WhatsApp

perusahaan asal Amerika Serikat

WhatsApp (secara resmi WhatsApp Messenger) adalah sebuah layanan perpesanan instan (IM) dan voice-over-IP (VoIP) terpusat yang bersifat freeware, lintas platform, yang dimiliki oleh konglomerat teknologi Amerika Serikat, Meta Platforms.[9] Layanan ini memungkinkan penggunanya untuk mengirimkan pesan teks, pesan suara, dan pesan video,[10] melakukan panggilan suara dan video, serta berbagi gambar, dokumen, lokasi pengguna, dan konten-konten lainnya.[11][12] Aplikasi klien WhatsApp berjalan pada perangkat seluler, dan dapat diakses dari komputer.[13] Layanan ini membutuhkan nomor telepon seluler untuk mendaftar.[14] Pada bulan Januari 2018, WhatsApp merilis aplikasi bisnis mandiri (standalone) yang disebut WhatsApp Business yang dapat berkomunikasi dengan klien WhatsApp standar.[15][16]

WhatsApp
Tipelayanan daring, Pengirim pesan instan, aplikasi seluler dan proyek
BerdasarkaXMPP
Versi pertamaFebruari 2009; 15 tahun lalu (2009-02)
Versi stabil
Versi sebelumnya
Android: 2.24.7.25 (29 Maret 2024)
GenrePerpesanan instan, VoIP
LisensiProprietary software dengan EULA
"Wilayah Eropa"[1]
"lainnya"[2]
Karakteristik teknis
Sistem operasiAndroid, iOS, KaiOS, macOS, Windows (Dua yang terakhir memerlukan verifikasi satu kali dari klien aplikasi seluler.)
PlatformiOS, Android dan Windows
Ukuran183.7 MB (iOS)[3]
78.6 MB (Android)[4]
Formatunduhan digital
Metode inputlayar sentuh
Bahasa pemrogramanErlang
Format kode
Format berkas
Informasi pengembang
PembuatBrian Acton, Jan Koum
PengembangMeta Platforms, Will Cathcart (Kepala WhatsApp)[5][6]
PenerbitBursa Microsoft, App Store dan Google Play
Informasi tambahan
Situs webwww.whatsapp.com
BlogBlog oficial
Stack ExchangeEtiqueta
Subredditwhatsapp
Facebook: WhatsApp Twitter: WhatsApp Instagram: whatsapp Telegram: whatsapp Youtube: UCAuerig2N-RZWJT8x75V9yw
Sunting di Wikidata Sunting di Wikidata • Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Melakukan obrolan daring di WhatsApp

Layanan ini dibuat oleh WhatsApp Inc. dari Mountain View, California, yang diakuisisi oleh Facebook, Inc. pada bulan Februari 2014 dengan nilai sekitar US$19.3 miliar.[17][18] Layanan ini menjadi aplikasi perpesanan paling populer di dunia pada tahun 2015,[19][20] dan memiliki lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh dunia pada bulan Februari 2020.[21] Pada tahun 2016, layanan ini telah menjadi alat komunikasi Internet utama di berbagai kawasan termasuk Amerika Latin, anak benua India, serta sebagian besar Eropa dan Afrika.[19]

Sejarah

2009–2014

WhatsApp dibuat oleh Brian Acton dan Jan Koum, yang sebelumnya karyawan di Yahoo!.

Pada Januari 2009, ketika membeli sebuah iPhone, Koum dan Acton menyadari akan potensi dari industri aplikasi software pada App Store(iOS), kemudian mereka mulai mengunjungi Alex Fishman yang merupakan seorang teman Koum di West San Jose untuk membicarakan model baru aplikasi berkirim pesan yang akan menunjukkan "status di samping nama individu".[22] Mereka tahu bahwa untuk melangkah lebih jauh dibutuhkan seorang pengembang iPhone. Fishman mengunjungi situs RentAcoder.com, menemukan developer berkebangsaan Rusia bernama Igor Solomennikov, dan memperkenalkannya kepada Koum.

Koum menamakan aplikasinya WhatsApp agar terdengar seperti "What's up" yang berarti apa kabar. Pada 24 Februari 2009 dia melegalkannya[23] menjadi perusahaan WhatsApp Inc. di California. Versi paling awal dari dari WhatsApp sering mengalami crash komputer, membuat Koum mempertimbangkan untuk menyerah dan mencari pekerjaan baru. Namun Acton memintanya bersabar menunggu untuk "beberapa bulan lagi".[22]

Pada Juni 2009, Apple meluncurkan push technology yang mengizinkan pengguna untuk di-ping ketika mereka tidak sedang menggunakan aplikasi, Koum beradaptasi dengan mengubah WhatsApp sehingga setiap orang dalam jaringan pengguna akan diberitahu ketika status pengguna diubah.[24] Ketika WhatsApp 2.0 dirilis dengan komponen berkirim pesan tiba-tiba jumlah pengguna aktif melonjak ke 250.000. Meskipun Acton sedang bekerja pada perusahaan rintisan lain, dia memutuskan untuk bergabung ke dalam perusahaan.[24] Pada Oktober 2009, Acton membujuk 5 orang temannya yang dikenalnya saat bekerja di Yahoo! untuk menginvestasikan $250.000 dalam pendanaan modal benih, selanjutnya Acton menjadi co-founder dan mendapatkan saham. Acton secara resmi bergabung dengan WhatsApp pada 1 November.[24] Sesudah berbulan-bulan setelah mode beta diluncurkan, aplikasi dirilis pada November 2009, eksklusif di App Store yang ada pada iPhone. Koum lalu memperkerjakan seorang teman di Los Angeles, Chris Peiffer, untuk mengembangkan versi BlackBerry, yang selesai 2 bulan kemudian.[24] Pada 2010, WhatsApp mendapatkan banyak tawaran akuisisi dari Google yang kemudian ditolak.[25]

Untuk menutupi biaya dari pengiriman teks verifikasi kepada pengguna, WhatsApp mengubah layanan gratisnya menjadi berbayar. Pada Desember 2009, menu berkirim poto ditambahkan untuk versi iOS. Pada awal tahun 2011, WhatsApp menjadi salah satu dari 20 aplikasi teratas di App Store Apple Amerika.[24]

Pada April 2011, Sequoia Capital menginvestasikan $8 juta dengan lebih dari 15% saham kepemilikan di perusahaan setelah proses negosiasi berbulan-bulan dengan pihak Sequoia yang diwakili Jim Goetz..[26][27][28]

Februari 2013, WhatsApp memiliki 200 juta pengguna aktif dan 50 staff. Sequoia mengucurkan dana lagi sebanyak $50 juta, menjadikan valuasi perusahaan bernilai $1.5 miliar.[24] Pada tahun yang sama WhatsApp mengakuisisi Santa Clara perusahaan berbasis rintisan, SkyMobius, pegembang Vtok,[29] sebuah aplikasi video dan panggilan suara.[30]

Pada Desember 2013 WhatsApp memposting di Whatsapp blog yang mengklaim bahwa 400 juta pengguna aktif menggunakan layanannya setiap bulan.[31]

2014–2015

Pada 19 Februari 2014, satu tahun setelah ventura kapital memvaluasikan $1.5 miliar valuasi,[32] Facebook, Inc. mengumumkan akuisisi pada WhatsApp dengan nilai US$19 miliar, akuisisi tersebut merupakan yang terbesar hingga saat ini, perusahaan ventura yang mendukung WhatsApp, Sequoia Capital menerima kira-kira 5000% keuntungan bersih dari investasi awalnya.[33] Facebook, yang diwakili oleh Allen & Co, membayar $4 miliar secara tunai, $12 miliar dalam bentuk kepemilikan saham di Facebook, dan sisanya (diwakili oleh Morgan Stanley) $3 miliar dalam bentuk unit saham terbatas diberikan untuk pendiri WhatsApp Koum dan Acton.[34] Saham karyawan dijadwalkan untuk dibagikan 4 tahun selanjutnya setelah penutupan.[35] Hari-hari sesudah pengumuman akuisisi, pengguna WhatsApp mengalami kehilangan layanan yang menyebabkan kemarahan di media sosial.[36]

Akuisisi menyebabkan besarnya jumlah pengguna yang mencoba dan atau pindah ke layanan berkirim pesan lainnya. Telegram klaim bahwa mereka memperoleh 8 juta pengguna baru;[37] dan Line, 2 juta pengguna.[38]

Dalam presentasinya sebagai pembicara utama pada Mobile World Congreess di Barcelona pada bulan Februari 2014, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan bahwa akuisisi Facebook terhadap WhatsApp sangat dekat hubungannya dengan visi dari Internet.org.[39][40] Sebuah artikel dari TechCrunch mengatakan bahwa ini adalah tentang visi dari Zuckerberg:[39]

Dia mengatakan, idenya adalah untuk mengembangkan sekelompok basis layanan internet yang akan digunakan secara gratis tanpa biaya – 'layaknya panggilan 911 melalui internet.' Hal ini bisa diterapkan pada layanan jejaring sosial seperti Facebook, layanan berkirim pesan, mungkin juga pencarian dan hal lainnya seperti cuaca. Menyediakan hal semacam ini secara gratis untuk pengguna akan bekerja seperti semacam obat-obatan yang mencandu – Pengguna yang mungkin mampu membeli layanan data dan telepon akhir-akhir ini tidak mengerti mengapa mereka membayar layanan data tersebut. Ini akan memberi mereka beberapa konteks mengapa layanan data penting, dan itu akan membuat mereka membayar lebih banyak layanan seperti ini - atau begitulah harapannya.

Selang 3 hari setelah pengumuman pembelian oleh Facebook, Koum berkata mereka sedang bekerja untuk membuat panggilan suara. Dia menambahkan bahwa ponsel genggam yang baru akan dijual di Jerman dengan merek WhatsApp dan tujuan utamanya adalah WhatsApp ada di semua ponsel cerdas.[41]

Pada Agustus 2014, WhatsApp merupakan aplikasi berkirim pesan paling populer secara global, dengan lebih dari 600 juta pengguna.[42] Pada awal Januari 2015, Forbes memprediksi bahwa antara tahun 2012 sampai 2018, industri telekomunikasi akan mengalami penurunan $386 miliar karena layanan berbasis OTT seperti WhatsApp dan Skype.[43] Pada bulan itu juga WhatsApp mendapatkan lebih dari 800 juta pengguna.[44][45] Di September 2015, penggunanya naik 900 juta,[46] dan pada Februari 2016 menjadi 1 miliar.[47]

Menu pesan suara yang dapat dilakukan antara 2 akun ditambahkan pada aplikasi pada bulan Maret dan April 2015.[48]

Tepat 30 November 2015, pengguna WhatsApp Android yang membuat tautan ke layanan berkirim pesan lain, seperti Telegram tidak lagi bisa diklik dan disalin.[49][50][51] Banyak sumber mengkonfirmasi bahwa hal tersebut memang disengaja, bukan kutu (komputer),[51] dan telah diimplementasikan pada kode program Android yang langsung mengenali URL Telegram teridentifikasi.[51] (kata "telegram" muncul pada kode WhatsApp.[51]) Beberapa orang berpendapat tindakan tersebut anti persaingan usaha,[49][50][51] namun pihak WhatsApp enggan memberikan penjelasan.

2016–2019

Tepat tanggal 18 Januari 2016 pendiri WhatsApp Jan Koum mengumumkan bahwa layanannya tidak akan lagi membebankan biaya kepada pelanggan sebesar $1 per tahun, ini adalah usaha untuk menghilangkan masalah yang dihadapi bagi pengguna yang tidak memiliki kartu kredit.[52][53] Dia menambahkan bahwa aplikasi tidak akan memunculkan iklan dari pihak ketiga, dan bahwa hal tersebut akan membawa kepada fitur baru yang cakap berkomunikasi dalam kegiatan bisnis.[47][54]

Juni 2016, lewat postingan blog perusahaannya, WhatsApp melaporkan bahwa lebih dari 100 juta pesan suara per hari telah terjadi.[55]

Di tanggal 10 November 2016, WhatsApp merilis versi beta dari dua-langkah-verifikasi untuk pengguna Android, yang mengizinkan pengguna untuk menggunakan alamat email mereka sebagai tindakan perlindungan akun.[56] Pada bulan yang sama, Facebook berhenti mengumpulkan data untuk periklanan di Eropa.[57] Pada bulan selanjutnya, menu panggilan video antara 2 akun diperkenalkan.[58]

Pada 24 Februari 2017, (ulang tahun WhatsApp ke-8), WhatsApp merilis fitur baru Status yang sama dengan Snapchat dan Facebook stories.[59]

Pada 18 Mei 2017, dilaporkan bahwa Komisi Eropa akan mendenda Facebook €110 juta yang disebut dengan istilah "informasi menyesatkan" yang terjadi selama 2014 dalam proses pengambilalihan WhatsApp. Pihak Komisi menuduh bahwa di tahun 2014 ketika Facebook mengakuisisi WhatsApp, pihak facebook "secara keliru mengklaim bahwa secara teknik akan tidak mungkin menggabungkan informasi pengguna dari Facebook dan Whatsapp secara otomatis". Namun pada musim panas 2016, WhatsApp telah memulai berbagi data informasi pengguna dengan perusahaan induknya, yang mengizinkan informasi seperti nomor telepon yang digunakan di WhatsApp sebagai target dari iklan Facebook. Pihak Facebook mengakui pelanggaran tersebut, tetapi mereka mengatakan kesalahan dalam pengajuan di tahun 2014 tersebut "tidak disengaja".[57]

Pada September 2017, pendiri WhatsApp Brian Acton meninggalkan perusahaan untuk memulai organisasi nirlaba,[60] yang selanjutnya dikenal sebagai Signal Foundation, di mana sekarang berkembang menjadi kompetitor WhatsApp yaitu Signal.[61] WhatsApp juga mengumumkan bentuk bisnis mereka pada masa mendatang yang bisa menjangkau perusahaan-perusahaan penyedia layanan pelanggan,[62] dan maskapai penerbangan KLM dan Aeroméxico mengumumkan partisipasi mereka dalam tahap percobaannya.[63][64][65][66] Maskapai penerbangan tersebut sebelumnya telah meluncurkan layanan pelanggan mereka di Facebook Messenger.

Pada Januari 2018, WhatsApp merilis WhatsApp Business untuk penggunaan bisnis kecil.[67]

Pada April 2018, pendiri WhatsApp dan CEO Jan Koum mengumumkan bahwa dia akan meninggalkan perusahaan.[68] Facebook selanjutnya mengumumkan bahwa posisi Koum akan digantikan oleh Chris Daniels.[69]

Selanjutnya pada September 2018, WhatsApp memperkenalkan fitur panggilan audio dan video berkelompok.[70][71] Pada bulan Oktober pilihan, "Usap Untuk Membalas" ditambahkan pada Android versi beta, 16 bulan selanjutnya diperkenalkan untuk versi iOS.[72]

Tepat 25 Oktober 2018, WhatsApp mengumumkan dukungannya untuk penggunaan Stiker. Namun tidak seperti aplikasi lain, WhatsApp menyediakan aplikasi pihak ketiga untuk menambahkan Stiker ke kolom pesan diaplikasinya.[73]

Pada tanggal 25 November 2019, WhatsApp mengumumkan investasi sebesar $250.000 untuk ekosistem startup melalui kerja sama dengan perusahaan rintisan India, yang mana akan menyediakan 500 startup dengan dukungan iklan Facebook masing-masing $500.[74]

Bulan Desember 2019, WhatsApp mengumumkan bahwa update terbaru akan melarang pengguna Apple yang belum update ke iOS 9 atau lebih tinggi dan bagi pengguna Samsung, Huawei, Sony, dan Google yang belum melakukan update Android ke versi 4.0 per tanggal 1 Februari 2020. Perusahaan juga melaporkan bahwa sistem operasi Windows Phone tidak akan lagi didukung setelah tanggal 31 Desember 2019.[75] Pada bulan yang sama WhatsApp juga mengumumkan menjadi aplikasi ponsel cerdas nomor 3 terbanyak diunduh selama satu dekade terakhir dari 2010 hingga 2019.[76]

Sejak 2020

Di awal tahun 2020, Whatsapp merilis "mode gelap" untuk perangkat iPhone dan Android–sebuah desain baru yang dibuat dengan tema gelap.[77] Bulan Maret, WhatsApp berkerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia dan UNICEF untuk menyediakan panggilan saluran siaga agar setiap orang mendapatkan informasi Pandemi COVID-19.[78] Bulan yang sama, WhatsApp memulai menguji coba sebuah fitur untuk menolong pengguna menemukan lebih banyak informasi dan konteks tentang informasi yang mereka terima.[79]

Pada Oktober 2020, WhatsApp meluncurkan fitur yang mengizinkan penggunanya untuk mensenyapkan di antara individu dan di grup chat untuk selamanya. Mode chat senyap sekarang bisa diatur dengan memilih '8 jam', '1 minggu', dan 'Selalu'. Pilihan 'Selalu' menggantikan pilihan '1 tahun' yang merupakan pilihan sebelumnya.[80] Fitur baru ini sekarang tersedia pada perangkat iOS dan Android, serta pada WhatsApp versi web.[81]

Pada Januari 2021, WhatsApp mengumumkan kebijakan privasi baru yang mana pengguna akan dipaksa untuk menerima atau berhenti menggunakan aplikasi per tanggal 8 Februari 2021. Kebijakan baru ini akan mengizinkan WhatsApp untuk berbagi data dengan perusahaan induknya, Facebook. Dikarenakan beberapa masalah WhatsApp menunda implementasi pembaruan kebijakan privasi ini yang seharusnya 8 Februari 2021 menjadi 15 Mei 2021.[82][83]

1 Maret 2021, WhatsApp mulai merilis dukungan untuk layanan pihak ketiga yang menyediakan stiker animasi yang tersedia di Iran, Brazil, dan Indonesia. Pengguna WhatsApp sekarang bisa menggunakan aplikasi populer seperti "Sticker Maker' dan mengimpor paket stiker animasi ke kolom chat.[84]

24 Maret 2021, WhatsApp memperluas dukungannya untuk layanan pihak ketiga yang menyediakan stiker animasi ke seluruh dunia.[85]

Platform yang didukung

Riwayat platform

Setelah beberapa bulan pada mode beta, rilis pertama secara resmi WhatsApp pada November 2009, eksklusif pada App Store yang ada di iPhone. Pada Januari 2010, ditambahkan untuk pengguna BlackBerry; dan kemudian untuk Symbian pada Mei 2010, dan untuk Android pada Agustus 2010. Agustus 2011, versi beta untuk nokia dengan sistem operasi Series 40 ditambahkan. Satu bulan kemudian, dukungan untuk Windows Phone ditambahkan, selanjutnya Blackberry 10 pada Maret 2013.[86] Pada April 2015, dukungan untuk operasi sistem Samsung, Tizen ditambahkan.[87] Perangkat tertua yang bisa mengoperasikan WhatsApp adalah Symbian untuk Nokia N95 yang rilis pada Maret 2007. (pada Juni 2017, WhatsApp tidak lagi kompetibel dengan OS ini.)[butuh rujukan]

Pada Agustus 2014, WhatsApp merilis pembaruan untuk versi Android, menambahkan dukungan untuk jam tangan pintar wear OS.[88]

Pada 21 Januari 2015, WhatsApp meluncurkan WhatsApp Web, sebuah peramban berbasis situs web yang bisa digunakan dengan sinkronisasi dari perangkat ponsel terhubung.[89]

Pada 26 Februari 2016, WhatsApp mengumumkan mereka akan berhenti mendukung layanannya untuk perangkat BlackBerry (termasuk BlackBerry 10), series 40, Symbian S60,[90][91] serta versi yang lebih lama dari Android (2.2), Windows Phone (7.0), dan iOS (6), pada akhir tahun 2016.[92] BlackBerry, Series 40, dan Symbian selanjutnya diperpanjang hingga 30 Juni 2017.[93] Pada Juni 2017, dukungan untuk BlackBerry dan Series 40 sekali lagi diperpanjang sampai akhir tahun 2017, sementara Symbias diberhentikan.[94]

Dukungan untuk BlackBerry dan yang lebih lama (Versi 8.0), Windows Phone dan yang lebih lama (versi 6) dan perangkat iOS diberhentikan pada 1 Januari 2018, tetapi diperpanjang hingga Desember 2018 untuk Nokia Seri 40.[95] Pada Juli 2018, WhatsApp mengumumkan akan segera menyediakan layanannya untuk ponsel fitur KaiOS.[96][97]

Pada Oktober 2019, WhatsApp secara resmi meluncurkan sebuah fitur baru pengunci aplikasi menggunakan sidik jari bagi pengguna Android.[98]

Pada bulan Agustus 2021, WhatsApp meluncurkan fitur yang memungkinkan riwayat obrolan ditransfer di antara sistem operasi seluler. Fitur ini hanya diimplementasikan pada ponsel Samsung, dengan rencana untuk diperluas ke Android dan iOS "segera".[99]

WhatsApp secara resmi meluncurkan mode Companion untuk pengguna Android, yang memungkinkan pengguna menautkan hingga lima ponsel Android ke satu akun. Sekarang, fitur ini juga tersedia untuk pengguna iOS, yang memungkinkan mereka untuk menautkan hingga empat iPhone.[100]

Android dan iPhone

Platform utama yang didukung penuh oleh WhatsApp adalah perangkat yang mendukung telepon seluler yang menjalankan Android, dan iPhone.[101]

WhatsApp Web

WhatsApp secara resmi menyediakan layanannya untuk PC melalui situs web, dengan nama WhatsApp Web,[102] Pada akhir Januari 2015 melalui pengumuman yang dibuat oleh Koum pada halaman Facebooknya: "situs web kami dirancang sederhana sebagai perpanjangan ponsel anda: web browser akan mencerminkan tampilan percakapan dan pesan layaknya dari perangkat ponsel Anda—ini artinya semua pesan Anda masih terhubung pada ponsel Anda". Para pengguna WhatsApp harus terhubung dengan internet agar browser aplikasinya berfungsi. Semua desktop browser didukung kecuali Internet Explorer. Antarmuka WhatsApp Web didasarkan pada mode default Android 1 dan bisa diakses melalui web.whatsapp.com. Akses diberikan sesudah pengguna memindai kode QR personal mereka melalui aplikasi WhatsApp di ponsel.

Tepat pada 21Januari 2015, versi desktop hanya tersedia untuk pengguna Android, BlackBerry, dan Windows Phone. Selanjutnya ditambahkan dukungan untuk iOS, Nokia seri 40, dan Nokia S60 (Symbian).[103][104]

Ada banyak kesamaan solusi untuk macOS, seperti open-source ChitChat , yang sebelumnya dikenal sebagai WhatsMac.[105][106][107]

Pada bulan Januari 2021, versi terbatas Android beta memungkinkan pengguna untuk menggunakan WhatsApp Web tanpa harus membuat aplikasi seluler tetap terhubung ke Internet. Pada bulan Maret 2021, fitur beta ini diperluas ke pengguna iOS.[108] Namun, perangkat yang ditautkan (menggunakan WhatsApp Web, WhatsApp Desktop, atau Facebook Portal) akan terputus jika pengguna tidak menggunakan ponsel mereka selama lebih dari 14 hari.[109] Versi beta multi-perangkat hanya dapat menampilkan pesan selama 3 bulan terakhir di versi web, yang tidak dapat dilakukan tanpa versi beta karena versi web disinkronkan dengan ponsel.[110] Sejak April 2022, versi beta multi-perangkat diintegrasikan secara default di WhatsApp dan pengguna tidak dapat memeriksa pesan lama di versi web lagi.[111][112]

Microsoft Windows dan Mac

Pada 10 Mei 2016, layanan pesan diperkenalkan oleh sistem operasi Microsoft Windows dan macOS. Dukungan untuk panggilan video dan suara dari klien desktop kemudian ditambahkan. Serupa dengan format WhatsApp Web, aplikasi akan disinkronkan dengan perangkat ponsel pengguna, layanan ini tersedia untuk diunduh pada situs web. layanan ini didukung sistem operasi dari Windows 8 dan OS X 10.10 dan di atasnya.[113][114][115]

iPad tidak didukung

Pengguna iPad yang mencari aplikasi WhatsApp akan melihat banyak klien pihak ketiga. Beberapa hasil pencarian teratas memiliki nama dan logo yang menyerupai WhatsApp itu sendiri, dan beberapa pengguna tidak menyadari bahwa mereka menggunakan klien pihak ketiga. Sesuai kebijakan WhatsApp, menggunakan klien pihak ketiga dapat mengakibatkan akun diblokir secara permanen.[116]

Hingga 2023, WhatsApp tidak memiliki klien resmi untuk iPad.[101] Dalam sebuah wawancara tahun 2022 dengan The Verge, pimpinan WhatsApp Will Cathcart mengakui bahwa "[o]rang-orang sudah lama menginginkan aplikasi iPad" dan mengatakan bahwa tim akan "senang melakukannya."[117] Pada bulan September 2023, versi beta WhatsApp dirilis untuk iPad, namun tidak ada tanggal rilis versi stabil resmi yang diumumkan.[118]

Hal-hal teknis

WhatsApp menggunakan versi penyesuaian Extensible Messaging and Presence Protocol (XMPP).[119] Pada saat instalasi, WhatsApp akan membuat akun penguna dengan menggunakan satu nomor ponsel pengguna sebagai username (Jabber ID: [phone number]@s.whatsapp.net).

Perangkat lunak WhatsApp secara otomatis akan membandingkan semua nomor ponsel dari buku alamat yang ada pada perangkat dengan pusat database dari pengguna WhatsApp yang secara otomatis menambahkannya ke daftar kontak pengguna WhatsApp. Sebelumnya, versi Android dan Nokia Seri 40 menggunakan MD5-hash, versi terbalik dari IMEI ponsel sebagai password.[120] Sementara pada versi iOS menggunakan alamat MAC Wi-Fi ponsel alih-alih IMEI.[121][122] Pembaruan pada tahun 2012 mengimplementasikan pembuatan kata sandi acak di sisi server.[123] Secara alternatif pengguna bisa menggirim kontak siapapun di pangkalan data WhatsApp melalui alamat url https://api.whatsapp.com/send/?phone=[phone number] di mana[phone number] adalah nomor kontak yang juga termasuk kode negara.

Beberapa perangkat yang mendukung dual SIM mungkin tidak kompatibel dengan WhatsApp, meskipun ada beberapa pengerjaan solusi tidak resmi untuk menginstal aplikasi ini.[124]

Pada Februari 2015, WhatsApp memperkenalkan fitur panggilan suara; fitur ini menolong WhatsApp untuk menarik pengguna dari segmen lain yang berbeda.[125][126] Pengkodean suara WhatsApp adalah Opus,[127][128][129] yang menggunakan algoritme kompresi audio modifikasi modified discret cosine transform (MDCT) dan linear predictive coding (LPC).[130] WhatsApp menggunakan Opus pada tingkat sampel 8–16 kHz.[127][129] Pada 14 November 2016, WhatsApp menambahkan fitur panggilan video bagi pengguna di semua perangkat Android, iPhone, dan Windows Phone.[131][132]

Pada November 2017, WhatsApp merilis fitur baru yang bisa membuat penggunanya menghapus pesan yang telah terkirim dikarenakan kesalahan dalam rentang waktu 7 menit.[133]

Pesan multimedia dikirim dengan mengunggah gambar, audio atau video yang dikirim ke server HTTP dan selanjutnya mengirim tautan ke konten bersama dengan tumbnail pengkodean Base64 encoded, jika ada.[134]

WhatsApp mengikuti mekanisme "simpan dan teruskan" untuk pertukaran pesan di antara 2 pengguna. Ketika pengguna mengirim sebuah pesan, pesan pertama akan pergi ke server WhatsApp di mana pesan disimpan, selanjutnya server secara berulang akan meminta si penerima pesan untuk mengkonfirmasi penerimaan pesan. Segera setelah pesan dikonfirmasi server akan mengirimkan pesan ke si penerima pesan; pesan tidak lagi ada di pangkalan data server. Server WhatsApp akan tetap menyimpan pesan dalam waktu 30 hari ketika pesan tidak terkirim (ketika WhatsApp si penerima pesan tidak aktif selama 30 hari).[135][sumber terbitan sendiri?]

Enkripsi ujung-ke-ujung

Pada 18 November 2014, pengembang perangkat lunak Open Whisper System mengumumkan kemitraan dengan WhatsApp untuk menyediakan enkripsi ujung-ke-ujung dengan memasukkan protokol enkripsi yang digunakan di Signal ke setiap platform klien WhatsApp.[136] Pihak Open Whisper System mengatakan bahwa mereka telah selesai memasukkan protokol ke dalam klien WhatsApp versi terkini untuk Android, dan dukungan untuk klien lainnya, seperti pesan grup/media, dan verifikasi kunci juga akan segera hadir.[137] WhatsApp mengkonfirmasi kerja sama tersebut kepada awak media, akan tetapi tidak ada pengumuman atau dokumentasi mengenai fitur enkripsi pada website resmi mereka, dan permintaan lebih lanjut untuk memberikan komentar ditolak.[138] Pada April 2015, majalah Jerman Heise Security menggunakan ARP spoofing untuk mengkonfirmasi bahwa protokol telah diimplementasikan untuk pesan Android-ke-Android, dan bahwa pesan WhatsApp dari atau ke iPhone yang dijalankan iOS masih belum dienkripsi ujung-ke-ujung.[139] Mereka mengungkapkan keprihatinan bahwa pengguna WhatsApp biasa masih belum bisa membedakan antara pesan terenkripsi ujung-ke-ujung dengan pesan biasa.[139]

Pada 5 April 2016, WhatsApp dan Open Whisper System mengumumkan bahwa mereka telah selesai menambahkan enkripsi ujung-ke-ujung untuk "setiap bentuk komunikasi" di WhatsApp, dan bahwa pengguna sekarang bisa memverifikasi kunci satu sama lain.[140][141] Pengguna juga diberi opsi untuk mengaktifkan mekanisme trust on first use [en] sebagai perintah untuk memberitahu jika kunci koresponden berubah.[142] Menurut buku putih yang rilis beserta dengan pengumuman tersebut, pesan WhatsApp dienkripsi dengan Signal Protocol [en].[143] Panggilan WhatsApp dienkripsi dengan SRTP, dan semua komunikasi klien-server "dilapisi di dalam sebuah saluran terenkripsi yang terpisah."[143]

Pada tanggal 14 Oktober 2021, WhatsApp meluncurkan enkripsi enkripsi ujung-ke-ujung untuk cadangan (backup) di Android dan iOS. Fitur ini harus diaktifkan oleh pengguna dan menyediakan opsi untuk mengenkripsi cadangan dengan kata sandi atau kunci enkripsi 64 digit.[144]

Aplikasi ini dapat menyimpan salinan terenkripsi dari pesan obrolan ke dalam kartu SD, tetapi pesan obrolan juga disimpan secara tidak terenkripsi di dalam file basis data SQLite "msgstore.db".[145]

WhatsApp Payments

WhatsApp Payments (dipasarkan sebagai WhatsApp Pay) adalah fitur transfer uang antar sesama pengguna. Layanan ini tersedia secara umum di India dan Brasil, dan di Singapura hanya untuk transaksi WhatsApp Business.[146][147]

India

Pada bulan Juli 2017, WhatsApp telah menerima izin dari Korporasi Pembayaran Nasional India [en] (NPCI) untuk menjalin kerjasama dengan beberapa bank di India,[148] dalam melakukan transaksi melalui United Payments Interface [en] (UPI),[149] yang mengandalkan nomor ponsel untuk melakukan transfer antar-rekening.[150] Pada bulan November 2020, pembayaran UPI melalui WhatsApp pada awalnya dibatasi hingga 20 juta pengguna,[151] dan menjadi 100 juta pengguna pada bulan April 2022,[152] dan menjadi tersedia secara umum bagi semua orang pada bulan Agustus 2022.[153]

Proyek mata uang kripto Facebook/WhatsApp, 2019-2022

Pada 28 Februari 2019, The New York Times memberitakan bahwa Facebook "berharap berhasil ketika Bitcoin gagal" dengan mengembangkan sebuah mata uang kripto sendiri yang akan dikelola langsung oleh WhatsApp. Proyek ini dilaporkan melibatkan lebih dari 50 teknisi dibawah arahan mantan presiden PayPal yaitu David A. Marcus. "Koin Facebook" ini akan menjadi koin stabil yang dipatok dengan nilai dari sekeranjang mata uang asing yang berbeda.[154]

Bulan Juni 2019, Facebook secara resmi mengumumkan bahwa proyek akan dinamakan Libra, dan perusahaan merencanakan membuat sebuah dompet digital yang dinamakan "Calibra" yang diintegrasikan kedalam Facebook dan WhatsApp.[155] Setelah regulator keuangan di berbagai wilayah menyuarakan kekhawatirannya, Facebook menyatakan bahwa mata uang ini, berganti nama menjadi Diem sejak bulan Desember 2020, dan akan membutuhkan ID yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk verifikasi, serta aplikasi dompet akan memiliki perlindungan terhadap penipuan. Calibra diganti namanya menjadi Novi pada bulan Mei 2020.[156][157][158]

Meta (sebelumnya Facebook) mengakhiri proyek Novi pada tanggal 1 September 2022.[159][160]

Penggunaan

WhatsApp dapat digunakan untuk pengguna iPhone, BlackBerry, Android, serta Symbian (Nokia). Aplikasi WhatsApp hanya dapat bekerja untuk sesama pengguna yang memiliki aplikasi WhatsApp. Aplikasi WhatsApp ini dapat diunduh secara gratis di websitenya. Aplikasi ini menggunakan nomor telepon ponsel yang kita gunakan untuk berinteraksi dengan sesama pengguna WhatsApp. Ini memungkinkan pengguna untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Aplikasi ini juga menggunakan fitur push sehingga pengguna dapat selalu memberitahukan pesan yang sedang diterima.

Kestabilan Koneksi

WhatsApp mengandalkan koneksi internet melalui jaringan GPRS/EDGE/3G/4G atau Wi-Fi untuk menjalankannya. Aplikasi WhatsApp ini tidak keluar saat tidak tersambung dengan koneksi internet. Kontak maupun ruang obrol tetap terlihat walaupun tidak tersambung dengan koneksi internet, tetapi terdapat tanda jam yang menandakan pesan ditunda pengirimannya sampai terdapat koneksi internet.

Notifikasi

Terdapat pilihan notifikasi untuk pemberitahuan pesan baru di bagian pengaturan. Terdapat pilihan untuk menampilkan pesan baru secara Pop Up atau hanya tampil di bagian notifikasi. Selain itu, terdapat pula pengaturan suara panggilan di bagian pengaturan.

Nomor ponsel sebagai PIN

Ketika pengguna baru mendaftar Whatsapp, maka pengguna akan diminta untuk mendaftar dengan nomor telepon, yang digunakan sebagai identitas, seperti PIN pada Blackberry Messenger. yang diperlukan. Untuk memulai obrolan, pengguna harus mengisi daftar kontak telepon dan melakukan sinkronisasi dengan menekan tombol segarkan di option saat berada di daftar teman (+), atau memindai kode QR yang disediakan WhatsApp untuk menambahkan Kontak tanpa menyimpan secara langsung. Apabila lawan bicara terdaftar menggunakan nomor ponsel tersebut, WhatsApp akan mencarinya sendiri dan menampilkan teman Anda langsung di daftar panggilan.

Tanda pesan

WhatsApp menggunakan tanda, untuk memberikan info terkirim pesan.

  • Satu tanda centang (berwarna abu-abu) berarti pesan berhasil dikirim
  • Dua tanda centang (berwarna abu-abu) berarti pesan telah diterima tetapi belum dibaca
  • Dua tanda centang berwarna biru berarti pesan telah di baca
  • Apabila tidak ada koneksi internet, akan muncul tanda jam yang mengartikan pengiriman pesan tertunda[161]

Fitur

WhatsApp dapat mengirim File:

  1. Foto langsung dari kamera, pengelola berkas , dan galeri.
  2. Video langsung dari video kamera, pengelola berkas, dan galeri.
  3. Audio langsung merekam suara, pengelola berkas, audio.
  4. Lokasi
  5. Kontak (mengirim detail kontak dari kontak telepon).

Fitur lain yang terdapat di WhatsApp adalah:

  1. View Contact: melihat kontak di kontak telepon, WhatsApp juga muncul sebagai daftar kontak di kontak telepon
  2. Avatar: Anda tidak dapat mengganti Avatar secara manual, WhatsApp akan mengambil data avatar dari Profile phonebook. Apabila menggunakan sinkronisasi Facebook dengan Phonebook, maka avatar yang muncul adalah avatar Facebook.[butuh rujukan]
  3. tambah pintasan: dapat juga menambahkan pintasan ke layar depan.
  4. Email Conversation Anda pun dapat mengirim semua perbincangan melalui email.
  5. salin dan kutip: Setiap kalimat perbincangan juga dapat di salin, meneruskan dan menghapus dengan menekan dan menahan kalimat tersebut dilayar.
  6. emoji: Untuk menambahkan serunya perbincangan, Anda pun dapat menambahkan emoji dengan banyak pilihan.
  7. cari: fitur dasar setiap IM, Anda dapat mencari daftar kontak melalui fitur ini.
  8. Telepon: karena pin WhatsApp ini sama dengan nomor ponsel teman, Anda pun dapat melakukan panggilan langsung dari aplikasi WhatsApp ini.[butuh rujukan]
  9. WhatsApp Call: Pengguna bisa melakukan panggilan melalui WhatsApp dengan koneksi internet.[162] dan juga bisa menelpon lebih dari 2 orang.
  10. WhatsApp Video Call: Pengguna bisa menelepon seperti bertatapan langsung dengan orang yang di telepon. Selain itu juga ada fitur tambah kontak lain lebih dari 2 orang maksimal 8 orang.[163] Dan video call di WhatsaApp beta sudah bisa sampai 50 orang[164]
  11. Laporan Baca: Fungsi ini sebenarnya untuk melihat centang biru dan siapa yang baca status kita, jika kita matikan kita tidak bisa melihat apakah pesan sudah dibaca status kita sudah dibaca orang, termasuk sama yang kita ingin chat atau saat baca status seseorang tidak akan ketahuan apakah sudah baca atau belum.
  12. Blokir: digunakan untuk memblok kontak yang ingin diblokir.
  13. Info: Anda pun dapat mengganti Info yang sudah tersedia di WhatsApp seperti Ada, Sibuk, lagi sekolah, dll.
  14. Status: Anda dapat membuat status dan selama 24 jam lalu hilang. Fitur ini seperti pamer pamer sama teman sendiri, mengirim video, foto, dan teks polos yang bentuk font bisa diubah.
  15. Tidak hanya teks: WhatsApp memiliki fitur untuk mengirim gambar, video, suara, dan lokasi GPS melalui GPS atau Google Maps. Media tersebut langsung dapat ditampilkan dan bukan berupa tautan.
  16. Terintegrasi ke dalam sistem: WhatsApp, layaknya SMS, tidak perlu membuka aplikasi untuk menerima sebuah pesan. Notifikasi pesan masuk ketika ponsel sedang mati akan tetap disampaikan jika ponsel sudah hidup.
  17. Status Pesan: - Jam untuk proses loading di HP kita - Tanda centang jika pesan terkirim ke jaringan - Tanda centang ganda jika pesan sudah terkirim ke teman chat. - tanda seru (!) merah jika pesan gagal
  18. Broadcats dan Group chat: Broadcast untuk kirim pesan ke banyak pengguna. Group chat untuk mengirim pesan ke anggota sesama komunitas.
  19. Hemat Bandwidth: Karena terintegrasi dengan sistem, maka tidak perlu login dan loading contact/avatar, sehingga transaksi data makin irit. Aplikasi dapat dimatikan, dan hanya aktif jika ada pesan masuk, sehingga bisa menghemat baterai.[165]
  20. Hapus Pesan Ke Semua Orang: Fitur ini memungkinkan kita menghapus atau menarik kembali pesan yang telah terkirim. Awalnya fitur ini hanya tersedia untuk pengguna beta,[166][167] hingga kemudian dirilis ke publik.[168][169]


Kontroversi dan kritik

Misinformasi

WhatsApp telah berulang kali memberlakukan pembatasan penerusan pesan (forward messages) sebagai tanggapan atas penyebaran informasi yang keliru di beberapa negara, termasuk India dan Australia. Langkah tersebut, yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2018 untuk memerangi spam, diperluas dan tetap aktif pada tahun 2021. WhatsApp menegaskan bahwa pembatasan penerusan pesan telah membantu mengekang penyebaran misinformasi terkait COVID-19.[170][171][172]

Pembunuhan di India

Di India, WhatsApp mendorong orang-orang untuk melaporkan pesan-pesan yang bersifat penipuan atau menghasut kekerasan setelah ada insiden penghakiman massa di India, yang mengakibatkan pembunuhan orang-orang yang tidak bersalah karena pesan-pesan WhatsApp yang berbahaya dan secara keliru menuduh para korban tersebut berniat menculik anak-anak.[173] Terdapat serangkaian kejadian berkaitan dengan hal tersebut antara tahun 2017 hingga 2020, Setelah itu WhatsApp mengumumkan perubahan untuk pengguna platform di India yang diberi label pesan-pesan yang diteruskan dengan label seperti itu.[174]

Pemilu 2018 di Brasil

Dalam sebuah investigasi mengenai penggunaan media sosial dalam politik, ditemukan bahwa WhatsApp disalahgunakan untuk menyebarkan berita palsu dalam pemilihan presiden tahun 2018 di Brasil.[175] Dilaporkan bahwa US$3 juta dihabiskan untuk kontribusi ilegal yang disembunyikan terkait dengan praktik ini.[176]

Para peneliti dan jurnalis meminta perusahaan induk WhatsApp, Facebook, untuk mengadopsi langkah-langkah yang serupa dengan langkah-langkah yang diadopsi di India dan membatasi penyebaran hoaks dan berita bohong.[175]

Keamanan dan privasi

WhatsApp pada awalnya dikritik karena kurangnya enkripsi, dan hanya mengirimkan informasi dalam bentuk plaintext.[177] Enkripsi pertama kali ditambahkan pada bulan Mei 2012.[178][179][180] Enkripsi ujung-ke-ujung baru diterapkan sepenuhnya pada bulan April 2016 setelah proses selama dua tahun. Hingga September 2021, diketahui bahwa WhatsApp memanfaatkan secara ekstensif kontraktor luar dan sistem kecerdasan buatan untuk memeriksa pesan, gambar, dan video pengguna tertentu (yang telah ditandai oleh pengguna sebagai pesan yang mungkin bersifat disalahgunakan); dan menyerahkan kepada penegak hukum berupa metadata, termasuk informasi akun dan lokasi yang sangat sensitif.[181]

Pada tahun 2016, WhatsApp secara luas dipuji karena penambahan enkripsi ujung-ke-ujung dan mendapatkan nilai 6 dari 7 poin dalam "Kartu Penilaian Pesan Aman" dari Electronic Frontier Foundation [en].[182] WhatsApp dikritik oleh para peneliti keamanan dan Electronic Frontier Foundation karena menggunakan cadangan (backup) yang tidak dilindungi oleh enkripsi ujung-ke-ujung dan memungkinkan pesan diakses oleh pihak ketiga.[183][184]

Pada bulan Mei 2019, kerentanan keamanan di WhatsApp ditemukan dan diperbaiki yang memungkinkan orang dari jarak jauh untuk menginstal spyware dengan melakukan panggilan yang tidak perlu dijawab.[185][186]

Pada bulan September 2019, WhatsApp dikritik karena penerapan fitur 'hapus untuk semua orang'. Pengguna iOS dapat memilih untuk menyimpan media ke rol kamera mereka secara otomatis. Ketika pengguna menghapus media untuk semua orang, WhatsApp tidak menghapus gambar yang disimpan di rol kamera iOS sehingga pengguna tersebut dapat menyimpan gambar tersebut. WhatsApp merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa "fitur ini bekerja dengan baik," dan bahwa gambar yang disimpan di rol kamera tidak dapat dihapus karena lapisan keamanan Apple.[187]

Pada bulan November 2019, WhatsApp merilis fitur privasi baru yang memungkinkan pengguna memutuskan siapa saja yang dapat menambahkan mereka ke grup.[188]

Pada bulan Desember 2019, WhatsApp mengonfirmasi adanya kelemahan keamanan yang memungkinkan peretas menggunakan file gambar GIF berbahaya untuk mendapatkan akses ke data penerima. Ketika penerima membuka galeri di dalam WhatsApp, meskipun tidak mengirimkan gambar berbahaya, peretasan akan terpicu dan perangkat serta isinya menjadi rentan. Cacat tersebut telah di patch dan pengguna dianjurkan untuk memperbarui WhatsApp.[189][190][191]

Pada 17 Desember 2019, WhatsApp memperbaiki kelemahan keamanan yang memungkinkan serangan siber berulang kali membuat aplikasi perpesanan crash untuk semua anggota obrolan grup, yang hanya dapat diperbaiki dengan memaksa menghapus sepenuhnya aplikasi dan menginstal ulang.[192] Bug tersebut ditemukan oleh Check Point pada Agustus 2019 dan dilaporkan ke WhatsApp. Aplikasi tersebut diperbaiki di versi 2.19.246 dan seterusnya.[193][194]

Untuk tujuan keamanan, sejak 1 Februari 2020, WhatsApp tidak lagi tersedia di ponsel pintar yang menggunakan sistem operasi lawas seperti Android 2.3.7 atau versi yang lebih lama maupun iPhone iOS 8 atau versi yang lebih lama yang sudah tidak lagi diperbarui oleh penyedia layanan.[195]

Pada tanggal 16 Desember 2020, sebuah klaim bahwa WhatsApp memberikan akses ke pesan pribadi kepada Google turut disebutkan dalam kasus anti monopoli yang menimpa WhatsApp. Karena pengaduan tersebut direduksi secara besar-besaran karena merupakan kasus yang sedang berlangsung, maka tidak diungkapkan apakah ini merupakan dugaan perusakan terhadap enkripsi ujung-ke-ujung aplikasi, atau Google mengakses cadangan pengguna.[butuh klarifikasi][196]

Pada bulan Januari 2021, WhatsApp mengumumkan pembaruan pada Kebijakan Privasi mereka yang menyatakan bahwa WhatsApp akan membagikan data pengguna dengan Facebook dan "keluarga perusahaan" mulai Februari 2021. Sebelumnya, pengguna dapat memilih untuk tidak ikut serta dalam pembagian data tersebut, tetapi kebijakan baru menghapus opsi ini. Kebijakan Privasi yang baru tidak akan berlaku di Uni Eropa, karena hal ini ilegal menurut GDPR. Facebook dan WhatsApp dikritik secara luas atas langkah ini.[197][198][199] Pemberlakuan kebijakan privasi ditunda dari 8 Februari hingga 15 Mei 2021,[200][201] WhatsApp mengumumkan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk membatasi fungsionalitas aplikasi bagi mereka yang tidak menyetujui persyaratan baru. WhatsApp tidak membatasi aplikasi: mereka hanya menegaskan bahwa aplikasi tidak dapat digunakan tanpa persetujuan.[202]

Pada tanggal 15 Oktober 2021, WhatsApp mengumumkan bahwa mereka akan mulai menawarkan layanan enkripsi ujung-ke-ujung untuk cadangan obrolan, yang berarti bahwa tidak ada pihak ketiga (termasuk WhatsApp dan vendor penyimpanan awan) yang akan memiliki akses ke informasi pengguna. Fitur enkripsi baru ini menambahkan lapisan perlindungan tambahan pada cadangan obrolan yang disimpan di Apple iCloud atau Google Drive.[203]

Pada tanggal 29 November 2021, sebuah dokumen FBI diungkap oleh Rolling Stone, yang mengungkapkan bahwa WhatsApp merespons surat perintah dan panggilan pengadilan dari penegak hukum dalam hitungan menit, memberikan metadata pengguna kepada pihak berwenang. Metadata tersebut mencakup informasi kontak dan buku alamat pengguna.[204]

Pada bulan Januari 2022, sebuah aplikasi pengawasan yang tidak ditutupi kerahasiaan informasinya mengungkapkan bahwa, WhatsApp mulai melacak tujuh pengguna dari Tiongkok dan Makau pada bulan November 2021, berdasarkan permintaan dari penyelidik DEA AS. Aplikasi ini mengumpulkan data tentang siapa yang dihubungi pengguna dan seberapa sering, serta kapan dan bagaimana mereka menggunakan aplikasi tersebut. Hal ini dilaporkan bukan kejadian yang terisolasi, karena agen federal dapat menggunakan Undang-Undang Privasi Komunikasi Elektronik untuk melacak pengguna secara diam-diam tanpa memberikan alasan yang jelas atau menautkan nomor pengguna ke identitas mereka.[205]

Pada awal tahun 2022, terungkap bahwa perusahaan rintisan yang berbasis di San Diego, Boldend, telah mengembangkan alat untuk meretas enkripsi WhatsApp, mendapatkan akses ke data pengguna, pada waktu ketika perusahaan rintisan tersebut didirikan pada tahun 2017. Kerentanan tersebut dilaporkan telah dipatch pada Januari 2021. Boldend dibiayai, sebagian, oleh Peter Thiel, seorang investor terkemuka di Facebook.[206]

Pada bulan September 2022, masalah keamanan kritis dalam fitur panggilan video Android WhatsApp dilaporkan. Bug integer overflow memungkinkan pengguna aktor jahat untuk mengambil kendali penuh atas aplikasi korban setelah panggilan video antara dua pengguna WhatsApp dilakukan. Masalah ini telah dipatch pada hari ketika dilaporkan secara resmi.[207]

Lembaga-lembaga di Britania Raya

Hingga 2023, WhatsApp digunakan secara luas oleh lembaga-lembaga pemerintah di Britania Raya, namun demikian, penggunaan ini dianggap problematik karena menghambat publik, termasuk jurnalis, untuk mendapatkan catatan pemerintah yang lebih akurat saat mengajukan permintaan kebebasan informasi.[208]

Komisioner informasi memberikan peringatan bahwa penggunaan WhatsApp memiliki risiko terhadap transparansi—menyusul adanya kebocoran pesan WhatsApp dari salah satu mantan pejabatnya—sebab anggota Parlemen, menteri, dan pejabat pemerintah yang ingin menghindari pengawasan publik dapat menggunakan WhatsApp meskipun ada saluran resminya.[209] Para pegiat transparansi juga menentang praktik ini di pengadilan.[210]

Khususnya, selama pandemi COVID-19, pemerintah Britania Raya secara rutin menggunakan perangkat pribadinya dan bukan perangkat yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengambil keputusan dalam mengelola manajemen krisis, salah satunya menggunakan WhatsApp. Ketika penyelidikan resmi (en:UK Covid-19 Inquiry) terhadap pandemi mulai mencari bukti pada Mei 2023, hal ini menimbulkan masalah bagi kemampuan penyidik untuk mengumpulkan materi yang ingin dicari. Perangkat pribadi mantan Perdana Menteri, Boris Johnson, telah disusupi oleh pelanggaran keamanan dan diklaim bahwa perangkat tersebut tidak dapat dinyalakan untuk memulihkan pesan.[211] Lebih lanjut, Kantor Kabinet telah mengklaim bahwa karena banyak pesan yang tidak relevan dengan penyelidikan, maka mereka hanya perlu menyerahkan materi yang telah mereka pilih sebagai materi yang relevan. Pengadilan Tinggi, dalam tinjauan yudisial yang dimohonkan oleh Kantor Kabinet, menyatakan bahwa semua dokumen yang dicari oleh penyelidikan harus diserahkan tanpa editan.[212]

Pada tahun 2018, dilaporkan bahwa sekitar 500.000 staf Jawatan Kesehatan Nasional (NHS) menggunakan WhatsApp dan sistem pesan instan lainnya di tempat kerja dan sekitar 29.000 orang telah menghadapi tindakan disiplin karena melakukan praktik tersebut. Tingkat penggunaan paling tinggi dilaporkan berasal dari staf klinis garis depan untuk memenuhi kebutuhan perawatan. Hal ini didasarkan pada kebijakan NHS yang tidak mengizinkan para stafnya menggunakan aplikasi pesan instan tidak resmi karena berkaitan dengan kerahasiaan pasien.[213]

Versi modifikasi

Pada bulan Maret 2019, WhatsApp merilis panduan untuk pengguna yang telah menginstal versi modifikasi (mod) WhatsApp yang tidak resmi dan memperingatkan bahwa WhatsApp dapat memblokir pengguna yang menggunakan klien yang tidak resmi.[214]

Skandal pengintaian WhatsApp

Pada Mei 2019, WhatsApp diserang oleh peretas dengan memasang spyware di sejumlah ponsel korbannya.[215] Peretasan tersebut, yang diduga dikembangkan oleh perusahaan teknologi pengawasan Israel, NSO Group, dengan cara menginjeksikan malware ke dalam ponsel pengguna WhatsApp melalui bug yang dieksploitasi dari jarak jauh di dalam fungsi panggilan Voice over IP. Laporan dari Wired mencatat bahwa serangan tersebut dapat menyuntikkan malware melalui panggilan ke ponsel yang dijadikan sasaran, meskipun pengguna tidak menjawab panggilan tersebut.[216]

Pada tanggal 29 Oktober 2019, WhatsApp mengajukan gugatan terhadap NSO Group di pengadilan San Francisco, mengklaim bahwa dugaan serangan siber tersebut melanggar undang-undang AS termasuk Computer Fraud and Abuse Act (CFAA).[217] Menurut WhatsApp, eksploitasi tersebut "menargetkan setidaknya 100 pembela hak asasi manusia, wartawan, dan anggota masyarakat sipil lainnya" di antara total 1.400 pengguna di 20 negara.[218][219][220] Pada tanggal 16 Juli 2020, seorang hakim federal AS memutuskan bahwa gugatan terhadap NSO group dapat dilanjutkan. NSO Group mengajukan mosi agar gugatan tersebut dibatalkan, tetapi hakim menolak semua argumennya.[221]

Pada bulan April 2020, NSO Group menganggap bahwa klien pemerintahnya harus bertanggung jawaban atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang diajukan oleh WhatsApp. Dalam pernyataannya melalui dokumen yang diterima dari pengadilan, NSO ini mengklaim bahwa gugatan yang diajukan terhadap perusahaan WhatsApp dapat mengancam "keamanan nasional dan masalah kebijakan luar negeri" kliennya. NSO tidak mengungkapkan daftar lengkap klien pemerintahnya, akan tetapi menurut penelitian oleh Citizen Lab klien tersebut meliputi, Arab Saudi, Bahrain, Kazakhstan, Maroko, Meksiko, dan Uni Emirat Arab.[222]

Peretasan ponsel Jeff Bezos

Pada bulan Januari 2020, sebuah analisis forensik digital mengungkapkan bahwa pendiri Amazon, Jeff Bezos, menerima pesan terenkripsi di WhatsApp dari akun resmi Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Pesan tersebut dilaporkan berisi file berbahaya, yang jika diterima akan mengakibatkan ponsel Bezos diretas. Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), David Kaye dan Agnes Callamard, kemudian mengonfirmasi bahwa ponsel Jeff Bezos diretas melalui WhatsApp, karena dia merupakan salah satu sasaran dari daftar Saudi yang terdiri dari orang-orang yang dekat dengan jurnalis The Washington Post (Jeff Bezos pemilik dari surat kabar tersebut), Jamal Khashoggi.[223][224]

FBI

Pada tahun 2021, sebuah dokumen FBI yang diperoleh oleh Property of the People, Inc., sebuah organisasi nirlaba 501(c)(3), melalui permintaan FOIA, mengungkapkan, bahwa WhatsApp dan iMessage rentan terhadap pencarian waktu nyata oleh penegak hukum.[225][226][227]

Tek Fog

Pada bulan Januari 2022, sebuah investigasi oleh The Wire menemukan bahwa BJP, sebuah partai politik India diduga menggunakan sebuah aplikasi bernama Tek Fog [en] yang mampu meretas akun WhatsApp yang sudah tidak aktif secara massal untuk mengirim pesan secara massal ke kontak mereka dengan propaganda. Menurut The Wire, seorang pembocor informasi yang memiliki akses ke aplikasi tersebut mampu meretas sebuah akun WhatsApp uji coba yang dikendalikan oleh reporter "dalam hitungan menit."[228][229] Setelah itu, terungkap bahwa berita tersebut adalah berita bohong dan The Wire pun mengeluarkan permintaan maaf secara resmi kepada para pembacanya.[230]

Terorisme

Pada bulan Desember 2015, dilaporkan bahwa organisasi teroris ISIS telah menggunakan WhatsApp untuk merencanakan serangan Paris November 2015.[231] Menurut The Independent, ISIS juga menggunakan WhatsApp untuk perdagangan perbudakan seks.[232]

Pada bulan Maret 2017, Menteri Dalam Negeri Britania Raya, Amber Rudd, mengatakan bahwa kemampuan enkripsi pada aplikasi perpesanan seperti WhatsApp tidak dapat diterima, karena dilaporkan bahwa Khalid Masood menggunakan aplikasi ini beberapa menit sebelum melakukan serangan Westminster 2017 dan penegak hukum tidak dapat membaca pesan-pesan tersebut karena terlindungi enkripsi ujung-ke-ujung. Rudd secara terbuka menyerukan agar polisi dan badan intelijen diberi akses ke WhatsApp dan layanan pesan terenkripsi lainnya untuk mencegah serangan teror di masa depan. Langkah tersebut dikritik oleh kelompok-kelompok kebebasan sipil.[233]

Pada bulan April 2017, pelaku serangan truk di Stockholm dilaporkan menggunakan WhatsApp untuk bertukar pesan dengan seorang pendukung ISIS sesaat sebelum dan sesudah kejadian. Pesan-pesan tersebut berisi tentang cara membuat alat peledak dan pernyataan pengakuan atas serangan tersebut.[234]

Pada bulan April 2017, hampir 300 grup WhatsApp dengan sekitar 250 anggota dilaporkan digunakan untuk memobilisasi pelempar batu di Jammu dan Kashmir untuk mengganggu operasi pasukan keamanan di lokasi-lokasi pertemuan. Menurut polisi, 90% dari grup-grup ini ditutup setelah polisi menghubungi admin mereka.[235] Lebih lanjut, setelah penyelidikan selama enam bulan yang melibatkan penyusupan pada 79 grup WhatsApp, Badan Investigasi Nasional India (NIA) melaporkan bahwa dari sekitar 6.386 anggota dan admin grup-grup tersebut, sekitar 1.000 di antaranya merupakan penduduk Pakistan dan negara-negara teluk. Lebih lanjut, atas bantuan mereka dalam meniadakan operasi anti-teror, para pelempar batu India mendapatkan dana melalui perdagangan barter dari Pakistan dan cara-cara tidak langsung lainnya.[236]

Pada bulan Mei 2022, FBI menyatakan bahwa seorang simpatisan ISIS, yang berencana untuk membunuh George W. Bush, ditangkap berdasarkan data WhatsApp-nya. Menurut surat perintah penangkapan tersangka, akun WhatsApp-nya ditempatkan di bawah pengawasan.[237]

Penipuan dan malware

Ada banyak penipuan yang sedang berlangsung di WhatsApp yang memungkinkan para peretas menyebarkan virus atau malware.[238] Pada bulan Mei 2016, beberapa pengguna WhatsApp dilaporkan telah tertipu untuk mengunduh aplikasi pihak ketiga yang disebut WhatsApp Gold, yang merupakan bagian dari penipuan dengan menginfeksi ponsel para pengguna menggunakan malware.[239] Sebuah pesan yang menjanjikan untuk mengizinkan akses ke percakapan teman-teman WhatsApp mereka, atau daftar kontak mereka, telah menjadi serangan yang paling populer terhadap siapa pun yang menggunakan aplikasi ini di Brasil. Mengeklik pesan tersebut sebenarnya mengirimkan pesan teks berbayar. Sejak Desember 2016, lebih dari 1,5 juta orang telah mengklik dan kehilangan uang.[240]

Aplikasi lain yang disebut GB WhatsApp dianggap berbahaya oleh perusahaan keamanan siber Symantec karena biasanya melakukan beberapa operasi yang tidak sah pada perangkat pengguna akhir.[241]

Pemblokiran

Brasil

Pada tanggal 1 Maret 2016, Diego Dzodan, wakil presiden Facebook (sekarang META) untuk Amerika Latin ditangkap di Brasil karena tidak bekerja sama dalam investigasi terkait permintaan percakapan WhatsApp.[242] Pada tanggal 2 Maret 2016, saat fajar keesokan harinya, Dzodan dibebaskan karena Pengadilan Banding menyatakan bahwa penangkapan tersebut tidak proporsional dan tidak masuk akal.[243]

Pada tanggal 2 Mei 2016, penyedia layanan seluler di Brasil diperintahkan untuk memblokir WhatsApp selama 72 jam karena kegagalan untuk kedua kalinya bagi layanan ini untuk bekerja sama dengan perintah pengadilan pidana.[244] Sekali lagi, pemblokiran tersebut dicabut setelah ada permohonan banding, dalam waktu kurang dari 24 jam.[245]

Bank Sentral Brasil mengeluarkan perintah kepada perusahaan kartu pembayaran Visa dan Mastercard pada tanggal 23 Juni 2020, untuk menghentikan kerja sama dengan WhatsApp pada sistem pembayaran elektronik barunya. Sebuah pernyataan dari Bank Sentral Brasil menegaskan bahwa keputusan untuk memblokir penawaran terbaru dari perusahaan milik Facebook tersebut diambil untuk "melestarikan lingkungan kompetitif yang memadai" dalam ruang pembayaran seluler dan untuk memastikan "berfungsinya sistem pembayaran yang dapat dipertukarkan, cepat, aman, transparan, terbuka, dan murah."[246][247]

Iran

Pada tanggal 9 Mei 2014, pemerintah Iran mengumumkan bahwa mereka telah mengusulkan untuk memblokir akses ke layanan WhatsApp untuk penduduk Iran. "Alasannya adalah anggapan bahwa WhatsApp diciptakan oleh pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, yang merupakan seorang Zionis Amerika," ujar Abdolsamad Khorramabadi, kepala Komite Kejahatan Internet di Iran. Setelah pemblokiran itu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengeluarkan perintah kepada Kementerian Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk menghentikan filter WhatsApp.[248][249] Pada bulan September 2022, aplikasi ini diblokir lagi secara permanen hingga Meta memberikan jawaban mengenai permintaan untuk membuka kantor perwakilan dan mematuhi aturan di negara tersebut.[250]

Kuba

Pada Juli 2021, pemerintah Kuba memblokir akses ke beberapa platform media sosial, termasuk WhatsApp, untuk meredam penyebaran informasi selama protes anti-pemerintah.[251]

Swiss

Pada bulan Desember 2021, tentara Swiss melarang penggunaan WhatsApp dan beberapa layanan perpesanan terenkripsi non-Swiss lainnya untuk personil militer angkatan darat. Larangan ini dipicu oleh kekhawatiran pihak berwenang AS yang berpotensi mengakses data pengguna untuk aplikasi semacam itu karena Undang-Undang CLOUD [en] (CLOUD ACT). Angkatan Darat merekomendasikan agar semua personel militer menggunakan Threema [en] sebagai gantinya, karena layanan ini berbasis di Swiss.[252]

Tiongkok

WhatsApp merupakan produk terakhir META yang masih bisa diakses di Tiongkok sejak diblokirnya media sosial utamanya Facebook pada tahun 2009.[253] Pada bulan September 2017, para peneliti keamanan melaporkan kepada The New York Times bahwa layanan WhatsApp telah sepenuhnya diblokir di Tiongkok.[254][255]

Turki

Turki memblokir sementara WhatsApp pada tahun 2016, setelah pembunuhan duta besar Rusia untuk Turki.[256]

Uganda

Pemerintah Uganda memblokir WhatsApp dan Facebook, bersama dengan platform media sosial lainnya, dengan memberlakukan pajak atas penggunaan media sosial.[257] Pengguna akan dikenakan biaya USh.200/= per hari untuk mengakses layanan ini sesuai dengan undang-undang baru yang ditetapkan oleh parlemen.[258]

Uni Emirat Arab

pada awal tahun 2013,[259] Uni Emirat Arab memblokir aplikasi obrolan video dan panggilan VoIP WhatsApp[260][261] karena adanya apa yang sering dilaporkan sebagai upaya untuk melindungi kepentingan komersial dari penyedia telekomunikasi milik negara mereka (du dan Etisalat).[259] Aplikasi mereka, ToTok, telah mendapat sorotan dari media yang menyatakan bahwa aplikasi ini dapat memata-matai pengguna.[261][262]

Zambia

Pada bulan Agustus 2021, organisasi hak digital Access Now melaporkan bahwa WhatsApp bersama dengan beberapa aplikasi media sosial lainnya diblokir di Zambia selama masa pemilihan umum. Organisasi ini melaporkan penurunan besar-besaran pada lalu lintas untuk layanan seperti WhatsApp, Twitter, dan Facebook yang diblokir, meskipun pemerintah negara tersebut tidak membuat pernyataan resmi tentang pemblokiran tersebut.[263]

Klien pihak ketiga

Pada pertengahan 2013, WhatsApp Inc. mengajukan permintaan penghapusan DMCA atas sebuah utas diskusi di forum XDA Developers mengenai klien pihak ketiga yang saat itu populer, yakni "WhatsApp Plus."[264]

Pada tahun 2015, beberapa klien WhatsApp pihak ketiga yang merekayasa balik aplikasi seluler WhatsApp, menerima perintah penghentian dan pembekuan untuk menghentikan aktivitas yang melanggar ketentuan hukum WhatsApp. Akibatnya, pengguna klien WhatsApp pihak ketiga juga diblokir.[265]

WhatsApp Business

WhatsApp meluncurkan dua aplikasi berorientasi bisnis pada bulan Januari 2018,[266] terpisah berdasarkan basis pengguna yang dituju:

  • Aplikasi WhatsApp Business app untuk usaha kecil[267]
  • Enterprise Solution untuk perusahaan besar dengan basis pelanggan global, seperti maskapai penerbangan, peritel e-commerce, dan bank, yang dapat menawarkan layanan pelanggan dan perdagangan percakapan (e-commerce) melalui obrolan WhatsApp, menggunakan agen langsung atau chatbot (sejak tahun 2015, perusahaan seperti Meteordesk[268] telah menyediakan solusi tidak resmi bagi perusahaan untuk melayani pengguna dalam jumlah besar, tetapi solusi ini ditutup oleh WhatsApp)

Referensi

Pranala luar