Republik Catalonia (2017)

negara yang diproklamasikan tahun 2017

Republik Catalonia (bahasa Katalan: República Catalana) atau umumnya dikenal sebagai Catalonia, adalah sebuah negara yang dideklarasikan secara sepihak di Semenanjung Iberia.[2] Parlemen Catalonia mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol di tengah krisis konstitusional terhadap isu referendum kemerdekaan Catalonia 2017.[3]

Republik Catalonia

República Catalana (Catalonia)
Republica Catalana (Occitania)
República Catalana (Spanyol)
Bendera Catalonia
Bendera
Lambang (de facto) Catalonia
Lambang
(de facto)
Lokasi Republik Catalonia di Eropa.
Lokasi Republik Catalonia di Eropa.
StatusTidak diakui/dipertentangkan
Ibu kotaBarcelona
Bahasa resmiCatalonia
Spanyol
Occitania
Kelompok etnik
Catalonia, Occitania, Spanyol
Agama
Mayoritas Kristen[1]
DemonimCatalan
PemerintahanRepublik di bawah pemerintahan sementara
LegislatifParlemen Catalonia
Sejarah
1 Oktober 2017
• Kemerdekaan diproklamasikan dan ditangguhkan
27 Oktober 2017
Populasi
 - Sensus Penduduk 2016
7,523 juta
Mata uangEuro ()a
(EUR)
Zona waktuCEST
(UTC+2)
Lajur kemudiright
Kode telepon+34 93 (wilayah Barcelona)
+34 97 (sisa wilayah Catalonia)
Santo pelindungSanto Georgius
Ranah Internet.cat
  1. Digunakan secara sepihak; Republik Catalonia bukan anggota resmi dari eurozone.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Setelah parlemen Catalonia mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol, Senat Spanyol mengaktifkan Pasal 155 dari Konstitusi Spanyol 1978,[4] yang dapat mengizinkan pemerintah Spanyol untuk memberlakukan kekuasaan langsung terhadap Catalonia.[5] Dalam waktu singkat, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy membubarkan Parlemen Catalonia, membubarkan Dewan Eksekutif Catalonia dan menyerukan pemilihan regional pada tanggal 21 Desember 2017.[6]

Hingga tanggal 27 Oktober 2017, Republik Catalonia masih belum diakui oleh komunitas internasional, yang menganggap wilayah ini sebagai bagian dari Kerajaan Spanyol.[7]

Sejarah

Latar belakang

Sebuah referendum kemerdekaan, yang ditangguhkan oleh Majelis Konstitusi Spanyol setelah pemerintah Spanyol menyatakan referendum tersebut ilegal, digelar di Catalonia pada tanggal 1 Oktober 2017. Pertanyaan dari referendum tersebut, yang akan dijawab dengan kata "Ya" atau "Tidak", adalah "Apakah Anda ingin Catalonia menjadi negara merdeka dalam bentuk republik?". Pihak "Ya" memenangkan pemungutan suara, dengan 2,044,038 (92.01%) suara memilih untuk kemerdekaan sementara 177,547 (7.99%) memilih untuk menolaknya, meskipun para pemilik hak suara terdaftar yang datang untuk memberikan suaranya hanya mencapai 43.03%.[8][9][10][11]

Pada tanggal 26 dan 27 Oktober 2017, sebuah debat mengenai kemungkinan dideklarasikannya kemerdekaan digelar di Parlemen Catalonia,[12] dan secara bersamaan Senat Spanyol menyerukan pemberlakuan pemerintahan langsung di Catalonia.[5] Pada akhir debat, parlemen Catalonia melakukan pemungutan suara dengan hasil menyetujui deklarasi kemerdekaan secara sepihak dengan dukungan 70–10, dua anggota parlemen memilih abstain dan seluruh anggota parlemen dari Ciudadanos, Partai Sosialis Catalonia dan Partai Rakyat (52 orang) memboikot pemungutan suara yang menurut mereka ilegal oleh para pengacara Parlemen Catalonia.[13][14]

Dewan Umum dari Val d'Aran di wilayah Catalonia barat laut mengumumkan bahwa mereka akan menggelar rapat luar biasa pada tanggal 30 Oktober untuk mengevaluasi konsekuensi dari deklarasi kemerdekaan.[15]

Reaksi dari Pemerintah Spanyol

Sebagai balasannya, Perdana Menteri Mariano Rajoy membubarkan Parlemen Catalonia, membubarkan Dewan Eksekutif Catalonia dan menyerukan pemilihan regional pada tanggal 21 Desember 2017, setelah mendapatkan dukungan dari Senat Spanyol untuk memberlakukan Pasal 155.[6]

Segera setelah pengumuman Rajoy, Direktur Mossos d'Esquadra, Pere Soler i Campins, mengirimkan sebuah surat perpisahan yang memastikan posisinya diganti oleh pemerintah Spanyol.[16] Beberapa media mengisukan bahwa pemerintahan Catalonia yang dipimpin oleh Puigdemont tidak akan menolak pengambilalihan Spanyol terhadap Generalitat.[17]

Hubungan luar negeri

Pengakuan internasional

Hingga saat ini, Republik Catalonia masih belum diakui oleh negara-negara berdaulat manapun.[7] Saat ini, Amerika Serikat[18] Andorra,[19] Argentina,[20] Australia,[21] Azerbaijan,[22] Belanda,[23] Bolivia,[24] Britania Raya,[25] Bulgaria,[26] Chili,[27] Ekuador,[28] Estonia,[29] Finlandia,[30] Georgia,[31] Guatemala,[32] Honduras,[33] Indonesia,[34] Italia,[35] Jerman,[36] Kanada,[37] Kazakhstan,[38] Kolombia,[39] Kosta Rika,[40] Kroasia,[41] Latvia,[42] Lithuania,[43] Malta,[44] Maroko,[45] Meksiko,[46] Moldova,[47] Norwegia,[48] Panama,[49] Paraguay,[50] Prancis,[51] Peru,[52] Polandia,[53] Portugal,[54] Republik Ceko,[55] Republik Irlandia,[56] Rumania,[57] Rusia,[58] Senegal,[59] Serbia,[60] Siprus,[61] Sri Lanka,[62] Swedia,[63] Swiss,[64] Turki,[65] Ukraina,[66] dan Yunani[67] yang telah menyatakan bahwa mereka tidak mengakui kemerdekaan Republik Catalonia sebagai entitas independen dan mendukung integritas teritorial dan keteraturan konstitusional Spanyol.[68][69]

Di sisi lain, beberapa pihak menyatakan ketertarikan mereka untuk mengakui kemerdekaan Catalonia. Seorang anggota parlemen dari partai penguasa Partai Tengah Finlandia berencana untuk menggelar pemungutan suara dan debat untuk mosi di parlemen. Seorang anggota parlemen di Argentina juga menunjukkan ketertarikannya melalui pemungutan suara dan debat di parlemen mereka.[70] Venezuela dan Korea Utara juga menyatakan bahwa mereka mendukung kedaulatan Catalonia tetapi sejauh ini belum ada pengakuan resmi dari mereka.[71] Abkhazia dan Ossetia Selatan menyatakan bahwa mereka tertarik mempertimbangkan untuk mengakui Republik Catalonia jika mereka mendapatkan permintaan dari Catalonia.[72][73]

Menteri Presiden Flemish, Geert Bourgeois, menyatakan dukungan kepada Republik Catalonia, tetapi menambahkan bahwa keputusan berada di tangan pemerintah federal Belgia.[74] Presiden Majelis Korsika, Jean-Guy Talamoni, menyatakan dukungannya untuk kemerdekaan Catalonia, tetapi dukungan ini murni merupakan bentuk simbolik.[75] Pemerintah Skotlandia menyatakan dukungan mereka atas hak untuk menentukan nasib sendiri dari rakyat Catalonia, menyatakan bahwa mereka "mengerti dan menghargai posisi Pemerintah Catalonia".[76]

Keanggotaan Uni Eropa

Sebagai salah satu wilayah Spanyol, komunitas otonom Catalonia juga merupakan bagian dari Uni Eropa (EU/UE), Zona Euro, dan Area Schengen. Sebelum deklarasi, muncul sebuah perdebatan mengenai apakah Catalonia yang merdeka akan mempertahankan keanggotaan mereka di UE dan asosiasi internasional lainnya, atau justru berada di luar seluruh organisasi tersebut. Pemisahan sebuah wilayah dari dari negara yang merupakan anggota mereka tidak secara spesifik dijelaskan di dalam pakta Uni Eropa, meskipun opini-opini legal telah dikeluarkan terhadap Catalonia dan selama debat dalam referendum kemerdekaan Skotlandia 2014.[77][78] "Doktrin Prodi" yang diikuti oleh Komisi Eropa menyatakan bahwa sebuah negara yang memisahkan diri, secara otomatis keluar dari Uni Eropa dan harus memohon keanggotaan sebagai negara luar.[79]

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menyatakan bahwa deklarasi kemerdekaan Catalonia "tidak mengubah apapun" dan bahwa Uni Eropa hanya akan bernegosiasi dengan pemerintah Spanyol, dan juga meminta Spanyol untuk menggunakan "kekuatan argumen, dan bukannya argumen dengan cara unjuk kekuatan."[80]

Lihat juga

Referensi

Pranala luar

Pemerintah

Templat:Topik Catalonia