Kota Tanjungpinang

ibu kota Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia
(Dialihkan dari Tanjungpinang)


Tanjungpinang atau sering juga ditulis Tanjung Pinang adalah ibu kota dari provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Kota ini terletak di Pulau Bintan dan beberapa pulau kecil seperti Pulau Dompak dan Pulau Penyengat, dengan koordinat 0º5' LU dan 104º27' BT. Kota Tanjungpinang dahulunya adalah pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga. Sebelum dimekarkan menjadi kota otonom, Tanjungpinang adalah ibu kota Kabupaten Kepulauan Riau (sekarang Kabupaten Bintan). Kota ini juga awalnya adalah ibu kota Provinsi Riau (meliputi Riau daratan dan kepulauan) sebelum dipindahkan ke Kota Pekanbaru.[2]

Kota Tanjungpinang
Tanjung Pinang
Transkripsi bahasa daerah
 • Abjad Jawiتنجوڠ ڤينڠ
Berkas:Haji Fisabilillah Monument.jpg
Dari atas, kiri ke kanan: Pemandangan Pulau Dompak, Gedung Daerah, Makam Para Sultan Melayu, Monumen Raja Haji Fisabilillah, dan Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah
Lambang resmi Kota Tanjungpinang
Julukan: 
Kota Gurindam
Motto: 
Jujur bertutur, bijak bertindak
Peta
Peta
Kota Tanjungpinang di Sumatra
Kota Tanjungpinang
Kota Tanjungpinang
Peta
Kota Tanjungpinang di Indonesia
Kota Tanjungpinang
Kota Tanjungpinang
Kota Tanjungpinang (Indonesia)
Koordinat: 0°55′08″N 104°27′20″E / 0.91878°N 104.45542°E / 0.91878; 104.45542
Negara Indonesia
ProvinsiKepulauan Riau
Hari jadi6 Januari 1784
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 4
  • Kelurahan: 18
Pemerintahan
 • Wali KotaHasan (Pj.)
 • Wakil Wali KotaLowong
 • Sekretaris DaerahZulhidayat
 • Ketua DPRDYuniarni Pustoko Weni
Luas
 • Total144,56 km2 (55,81 sq mi)
Populasi
 (31 Desember 2023)[1]
 • Total236.106
 • Kepadatan1,600/km2 (4,200/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 78,00% Islam
  • 12,64% Buddha
  • Konghucu 0,23%
  • Hindu 0,03%[2]
 • BahasaIndonesia, Melayu, Jawa, Minangkabau, Hokkien, Tiochiu, Batak
 • IPMKenaikan 81,14 (2023)
sangat tinggi[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
29000
Kode BPS
2172
Kode area telepon+62 771
Pelat kendaraanBP xxxx A*/T*
Kode Kemendagri21.72
Kode SNI 7657:2023TPG
DAURp 506.523.294.000,- (2020)[4]
Situs webwww.tanjungpinangkota.go.id

Kota ini memiliki beberapa tempat pariwisata, seperti Pulau Penyengat yang hanya berjarak kurang lebih 2 mil dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Pantai Trikora dengan pasir putih, terletak kurang lebih 65 km dari kota, dan pantai buatan yaitu Tepi Laut di garis pantai pusat kota.[butuh rujukan]

Pelabuhan Laut Tanjungpinang di Sri Bintan Pura memiliki kapal-kapal jenis feri dan feri cepat (speedboat) untuk akses domestik ke pulau Batam dan pulau-pulau lain seperti Kepulauan Karimun dan Kundur, serta kota-kota lain di Riau. Pelabuhan ini juga merupakan akses internasional ke Malaysia dan Singapura.

Geografi

Kota Tanjungpinang berada di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau dengan letak geografis berada pada 0°51' sampai dengan 0°59' Lintang Utara dan 104°23' sampai dengan 104°34' Bujur Timur. Wilayah Kota Tanjungpinang memiliki luas wilayah sekitar 239, 5 kilometer persegi dan sebagiannya merupakan wilayah perairan laut. Sebagian wilayah Tanjungpinang merupakan dataran rendah, kawasan rawa bakau, dan sebagian lain merupakan perbukitan, sehingga lahan kota sangat bervariasi dan berkontur.[2]

Batas wilayah

Wilayah Kota Tanjungpinang berbatasan dengan beberapa wilayah administratif, yaitu:

UtaraKecamatan Teluk Bintan dan Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan
TimurKecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan
SelatanKecamatan Mantang dan Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan
BaratKota Batam dan Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan

Iklim

Kota Tanjungpinang maupun Pulau Bintan keseluruhan beriklim tropis dengan temperatur 23 °C – 34 °C. Tekanan udaranya berkisar antara 1.010,2 mbs dan 1.013,7 mbs.[5] Secara resmi, wilayah Kota Tanjungpinang tidak memiliki musim kemarau dan musim penghujan. Dalam arti lain, wilayah ini tidak mempunyai perbedaan musim yang mencolok di daerah ini. Dengan demikian, hujan dapat turun sepanjang tahun. Namun setiap akhir sampai dengan awal tahun terjadi "Angin Utara" yang sangat berbahaya dengan gelombang yang sangat kuat.

Sejarah

Berdasarkan Sulalatus Salatin, Tanjungpinang merupakan bagian dari Kerajaan Malaka. Setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugal, Sultan Mahmud Syah menjadikan kawasan ini sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Malaka. Kemudian menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Johor, sebelum diambil alih oleh Belanda setelah mereka menundukan perlawanan Raja Haji Fisabilillah tahun 1784 di Pulau Penyengat.

Pada masa Hindia Belanda, Tanjungpinang merupakan pusat pemerintahan Karesidenan Riouw. Kemudian di awal kemerdekaan Indonesia, menjadi ibu kota Provinsi Riau. Pada tahun 1957, Tanjungpinang menjadi ibu kota Provinsi Riau. Namun dua tahun kemudian ibu kota propinsi itu dipindahkan ke Pekanbaru.[9] Setelah itu statusnya menjadi Kota Administratif hingga tahun 2000. Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2001, pada tanggal 21 Juni 2001 statusnya ditingkatkan menjadi Kota Tanjungpinang. Pusat pemerintahan yang semula berada di pusat Kota Tanjungpinang, kemudian dipindahkan ke Senggarang (bagian utara kota).[10] Hal ini bertujuan untuk pemerataan pembangunan serta mengurangi kepadatan penduduk yang selama ini berpusat di Kota Lama (bagian barat kota). Pada tahun 2002, Kota Tanjungpinang kembali menjadi ibu kota provinsi, yakni Provinsi Kepulauan Riau.

Pemerintahan

Daftar Wali Kota

Pada tahun 2002 Dra. Hj. Suryatati A. Manan terpilih sebagai wali kota pertama melalui pemilihan oleh DPRD Kota Tanjungpinang. Pada tahun 2007, ia terpilih kembali untuk menjadi Wali Kota Tanjungpinang. Kemudian pada tahun 2013, ia digantikan oleh H. Lis Darmansyah, S.H. Kemudian Wali Kota Tanjungpinang dijabat oleh H. Syahrul, S.Pd. Syahrul meninggal dunia dan digantikan oleh Hj. Rahma, S.IP.

NoWali Kota[11]Mulai menjabatAkhir menjabatPrd.Ket.Wakil Wali Kota
Wali Kota Administratif Tanjungpinang
1
Asmuni Hasymi
S.H.
1983
1985
1
[12]
2
Drs. H.
Muhammad Sani
1985
1993
2
[13]
3
Drs.
Andi Rivai Siregar
1993
1996
3
[14]
4
Dra. Hj.
Suryatati Abdul Manan
1996
2001
4
[15]
Wali Kota Tanjungpinang
Dra. Hj.
Suryatati Abdul Manan
17 Oktober 2001
2003
[Ket. 1]
1
2003
2008
5
Wan Izhar Abdullah
2008
2013
6
Edward Mushalli
2
H.
Lis Darmansyah
S.H.
16 Januari 2013
16 Januari 2018
7
Syahrul
Drs. H.
Raja Ariza
M.M.
Januari 2018
21 September 2018
[Ket. 1][17]
3
H.
Syahrul
S.Pd.
21 September 2018
28 April 2020
8
[Ket. 2][18]Rahma
Hj.
Rahma
S.IP.
29 April 2020
21 September 2020
[Ket. 3][19]
4
21 September 2020
21 September 2023
[Ket. 4]Endang Abdullah
Hasan
S.Sos
21 September 2023
Petahana
[Ket. 1]
Keterangan


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Tanjungpinang dalam dua periode terakhir.[20][21]

Partai PolitikJumlah Kursi dalam Periode
2014-20192019-2024
PKB0 2
Gerindra3 3
PDI-P7 5
Golkar4 5
NasDem0 4
PKS3 3
PPP2 2
PAN2 2
Hanura4 2
Demokrat3 2
PKPI2 0
Jumlah Anggota30 30
Jumlah Partai9 10


Kecamatan

Kota Tanjungpinang memiliki 4 kecamatan dan 18 kelurahan (dari total 70 kecamatan, 141 kelurahan dan 275 desa di seluruh Kepulauan Riau). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 207.933 jiwa dengan luas wilayahnya 144,56 km² dan sebaran penduduk 1.438 jiwa/km².[22][23]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Tanjungpinang, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
KecamatanJumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
21.72.04Bukit Bestari5
21.72.01Tanjungpinang Barat4
21.72.03Tanjungpinang Kota4
21.72.02Tanjungpinang Timur5
TOTAL4 Kecamatan dan 18 Kelurahan


Demografi

Komposisi etnis Kota Tanjungpinang pada tahun 2010
EtnisJumlah (%)
Melayu30,7
Jawa27,9
Tionghoa13,5
Minangkabau9,5
Batak6,6
Sunda2,8
Bugis1,9
Lain-lain7,1
Sumber: Sensus Penduduk Tahun 2010[24]

Suku Melayu merupakan penduduk asli dan kelompok suku bangsa terbesar di Tanjungpinang. Disamping itu terdapat pula Suku Bugis dan Tionghoa yang sudah ratusan tahun berbaur dengan Suku Melayu dan menjadi penduduk tetap semenjak zaman Kesultanan Johor-Riau dan Residentie Riouw.[24] Suku Bugis awalnya menetap di Kampung Bugis dan Suku Tionghoa banyak menempati Jalan Merdeka. Setelah masa kemerdekaan, suku Minang mulai mendatangi Tanjungpinang. Di mana orang Minang sebagian besar menempati pemukiman di sekitar pasar[25]

Bahasa yang digunakan di Tanjungpinang adalah Bahasa Melayu. Di samping itu, banyak pula yang menggunakan Bahasa Jawa, Bahasa Minangkabau dan Bahasa Batak.[26] Masyarakat Tionghoa sebagian menggunakan Bahasa Tiochiu dan Bahasa Hokkien dalam berkomunikasi.

Transportasi

Transportasi di Tanjungpinang sebagian besar masih mengandalkan transportasi laut. Di kota ini terdapat 24 pelabuhan domestik dan satu pelabuhan internasional yaitu Pelabuhan Sri Bintan Pura.[9] Untuk terminal angkutan kota, hanya ada satu yaitu Terminal Sei Carang. Sedangkan untuk pengangkutan udara, kota ini dilayani oleh Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah yang memiliki kapasitas 1.000.000 penumpang / tahun. Pada tahun 2014, penumpang yang datang melalui bandara ini berjumlah 135.797 penumpang, sedangkan yang berangkat sebanyak 132.735 orang.[9]

Kesehatan

Rumah sakit

KodeNama Rumah SakitJenisTipeAlamat
1.2072012RSUD Tanjung PinangRSUDCJalan Sudirman №795, Tanjungpinang Barat, Kec. Tanjungpinang Barat, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau 29113
2.2072002RSUD Kepulauan RiauRSUDBJalan WR. Supratman №100, Air Raja, Kec. Tanjungpinang Timur, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau 29122
3.2072023RSAL Dr. Midiyanto SurataniRSBJalan Ciptadi №1, Tanjungpinang Kota, Kec. Tanjungpinang Kota, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau 29111

Ekonomi

Pada tahun 2001, sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam membangun perekonomian Kota Tanjungpinang yaitu sebesar 35,54% kemudian diikuti oleh sektor industri pengolahan 15,37%, sektor bangunan 13,29%, sektor jasa-jasa 12,51%, dan sektor pengangkutan dan komunikasi 10,82%. Sedangkan sektor lainnya meliputi sektor listrik, gas, dan air bersih, keuangan, pertanian, dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 12,47%.[27]

Pariwisata

Pulau Penyengat dilihat dari Tanjungpinang

Pulau Penyengat merupakan salah satu kawasan wisata di Kota Tanjungpinang. Pulau seluas 3,5 km² ini berada di sebelah barat Kota Tanjungpinang dan dapat ditempuh 15 menit dengan transportasi laut. Pada pulau ini terdapat banyak peninggalan lama dengan wujud bangunan yang telah dijadikan situs cagar budaya. Selain itu juga dijumpai kelenteng atau vihara di kawasan Kampung Bugis dan Kampung Senggarang yang sekaligus menjadi kawasan wisata religi. Wisata lainnya juga dapat ditemukan di Pantai Impian, Tugu Pensil, Tepi Laut, Mall Ramayana Tanjungpinang, Bestari Mall, Bintan Indah Mall, Tanjungpinang City Center dan sebagainya.

Pariwisata di Kota Tanjungpinang ditunjang oleh adanya 8 hotel berbintang, 32 hotel melati,[9] 34 rumah makan dan pusat-pusat belanja yang terdiri dari 13 supermarket serta pertokoan yang tersebar di wilayah kota. Pada tahun 2014, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebagian besar berasal dari Singapura (71,39%) dan diikuti oleh Malaysia (13,71%). Wisatawan dari luar ASEAN terutama berasal dari Tiongkok (3,31%), India (2,21%) dan Inggris (1,08%).[9] Kota ini juga menawarkan sajian kuliner aneka hidangan laut Melayu dan masakan Tionghoa.[28]

Galeri

Lihat Juga

Referensi

Pranala luar

(Indonesia) Situs web resmi