Samsung

perusahaan asal Korea Selatan

Samsung Group[3] (Hangul삼성; RRsamseong Pengucapan Korea: [sɐmsʌ̹ŋ]; ditulis sebagai SɅMSUNG) adalah konglomerat multinasional yang berkantor pusat di Samsung Town, Seoul, Korea Selatan.[1] Perusahaan ini memiliki sejumlah anak usaha[1] yang mayoritas berbisnis dengan merek Samsung, dan perusahaan ini merupakan chaebol terbesar di Korea Selatan.

Samsung Group
Nama asli
삼성 (三星)
Swasta
IndustriKonglomerat
Didirikan1 Maret 1938; 86 tahun lalu (1938-03-01) di Daegu, Korea Jepang
PendiriLee Byung-chul
Kantor
pusat
Lantai 40 Samsung Electronics Building, 11, Seocho-daero 74-gil, ,
Wilayah operasi
Seluruh dunia
Tokoh
kunci
Lee Jae-yong
(Chairman)
ProdukPakaian, otomotif, bahan kimia, elektronik konsumen, komponen elektronik, peralatan medis, semikonduktor, solid state drive, DRAM, memori kilat, kapal, peralatan telekomunikasi, perabot rumah[2]
JasaPeriklanan, konstruksi, hiburan, jasa keuangan, penyantunan, teknologi informasi komunikasi, jasa perawatan kesehatan, ritel, pembuatan kapal, pencetakan semikonduktor
Anak
usaha
Samsung Electronics
Samsung Engineering
Samsung C&T Corporation
Samsung Heavy Industries
Samsung SDS
Samsung Life Insurance
Samsung Fire & Marine Insurance
Cheil Worldwide
Situs websamsung.com
Samsung
Hangul
Hanja
Alih AksaraSamseong
McCune–ReischauerSamsŏng

Samsung didirikan oleh Lee Byung-chul pada tahun 1938 sebagai sebuah perusahaan perdagangan. Dalam tiga dekade berikutnya, perusahaan ini berekspansi ke sejumlah sektor, seperti pemrosesan makanan, tekstil, asuransi, sekuritas, dan ritel. Samsung kemudian juga berekspansi ke industri elektronik pada akhir dekade 1960-an, serta ke industri konstruksi dan pembuatan kapal pada pertengahan dekade 1970-an, yang mana ketiga sektor ini kemudian menjadi tumpuan pertumbuhan perusahaan ini. Pasca kematian Lee pada tahun 1987, Samsung dipisah menjadi empat grup bisnis, yakni Samsung Group, Shinsegae Group, CJ Group, dan Hansol Group. Sejak tahun 1990, Samsung meningkatkan penjualan produknya di luar Korea Selatan, terutama produk ponsel dan semikonduktornya yang kemudian menjadi sumber pendapatan paling penting. Hingga tahun 2020, Samsung memiliki nilai merek tertinggi kedelapan di dunia.[4]

Anak usaha Samsung yang paling terkenal antara lain Samsung Electronics (perusahaan teknologi informasi, produsen elektronik konsumen, dan produsen chip dengan pendapatan terbesar di dunia pada tahun 2017),[5][6] Samsung Heavy Industries (pembuat kapal dengan pendapatan terbesar kedua di dunia pada tahun 2010),[7], dan Samsung Engineering serta Samsung C&T (masing-masing merupakan perusahaan konstruksi terbesar ke-13 dan ke-36 di dunia).[8] Anak usaha Samsung yang lain diantaranya Samsung Life Insurance (perusahaan asuransi jiwa terbesar ke-14 di dunia),[9] Samsung Everland (operator Everland Resort, taman hiburan tertua di Korea Selatan),[10] dan Cheil Worldwide (agen periklanan dengan pendapatan terbesar ke-15 di dunia pada tahun 2012).[11][12]

Samsung memiliki pengaruh kuat pada perkembangan ekonomi, politik, media, dan budaya di Korea Selatan, serta menjadi pendukung utama di balik "Keajaiban di Sungai Han".[13][14] Anak usaha Samsung memproduksi sekitar seperlima dari total ekspor Korea Selatan.[15] Pendapatan Samsung pun setara dengan 17% PDB Korea Selatan yang sebesar $1.082 milyar.[16]

Semua presiden di kursi C Level Samsung memiliki kekuasaan yang tanpa batas. Tidak heran jika karyawan Samsung kerap menganggap para Presiden perusahaan itu sebagai ‘dewa’.

Jumlah 20 presiden yang dianggap sebagai ‘dewa’ itu hanyalah 0,02 persen dari total karyawan yang ada di Samsung. Mereka merupakan manajemen kunci dan pembuat keputusan bisnis. Tidak heran jika mereka memiliki waktu lebih banyak di kantor dan berkutat dengan pemilik ‘kerajaan’ ketimbang di rumah bersama keluarga.

Etimologi

Menurut pendiri Samsung, arti dari kata Samsung () dalam hanja Korea adalah "tiga bintang". Kata "tiga" merepresentasikan sesuatu yang "besar, banyak, dan kuat",[17] sementara "bintang" berarti awet, seperti halnya bintang di langit.[18][19]

Sejarah

1938–1970

Lee Byung-chul, pendiri Samsung

Pada tahun 1938, Lee Byung-chul (1910–1987), anak dari keluarga pemilik tanah luas di Uiryeong, pindah ke Daegu dan mendirikan Samsung Sanghoe (삼성상회, 三星商會). Samsung pun mulai berbisnis sebagai sebuah perusahaan perdagangan dengan empat orang pegawai di Su-dong (kini Ingyo-dong).[20] Perusahaan ini awalnya memperdagangkan ikan kering,[20] mie, serta bahan makanan yang ditanam di daerah sekitar. Perusahaan inipun berkembang baik dan kemudian Lee memindahkan kantor pusat perusahaannya ke Seoul pada tahun 1947. Saat Perang Korea pecah, Lee terpaksa meninggalkan Seoul. Ia pun mendirikan sebuah pabrik gula di Busan dengan nama Cheil Jedang. Pada tahun 1954, Lee mendirikan Cheil Mojik dan membangun pabrik di Chimsan-dong, Daegu. Pabrik tersebut merupakan pabrik wol terbesar di Korea Selatan.[butuh rujukan]

Samsung kemudian berekspansi ke sejumlah sektor. Lee berupaya menjadikan Samsung sebagai pemimpin di berbagai macam industri. Samsung pun berekspansi ke sektor asuransi, sekuritas, dan ritel.

Pada tahun 1947, Cho Hong-jai, pendiri Hyosung Group, bersama pendiri Samsung, Lee Byung-chull berinvestasi pada sebuah perusahaan baru yang diberi nama Samsung Mulsan Gongsa, atau Samsung Trading Corporation. Perusahaan tersebut kini berkembang menjadi Samsung C&T Corporation. Setelah beberapa tahun, Cho dan Lee berpisah karena memiliki gaya manajemen yang berbeda. Samsung Group pun dipisah menjadi Samsung Group, Hyosung Group, Hankook Tire, dan sejumlah perusahaan lain.[21][22]

Pada akhir dekade 1960-an, Samsung Group masuk ke industri elektronik. Perusahaan ini pun membentuk sejumlah divisi yang terkait dengan elektronik, seperti Samsung Electronics Devices, Samsung Electro-Mechanics, Samsung Corning, dan Samsung Semiconductor & Telecommunications, serta membuat pabriknya di Suwon. Produk elektronik pertama Samsung adalah televisi hitam putih.[butuh rujukan]

1970–1990

SPC-1000, diperkenalkan pada tahun 1982, merupakan produk komputer pertama Samsung (hanya dijual di Korea Selatan) dan menggunakan sebuah pita kaset audio untuk memuat dan menyimpan data, dengan cakram liuk bersifat opsional.[23]

Pada tahun 1980, Samsung mengakuisisi Hanguk Jeonja Tongsin asal Gumi dan resmi masuk ke industri perangkat keras telekomunikasi. Produk pertamanya adalah switchboard. Pabriknya kemudian dikembangkan menjadi pusat produksi telepon, LCD dan faksimili, yang lalu menjadi pusat produksi ponsel Samsung. Perusahaan ini telah memproduksi lebih dari 800 juta unit ponsel hingga saat ini.[24] Samsung kemudian menggabungkan semua aktivitas bisnis yang terkait dengan elektronik ke Samsung Electronics pada dekade 1980-an.

Setelah Lee meninggal pada tahun 1987, Samsung Group dibagi menjadi lima grup bisnis, yakni Samsung Group, Shinsegae Group, CJ Group, Hansol Group, dan JoongAng Group.[25] Shinsegae (toko diskon dan toserba) awalnya merupakan bagian dari Samsung Group, dan resmi dipisah dari Samsung Group pada dekade 1990-an, bersama dengan CJ Group (makanan/bahan kimia/hiburan/logistik), Hansol Group (kertas/telekomunikasi), dan JoongAng Group (media). Saat ini, semua grup tersebut bersifat independen dan bukan merupakan bagian ataupun terkait dengan Samsung Group.[26] Salah satu perwakilan Hansol Group menyatakan bahwa, "Hanya orang yang tidak mengerti hukum yang dapat mempercayai hal yang aneh", dan menambahkan, "Saat Hansol dipisah dari Samsung Group pada tahun 1991, Hansol memutus semua jaminan pembayaran dan hubungan kepemilikan saham dengan Samsung." Salah satu sumber dari Hansol Group pun menegaskan bahwa, "Hansol, Shinsegae, dan CJ telah dikelola oleh manajemen tersendiri sejak resmi dipisah dari Samsung Group". Salah satu direktur eksekutif Shinsegae juga menyatakan bahwa, "Shinsegae tidak memiliki jaminan pembayaran yang terkait dengan Samsung Group".[26]

Referensi

https://gadgetdiva.id/life/43066-samsung-punya-20-presiden-dewa/

Pranala luar