natal Nasional dan Imlek Nasional.

Penyiar

Transmisi

Siaran gratis

TVRI memiliki 361 stasiun transmisi (termasuk 129 stasiun transmisi digital), yang diklaim mampu menjangkau hingga 78,2% masyarakat Indonesia. Hal ini menjadikan TVRI sebagai saluran televisi dengan jangkauan terluas di antara jaringan televisi mana pun di Indonesia. Stasiun transmisi ini dikelola oleh 35 stasiun TVRI daerah yang berada di seluruh Indonesia.[52]

Berikut ini daftar frekuensi siaran nasional TVRI di berbagai kabupaten/kota di Indonesia. Selain Jabodetabek dan sebagian Banten, TVRI dapat disaksikan di siaran analog melalui stasiun TVRI daerah, praktik yang akan diakhiri secara bertahap pada tahun 2022.

Nama PerusahaanNama StasiunProvinsiKabupaten/KotaFrekuensi digital (DVB-T2)[53]Nama Multiplexing Digital (DVB-T2)[54]
Jawa
LPP TVRI Stasiun JakartaTVRI JakartaDaerah Khusus Ibukota Jakarta, sebagian Banten dan sebagian Jawa Barat43 UHFTVRI Joglo (Jakarta Barat)
TVRI Gunung Tela (Bogor)
LPP TVRI Stasiun BantenTVRI BantenBanten38 UHFTVRI Cilegon
Kabupaten Pandeglang28 UHFTVRI Saketi
Kabupaten Lebak30 UHFTVRI Bayah
LPP TVRI Stasiun Jawa BaratTVRI Jawa BaratJawa Barat35 UHFTVRI Panyandakan
Kabupaten Garut43 UHFTVRI Gunung Cikuray
29 UHFTVRI Cirebon
TVRI Gunung Keling (Kuningan)
32 UHFTVRI Mekarsari (Ciamis)
39 UHFTVRI Pasir Koja (Tasikmalaya)
Kabupaten dan Kota Sukabumi29 UHFTVRI Pasir Surangga
30 UHFTVRI Gunung Malang
Kabupaten Cianjur31 UHFTVRI Gunung Walat
37 UHFTVRI Bukit Nyampai
LPP TVRI Stasiun Jawa TengahTVRI Jawa TengahJawa Tengah30 UHFTVRI Gombel (Semarang)
48 UHFTVRI Colo (Kudus)
Kabupaten Blora28 UHFTVRI Semanggi
30 UHFTVRI Gantungan (via pemancar Batik TV)
Kabupaten Wonogiri23 UHFTVRI Eromoko
31 UHFTVRI Pager Gedog
38 UHFTVRI Pucang Pendawa
28 UHFTVRI Gunung Depok (Banyumas) (via pemancar Kebumen TV)
TVRI Gunung Baribis (Brebes) (via pemancar Kebumen TV)
30 UHFTVRI Gunung Tugel (Purworejo)
48 UHFTVRI Garung (Wonosobo)
LPP TVRI Stasiun Daerah Istimewa YogyakartaTVRI YogyakartaDaerah Istimewa Yogyakarta dan Solo Raya (Jawa Tengah)29 UHFTVRI Pathuk
LPP TVRI Stasiun Jawa TimurTVRI Jawa TimurJawa Timur35 UHFTVRI Surabaya
31 UHFTVRI Oro-oro Ombo (Batu)
TVRI Gunung Doek (Probolinggo)
33 UHFTVRI Gunung Brengik
30 UHFTVRI Gunung Gending
Kabupaten Banyuwangi28 UHFTVRI Alas Malang
39 HUFTVRI Besuki
46 UHFTVRI Ngandong (Tuban)
43 UHFTVRI Cemorosewu (Magetan)
TVRI Gunung Pandan (Madiun)
Kabupaten Pacitan33 UHFTVRI Gunung Brengos
TVRI Wonogondo
Sumatera
LPP TVRI Stasiun AcehTVRI AcehAceh29 UHFTVRI Banda Aceh
TVRI Jantho (Aceh Besar)
TVRI Lhoong (Aceh Besar)
Kota Sabang35 UHFTVRI Sabang
TVRI Lhokseumawe
30 UHFTVRI Langsa
Kabupaten Gayo Lues27 UHFTVRI Blangkejeren
Kabupaten Aceh Singkil46 HUFTVRI Singkil
TVRI Pulau Banyak
Kabupaten Simeulue29 UHFTVRI Sinabang
LPP TVRI Stasiun Sumatera UtaraTVRI Sumatera UtaraSumatera Utara28 UHFTVRI Bandar Baru
29 UHFTVRI Simarjarunjung
46 UHFTVRI Tarutung (Tapanuli Utara)
TVRI Parapat (Simalungun-Toba)
TVRI Balige (Toba)
TVRI Hutaginjang (Tapanuli Utara)
30 UHFTVRI Sibolga
29 UHFTVRI Padangsidempuan
TVRI Gunungsitoli
LPP TVRI Sumatera BaratTVRI Sumatera BaratSumatera Barat30 UHFTVRI Bukit Sarai (Padang)
TVRI Pandai Sikek (Bukittinggi)
TVRI Gunung Gompong (Solok)
Kabupaten Pasaman Barat41 UHFTVRI Pasaman Barat
32 UHFTVRI Taeh Bukit
Kabupaten Pesisir Selatan28 UHFTVRI Painan
LPP TVRI Stasiun RiauTVRI RiauRiau39 UHF[55]TVRI Pekanbaru
Kabupaten Rokan Hulu28 UHFTVRI Pasir Pengaraian
Kabupaten Rokan Hilir40 UHFTVRI Rokan Hilir
32 UHFTVRI Dumai
TVRI Sungai Pakning (Bengkalis)
Kabupaten Indragiri Hilir30 UHFTVRI Tembilahan (via pemancar GemilanG TV)
LPP TVRI Stasiun Kepulauan RiauTVRI Kepulauan RiauKepulauan Riau48 UHFTVRI Batam
TVRI Kijang (Bintan)
Kabupaten Kepulauan Anambas45 UHFTVRI Tarempa
Kabupaten Natuna43 UHFTVRI Natuna
LPP TVRI Stasiun JambiTVRI JambiJambi44 UHFTVRI Telanaipura (Jambi)
TVRI Sarolangun (Sarolangun)
43 UHFTVRI Kuala Tungkal
30 UHFTVRI Muara Bungo
Kota Sungai Penuh dan Kabupaten KerinciTVRI Sungai Penuh (Sungai Penuh)
TVRI Kayu Aro (Kerinci)
LPP TVRI Stasiun BengkuluTVRI BengkuluBengkulu34 UHFTVRI Bengkulu
TVRI Bentiring (Bengkulu)
Kabupaten Mukomuko45 UHFTVRI Mukomuko
TVRI Ipuh (Mukomuko)
LPP TVRI Stasiun Sumatera SelatanTVRI Sumatera SelatanSumatera Selatan29 UHFTVRI Palembang
Kabupaten Musi Banyuasin31 UHFTVRI Sekayu
27 UHFTVRI Lubuk Linggau
30 UHFTVRI Prabumulih
29 UHFTVRI Pagar Alam
27 UHFTVRI Baturaja
LPP TVRI Stasiun Bangka BelitungTVRI Bangka BelitungBangka Belitung30 UHFTVRI Gunung Mangkol
28 UHFTVRI Gunung Manumbing
Kabupaten Bangka Selatan45 UHFTVRI Gunung Muntai
LPP TVRI Stasiun LampungTVRI LampungLampung33 UHFTVRI Gunung Betung
27 UHFTVRI Simpang Pematang
31 UHFTVRI Kotabumi
29 UHFTVRI Liwa
Kalimantan
LPP TVRI Stasiun Kalimantan BaratTVRI Kalimantan BaratKalimantan Barat29 UHFTVRI Pontianak
34 UHFTVRI Singkawang (Singkawang)
TVRI Bengkayang (Bengkayang)
Kabupaten Sambas36 UHFTVRI Sambas
TVRI Sanggau
TVRI Balai Karangan (Sanggau)
Kabupaten Sintang34 UHFTVRI Sintang
TVRI Nanga Merakai
TVRI Senaning
Kabupaten Ketapang28 UHFTVRI Ketapang
TVRI Kedawangan (Ketapang)
LPP TVRI Stasiun Kalimantan TengahTVRI Kalimantan TengahKalimantan Tengah30 UHFTVRI Palangkaraya
TVRI Pulang Pisau
29 UHFTVRI Pangkalan Bun
28 UHFTVRI Sampit
LPP TVRI Stasiun Kalimantan SelatanTVRI Kalimantan SelatanKalimantan Selatan30 UHFTVRI Banjarmasin
29 UHFTVRI Amuntai (Hulu Sungai Utara)
TVRI Kandangan (Hulu Sungai Selatan)
Kabupaten Kotabaru30 UHFTVRI Kotabaru
LPP TVRI Stasiun Kalimantan TimurTVRI Kalimantan TimurKalimantan Timur28 UHFTVRI Gunung Lampu
38 UHFTVRI Balikpapan
Kabupaten Kutai Barat31 UHFTVRI Melak
LPP TVRI Stasiun Kalimantan UtaraTVRI Kalimantan UtaraKalimantan Utara30 UHFTVRI Tarakan (via pemancar Tarakan TV)
28 UHFTVRI Malinau
Kabupaten Nunukan34 UHFTVRI Nunukan
TVRI Sebatik
TVRI Long Bawan
LPP TVRI Stasiun Ibukota NusantaraTVRI NusantaraIbukota NusantaraKota Nusantara38 UHFTVRI Nusantara
Sulawesi
LPP TVRI Stasiun Sulawesi UtaraTVRI Sulawesi UtaraSulawesi Utara29 UHFTVRI Manado
TVRI Makaweimbeng
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara28 UHFTVRI Boroko (Bolaang Mongondow Utara)
Kabupaten Kepulauan Sangihe31 UHFTVRI Tahuna (Kepulauan Sangihe)
Kabupaten Kepulauan Talaud46 UHFTVRI Lirung (Kepulauan Talaud)
LPP TVRI Stasiun GorontaloTVRI GorontaloGorontalo34 UHFTVRI Gorontalo
TVRI Paguyaman (Boalemo)
LPP TVRI Sulawesi TengahTVRI Sulawesi TengahSulawesi Tengah35 UHFTVRI Palu
Kabupaten Donggala31 UHFTVRI Bou
TVRI Pesik
TVRI Tamodo
32 UHFTVRI Donggala
Kabupaten Parigi MoutongTVRI Toboli (Parigi Moutong)
30 UHFTVRI Poso
Kabupaten Banggai28 UHFTVRI Luwuk (Banggai)
30 UHFTVRI Alul (Banggai Kepulauan)
TVRI Bonepuso (Banggai Kepulauan)
LPP TVRI Sulawesi TenggaraTVRI Sulawesi TenggaraSulawesi Tenggara30 UHFTVRI Kendari
TVRI Unaaha (Konawe)
27 UHFTVRI Raha (Muna)
Kabupaten Bombana46 UHFTVRI Boepinang (Bombana)
TVRI Wanci (Wakatobi)
LPP TVRI Stasiun Sulawesi SelatanTVRI Sulawesi SelatanSulawesi Selatan28 UHFTVRI Makassar
29 UHFTVRI Gunung Loka (Bantaeng)
TVRI Sampoddo (Palopo)
28 UHFTVRI Makadae (Sidrap)
30 UHFTVRI Bone
32 UHFTVRI Saukang (Sinjai) (via pemancar Sinjai TV)
LPP TVRI Stasiun Sulawesi BaratTVRI Sulawesi BaratSulawesi BaratKabupaten dan Kota Mamuju28 UHFTVRI Gunung Pati'di (Mamuju)
30 UHFTVRI Pasangkayu
Kepulauan Nusa Tenggara
LPP TVRI Stasiun BaliTVRI BaliBaliSeluruh kabupaten dan kota di Bali30 UHFTVRI Bukit Bakung (Badung)
TVRI Kintamani (Bangli)
LPP TVRI Stasiun Nusa Tenggara BaratTVRI Nusa Tenggara BaratNusa Tenggara Barat29 UHFTVRI Mataram
TVRI Pujut (Lombok Tengah)
TVRI Seganteng (Lombok Timur)
TVRI Swela (Lombok Timur) (via pemancar Selaparang TV)
Kabupaten Sumbawa30 UHFTVRI Sebotok
TVRI Telaga NTB
28 UHFTVRI Bima
29 UHFTVRI Mawu (Bima)
TVRI Pusu (Bima)
LPP TVRI Stasiun Nusa Tenggara TimurTVRI Nusa Tenggara TimurNusa Tenggara TimurKabupaten dan Kota KupangTVRI Kupang
TVRI Oben (Kupang)
Kabupaten Timor Tengah Selatan28 UHFTVRI Soe
Kabupaten Timor Tengah Utara32 UHFTVRI Kefamenanu
30 UHFTVRI Atambua
Kabupaten Sumba Timur28 UHFTVRI Waingapu
Kabupaten Manggarai Barat27 UHFTVRI Labuan Bajo
29 UHFTVRI Ruteng
Kabupaten Ende32 UHFTVRI Aewora
Kabupaten Sikka30 UHFTVRI Maumere
Kepulauan Maluku
LPP TVRI Stasiun Maluku UtaraTVRI Maluku UtaraMaluku Utara28 UHFTVRI Ternate
TVRI Morotai
27 UHFTVRI Pantura Jaya (Halmahera Tengah)
LPP TVRI Stasiun MalukuTVRI MalukuMaluku33 UHFTVRI Bukit Greser (Ambon)
TVRI Sokowati (Seram Bagian Barat)
29 UHFTVRI Jembatan Basah (Seram Bagian Timur)
TVRI Bitorik (Seram Bagian Timur)
TVRI Masohi (Maluku Tengah)
31 UHFTVRI Ulima (Buru Selatan)
Kabupaten Kepulauan Tanimbar28 UHFTVRI Saumlaki (Kepulauan Tanimbar)
TVRI Waturu (Kepulauan Tanimbar)
Kabupaten Kepulauan Aru29 UHFTVRI Mestiang (Kepulauan Aru)
Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara30 UHFTVRI Tual
Papua
LPP TVRI Stasiun Papua BaratTVRI Papua BaratPapua Barat DayaKabupaten dan Kota Sorong28 UHFTVRI Sorong
Kabupaten Sorong SelatanTVRI Kasweri Migori (Sorong Selatan)
TVRI Mugim (Sorong Selatan)
TVRI Ween (Sorong Selatan)
TVRI Haimaran (Sorong Selatan)
Kabupaten Raja AmpatTVRI Piaynemo (Raja Ampat)
TVRI Rutum (Raja Ampat)
Kabupaten Tambrauw33 UHFTVRI Bikar (Tambrauw)
TVRI Wilhelm Roumbouts (Tambrauw)
Kabupaten MaybratTVRI Mukamat (Maybrat)
TVRI Temel (Maybrat)
TVRI Sorowan (Maybrat)
Papua Barat28 UHFTVRI Manokwari
Kabupaten Teluk Bintuni46 UHFTVRI Bintuni
LPP TVRI Stasiun PapuaTVRI PapuaPapua TengahKabupaten Nabire28 UHFTVRI Nabire
Kabupaten Mimika30 UHFTVRI Mimika
Papua43 UHFTVRI Polimak (Jayapura)
29 UHFTVRI Biak (Biak Numfor)
Papua SelatanKabupaten Merauke28 UHFTVRI Merauke
Kabupaten Boven Digoel46 UHFTVRI Tanah Merah (Boven Digoel)

Keterangan:

  • Bahwa tulisan yang miring yaitu melalui satuan transmisi yang tetap bertahan dimiliki oleh lembaga penyiaran publik lokal (LPPL).

Siaran berbayar

Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran mewajibkan lembaga penyiaran berlangganan untuk menyediakan minimal 10% dari kapasitas kanal saluran untuk "menyalurkan program dari lembaga penyiaran publik dan lembaga penyiaran swasta". Meskipun "lembaga penyiaran publik" dalam konteks televisi dapat mengacu pada saluran-saluran dari TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal, hampir semua penyedia televisi berbayar di tingkat nasional hanya menyertakan saluran ini pada daftar salurannya (kecuali Transvision, yang hingga tahun 2022 juga menyiarkan TVRI Sport).[56]

Lihat pula

Referensi

Pranala luar