Sarawak

negara bagian di Malaysia

Sarawak, populer dengan julukan Bumi Kenyalang (/səˈrɑːwɒk/; Indonesia: [saˈrawaʔ]) adalah negara bagian di Malaysia. Negara bagian ini memiliki otonomi dalam pemerintahan, imigrasi, dan yudisier yang berbeda dari negara-negara bagian di Semenanjung Malaysia. Sarawak terletak di Barat Laut Borneo dan berbatasan dengan Negara Bagian Sabah di Timur Laut, provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara (Indonesia) di bagian Selatan, juga berpapasan dengan Brunei di Timur Laut.

Sarawak
Lambang Sarawak
Julukan: 
Bumi Kenyalang[1]
(Jawi) بومي کڽالڠ
Motto: 
"Bersatu, Berusaha, Berbakti"
Himne daerah: Ibu Pertiwiku[2]
   Sarawak di    Malaysia
Koordinat: 2°48′N 113°53′E / 2.800°N 113.883°E / 2.800; 113.883 113°53′E / 2.800°N 113.883°E / 2.800; 113.883
NegaraMalaysia
Kesultanan BruneiAbad ke-15[3]
Dinasti Brooke1841
Kerajaan Sarawak1841–1941, 1945–1946
Pendudukan Jepang1942–1945
Koloni mahkota1 Juli 1946
Deklarasi kemerdekaan22 Juli 1963[4][5]
Bergabung dengan Malaysia[6]16 September 1963[7]
Ibu kota
(dan kota terbesar)
Kuching
Distrik
Pemerintahan
 • JenisParlementer
 • GubernurWan Junaidi Tuanku Jaafar
 • Perdana MenteriAbang Johari Openg (GPSPBB)
Luas
 • Total124.450 km2 (48,050 sq mi)
Ketinggian
107 m (351 ft)
Ketinggian tertinggi2,424 m (7,953 ft)
Ketinggian terendah0 m (0 ft)
Populasi
 (2020)[8]
 • Total2.907.500
 • Kepadatan22/km2 (60/sq mi)
DemonimRakyat Sarawak
Bahasa
 • ResmiMelayu • Inggris
 • Bahasa lainBorneo • Melayu Sarawak • Hakka • Hokkien • Tiochiu • Fuzhou
dan lain-lain
Indeks Negara Bagian
 • IPM (2021)Kenaikan 0.764 (tinggi)[9]
 • PDB (2021)Kenaikan RM 362,974 miliar (US$ 81,585 miliar) (ke-3)[10]
 • Per kapita (2021)Kenaikan RM 71.502 (US$ 16.071) (ke-4)[10]
Zona waktuUTC+8 (WPM[11])
Kode pos
93xxx[12] hingga 98xxx[13]
Kode area telepon082 sampai 086[14]
Pelat kendaraanQA sampai QT[15]
Situs webSitus web resmi

Ibu kotanya, Kuching, adalah pusat ekonomi Negara Bagian Sarawak. Kota lainnya di Sarawak meliputi Miri, Sibu, dan Bintulu. Menurut sensus 2020 di Malaysia, populasi di negara bagian tersebut sejumlah 2.907.500 orang. Sarawak memiliki iklim khatulistiwa dengan hutan hujan tropis dan spesies hewan dan tumbuhan yang beragam. Negara bagian ini memiliki beberapa sistem gua penting di Taman Nasional Gunung Mulu. Sungai Rajang adalah sungai terpanjang di Malaysia; Bendungan Bakun, salah satu bendungan terbesar di Asia Tenggara, terletak di salah satu anak sungainya. Gunung Murud adalah titik tertinggi di Sarawak.

Pemukiman manusia terawal di Sarawak bermula dari 40,000 tahun yang lalu di Gua-Gua Niah.[Menurut siapa?] Wilayah tersebut telah memiliki hubungan dagang dengan Tiongkok pada abad ke-8 sampai ke-13 Masehi. Wilayah tersebut berada di bawah pengaruh Kekaisaran Brunei pada abad ke-16. Negara bagian tersebut diperintah oleh keluarga Brooke pada abad ke-19 dan ke-20. Pada Perang Dunia II, negara bagian tersebut diduduki oleh Jepang selama tiga tahun sebelum dijadikan sebagai Koloni Mahkota Britania pada 1946. Pada 22 Juli 1963, Sarawak meraih pemerintahan sendiri oleh Inggris. Setelah itu, Sarawak menjadi salah satu anggota pendiri Federasi Malaysia (didirikan pada 16 September 1963) bersama dengan Borneo Utara (Sabah), Singapura (keluar pada 1965), dan Federasi Malaysia (Semenanjung Malaysia). Namun, federasi tersebut ditentang oleh Indonesia, dan berujung pada Konfrontasi Indonesia–Malaysia selama tiga tahun. Negara bagian tersebut juga mengalami pemberontakan komunis dari 1965 sampai 1968.

Wilayah tersebut dikenal karena keberagaman suku bangsa, budaya, dan bahasa. Kepala negara bagiannya adalah Gubernur, yang sekarang dikenal sebagai Yang di-Pertua Negeri, sementara kepala pemerintahannya adalah Ketua Menteri. Sistem pemerintahannya mengikuti sistem Kesatuan. Wilayah ini terbagi dalam distrik dan divisi administratif. Inggris dan Melayu adalah dua bahasa resmi di negara bagian tersebut; tidak ada agama resmi di sana. Museum Negara Bagian Sarawak adalah museum tertua di Borneo. Wilayah tersebut dikenal karena alat musik tradisional-nya, sapeh. Festival Musik Hutan Hujan Sedunia adalah salah satu acara musik utama di Kalimantan.

Sarawak memiliki keragaman sumber daya alam, dan ekonominya sangat berorientasi ekspor, terutama minyak dan gas, kayu, dan minyak sawit. Industri lainnya meliputi pabrik, energi dan pariwisata.

Etimologi

Rangkong badak adalah burung negara bagian Sarawak

Berdasarkan penjelasan yang paling umum diterima, kata "Sarawak" berasal dari bahasa Melayu Sarawak, serawak, yang berarti antimon.[16] Sementara itu, menurut penjelasan lain yang populer, kata Serawak merupakan pemendekan dari empat kata Melayu yang konon pernah diucapkan oleh Pangeran Muda Hashim (paman Sultan Brunei), Saya serah pada awak (Aku menyerahkannya kepadamu), saat ia memberikan Sarawak kepada James Brooke pada 1841.[16] Namun, penjelasan semacam itu tidak benar, karena wilayah tersebut sudah dijuluki Sarawak sebelum kedatangan Brooke, dan kata "awak" tak pernah ada dalam kosakata Melayu Sarawak sebelum pembentukan negara Malaysia.[17]

Sarawak juga dijuluki "Tanah Rangkong" (Bumi Kenyalang), karena burung rangkong merupakan salah satu simbol kebudayaan yang penting bagi suku Dayak di Sarawak. Selain itu, terdapat sebuah kepercayaan setempat yang menyatakan bahwa burung rangkong akan mendatangkan keberuntungan jika terlihat terbang di atas permukiman. Di Sarawak juga terdapat 8 dari 54 spesies rangkong dunia, dan rangkong badak adalah burung resmi negara bagian Sarawak.[18]

Sejarah

Sejarah afiliasi

Kesultanan Brunei Abad ke-15–1841[3]
Kerajaan Sarawak 1841–1941; 1945–1946
Kekaisaran Jepang 1942–1945
Mahkota Sarawak Britania 1946–1963
 Malaysia 1963–sekarang

Pemandangan sungai dari lepas jangkar Sarawak, Borneo, c. 1800an. Lukisan dari National Maritime Museum, London.
Sebuah barque bernama Rajah Sarawak, dalam menghormati James Brooke, beroperasi antara Swansea di Inggris, Australia, dan Hindia Timur dari akhir 1840-an.

Para pemukim awal diketahui tinggal di sekitaran mulut barat Gua-Gua Niah (berjarak 110 kilometer (68 mi) dari barat daya Miri) pada 40,000 tahun yang lalu.[19][20] Sebuah tengkorak manusia modern yang ditemukan di dekat Gua-Gua Niah merupakan jenazah manusia tertua yang ditemukan di Malaysia dan tengkorak manusia modern tertua dari Asia Tenggara.[19][20][21][22] Keramik-keramik Tionghoa yang berasal dari zaman dinasti Tang dan Song (abad ke-8 sampai ke-13 Masehi) ditemukan di Santubong (dekat Kuching) menandakan bahwa Santubong telah menjadi sebuah pelabuhan penting pada masa tersebut.[23]

Pada abad ke-16, wilayah Kuching dikenal oleh para kartografer Portugis sebagai Cerava, salah satu dari lima pelabuhan besar di pulau Kalimantan.[24][25] Pada awal abad ke-19, Sarawak kurang diperintah oleh Kekaisaran Brunei. Kekaisaran Brunei hanya memiliki otoritas di sepanjang kawasan pesisir Sarawak yang dipegang oleh para pemimpin Melayu semi-independen. Sementara itu, wilayah dalam Sarawak utamanya didominasi suku-suku yang terdiri dari suku Iban, Kayan dan Kenyah, yang agresif dalam ekspansi teritorial mereka.[26] Setelah penemuan tambang entimon di kawasan Kuching, Pangeran Indera Mahkota (perwakilan Sultan Brunei) mulai mengembangkan wilayah tersebut antara 1824 dan 1830. Saat produksi antimon meningkat, Kesultanan Brunei meraih pajak tinggi dari Sarawak; hal ini berujung kepada ketegangan dan pertikaian saudara.[27] Pada 1839, Sultan Omar Ali Saifuddin II (1827–1852), memerintahkan pamannya Pangeran Muda Hashim untuk mengembalikan keadaan. Pangeran Muda Hashim meminta bantuan pelaut Inggris James Brooke dalam hal materi, yang Brooke sepakati. James Brooke berhasil meredam pemberontakan tersebut dan kemudian ditunjuk oleh Pangeran Muda Hashim untuk memerintah Sarawak.

Sir James Brooke, Rajah Sarawak pertama

Keluarga Brooke memerintah Sarawak dari Astana sebagai Raja Putih dan meluaskan wilayah Sarawak ke kawasan utara.[28] Negara tersebut mengeluarkan mata uang pertamanya dengan sebutan dolar Sarawak pada 1858.[29] Sarawak terbagi dalam lima divisi administratif. Setiap divisi dikepalai oleh seorang Residen.[30] Pemerintahan Brooke mendirikan sebuah Dewan Tertinggi yang terdiri dari para pemimpin Melayu yang menasehati Rajah pada seluruh aspek pemerintahan.[31] Dewan Tertinggi tersebut merupakan majelis legislatif negara tertua di Malaysia, dengan pertemuan Dewan Jenderal pertama diadakan di Bintulu pada 1867.[32] Sementara itu, suku Iban dan suku-suku Dayak lainnya dinaungi sebagai militia.[33] Dinasti Brooke juga mengadakan imigrasi pedagang Tionghoa untuk pengembangan ekonomi, khususnya sektor pertambangan dan pertanian.[31] Borneo Company Limited dibentuk pada 1856. Perusahaan tersebut terlibat dalam sebagian besar bisnis di Sarawak seperti perdagangan, perbankan, pertanian, eksplorasi mineral, dan pengembangan.[34]

Perluasan wilayah Kerajaan Sarawak dari 1841 sampai 1905 memainkan peran signifikan untuk perbatasan saat ini dari negara bagian modern Sarawak.

Dari 1853 sampai 1862, pemerintahan Brooke mengalami sejumlah pemberontakan namun semuanya berhasil dipadamkan.[31] Akibatnya, serangkaian benteng dibangun di sekitaran Kuching untuk mempertahankan kekuasaan Rajah. Benteng-benteng tersebut meliputi Benteng Margherita, yang diselesaikan pada 1879.[35] Sarawak menjadi protektorat Inggris pada 1888, saat masih diperintah oleh dinasti Brooke.[36] Pada 1891, Charles Anthoni Brooke, Rajah Putih Sarawak kedua, mendirikan Museum Sarawak, museum tertua di Kalimantan.[35][37] Pada 1899, Charles Anthoni Brooke mengakhiri peperangan antar-suku di Marudi. Sumur minyak pertama dibor pada 1910. Dua tahun kemudian, galangan dok Brooke dibuka. Anthony Brooke lahir pada tahun yang sama dan menjadi Rajah Muda pada 1939.[38]

Peta pendudukan Borneo pada 1943 oleh Jepang pada Perang Dunia II dengan label ditulis dalam karakter Jepang.
Kerumunan besar penduduk asli Sarawak mengerumuti sebuah jalan raya di Kuching untuk menyaksikan kedatangan Australian Imperial Force (AIF) pada 12 September 1945.

Pada 1941, pada perayaan keseratus pemerintahan Brooke di Sarawak, konstitusi baru diperkenalkan untuk membatasi kekuasaan Rajah dan memperbolehkan orang Sarawak untuk memainkan peran yang lebih besar dalam memfungsikan pemerintah.[39] Pada tahun yang sama, Inggris menarik pasukan pertahanannya dari Sarawak dan kembali ke Singapura. Karena Sarawak menjadi tidak terjaga, rezim Brooke memutuskan untuk mengadopsi kebijakan bumi hangus dimana instalasi-instalasi minyak di Miri akan dihancurkan dan pangkalan udara Kuching dipertahankan selama mungkin sebelum kemudian dihancurkan. Sebuah pasukan invasi Jepang yang dipimpin oleh Kiyotake Kawaguchi mendarat di Miri pada 16 Desember 1941 (dalapan hari dalam Kampanye Malaya) dan menaklukan Kuching pada 24 Desember 1941. Pasukan Inggris memutuskan untuk retret ke Singkawang di Borneo Belanda yang berbatasan dengan Sarawak. Setelah sepuluh minggu bertempur di Borneo Belanda, pasukan Sekutu menyerah pada 1 April 1942.[40] Saat Jepang menginvasi Sarawak, Charles Vyner Brooke telah pergi ke Sydney (Australia) sementara para perwiranya ditangkap oleh Jepang dan dimasukkan ke kamp Batu Lintang.[41]

Sarawak masih menjadi bagian dari Kekaisaran Jepang selama tiga tahun delapan bulan. Sarawak terbagi dalam tiga provinsi, yakni: Kuching-shu, Sibu-shu, dan Miri-shu, yang masing-masing berada di bawah kepemimpinan Gubernur Provinsial Jepang mereka masing-masing. Pasukan Sekutu kemudian melancarkan Operasi Semut menyabotase operasi-operasi Jepang di Sarawak.[42] Setelah menyerahnya Jepang, Jepang menyerah kepada pasukan Australia di Labuan pada 10 September 1945.[43][44] Sarawak kemudian ditempatkan di bawah Pemerintahan Militer Inggris sampai April 1946.[45]

Sebuah peta dunia besar mewakili kawasan pendudukan Jepang di Asia, dipasang di jalan utama ibu kota Sarawak.

Karena kekurangan sumber daya untuk membangun kembali Sarawak setelah perang, pemerintah Brooke tidak berniat membangun kembali Sarawak. Ia memutuskan untuk menyerahkan kedaulatan Sarawak kepada Koloni Mahkota Inggris. Setelah itu, Undang-Undang Penyerahan dibuat di Dewan Negri (sekarang Majelis Legislatif Negara Bagian Sarawak) dan debat berlangsung selama tiga hari. Undang-Undang tersebut disahkan pada 17 Mei 1946 dengan suara mayoritas (19 lawan 16 suara). Hal ini menyebabkan ratusan PNS Melayu mengundurkan diri sebagai bentuk protes, merebakkan gerakan anti-penyerahan dan pembunuhan gubernur kolonial kedua Sarawak Sir Duncan Stewart.[46] Sarawak menjadi sebuah koloni Mahkota Inggris pada 1 Juli 1946.[47] Anthony Brooke menentang penyerahan teritorial Rajah kepada Mahkota Inggris.[48] Karena itu, ia diusir dari Sarawak oleh pemerintah kolonial[31][note 1] dan baru diperbolehkan kembali pada 17 tahun berikutnya untuk kunjungan nostalgia, saat Sarawak menjadi bagian dari Malaysia.[49] Pada 1950, seluruh gerakan anti-penyerahan di Sarawak diredam oleh pemerintah kolonial.[26]

Tan Sri Datuk Amar Stephen Kalong Ningkan mendeklarasikan pembentukan Federasi Malaysia pada 16 September 1963

Pada 27 Mei 1961, Tunku Abdul Rahman, perdana menteri Federasi Malaya, mengumumkan sebuah rencana untuk membentuk federasi yang lebih besar bersama dengan Singapura, Sarawak, Sabah dan Brunei, yang disebut Malaysia. Pada 17 Januari 1962, Komisi Cobbold dibentuk untuk menggerakan dukungan Sarawak dan Sabah terhadap federasi tersebut. Komisi Cobbold mengabarkan 80 persen dukungan untuk federasi tersebut.[50][51] Pada 23 Oktober 1962, lima partai politik di Sarawak membentuk sebuah front persatuan yang mendukung pembentukan Malaysia.[52] Sarawak resmi meraih kemerdekaan pada 22 Juli 1963,[4][5] dan kemudian membentuk federasi Malaysia dengan Malaya, Borneo Utara, dan Singapura pada 16 September 1963.[53][54] Federasi Malaysia mengadapi penentangan dari Filipina, Indonesia, Partai Rakyat Brunei, dan kelompok-kelompok komunis yang berbasis di Sarawak. Pada 1962, Pemberontakan Brunei pecah.[55] Presiden Indonesia Sukarno memerintahkan sebuah konfrontasi militer dengan Malaysia, mengirim para sukarelawan bersenjata dan kemudian pasukan militer ke Sarawak.[56][57] Ribuan anggota OKC datang ke Kalimantan dan dilatih oleh Partai Komunis Indonesia. Saat Suharto menggantikan Sukarno sebagai presiden Indonesia, negosiasi dimulai kembali antara Malaysia dan Indonesia yang berujung pada akhir konfrontasi pada 11 Agustus 1966. Kelompok komunis pertama di Sarawak dibentuk pada 1951. Partai Komunis Kalimantan Utara (PKKU) (yang juga dikenal sebagai Organisasi Komunis Clandestine (OKC) oleh sumber-sumber pemerintah) secara resmi dibentuk pada 1970.[26][note 2] Weng Min Chyuan dan Bong Kee Chok adalah dua pemimpin komunis terkenal. Pada 1973, Bong menyerah kepada ketua menteri Abdul Rahman Ya'kub; hal tersebut secara signifikan mengurangi kekuatan partai komunis. Namun, Weng, yang memimpin OKS dari Tiongkok sejak pertengahan 1960-an, menyerukan perjuangan bersenjata melawan pemerintah, yang setelah 1974 berlanjut di Delta Rajang. Pada akhirnya, pada 17 Oktober 1990, PKKU menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah Sarawak. Hal ini mengakhiri akhir pemberontakan komunis di Sarawak.[58][59]

Politik

Pemerintah

Garis waktu partai politik di Sarawak

Kepala negara bagian Sarawak adalah Yang di-Pertua Negeri (juga dikenal sebagai TYT atau Gubernur Negara Bagian), sebuah jabatan yang sebagian besar simbolik, yang dilantik oleh Yang di-Pertuan Agong (raja) Malaysia.[60] Sejak 2014, jabatan tersebut dipegang oleh Abdul Taib Mahmud.[61] TYT melantik ketua menteri sebagai kepala pemerintahan. Ketua menteri saat ininya adalah Abang Johari Openg (BN).[62] Umumnya, pemimpin partai yang mendapatkan suara mayoritas Majelis Legislatif negara bagian tersebut dilantik sebagai ketua menteri. Para perwakilan terpiki dikenal sebagai anggota majelis negara bagian. Majelis negara bagian mengesahkan hukum-hukum pada subyek yang tidak berada di bawah yuridiksi Parlemen Malaysia seperti administrasi lahan, pekerjaan, kehutanan, imigrasi, perkapalan dagang dan perikanan. Pemerintah negara bagian diurus oleh ketua menteri dan menteri-menteri kabinet dan asisten-asisten menterinya.[63]

Untuk melindungi kepentingan orang-orang Sarawak di federasi Malaysia, pengamanan khusus dimasukkan dalam Konstitusi Malaysia. Sarawak memiliki kekuasaan untuk mengkontrol entri tersebut dan keresidenan non-Sarawak dan non-Sabah. Hanya pengacara yang tinggal di Sarawak yang dapat berpraktik hukum disana. Mahkamah Tinggi Sarawak adalah Mahkamah Tinggi independen di Semenanjung Malaysia. Ketua menteri Sarawak harus berkonsultasi sebelum pelantikan ketua hakim Mahkamah Tinggi Sarawak. Terdapat juga Mahkamah Penduduk Asli di Sarawak. Sarawak meraih pemberian khusus dari pemerintah federal dan mengubah pajak penjualannya sendiri. Penduduk asli di Sarawak menikmati hak-hak khusus seperti kuota dan pekerjaan dalam layanan publik, beasiswa, penempatan universitas, dan ijin usaha.[64] Pemerintah lokal di Sarawak adalah independen menurut hukum otoritas lokal yang diberlakukan oleh parlemen Malaysia.[65]

Gedung Majelis Negara Bagian yang diduduki Majelis Legislatif Negara Bagian Sarawak

Partai-partai politik besar di Sarawak terbagi dalam tiga kategori: penduduk asli non-Muslim, penduduk asli Muslim, dan non-penduduk asli; namun, partai-partai tersebut juga dapat meliputi anggota-anggota dari lebih dari satu kelompok.[66] Partai politik pertama, Partai Persatuan Rakyat Sarawak (PPRS), didirikan pada 1959, disusul oleh Parti Negara Sarawak (PANAS) (pada 1960) dan Partai Nasional Sarawak (SNAP) (pada 1961). Partai politik besar lainnya seperti Parti Pesaka Sarawak (PESAKA) muncul pada 1962.[26] Sarawak telah menjadi kekuasaan politik dari pemerintahan Partai Aliansi dan, kemudian, penerusnya koalisi Barisan Nasional (BN) sejak pembentukan Malaysia pada 1963. Stephen Kalong Ningkan (dari SNAP) menjadi Ketua Menteri Sarawak pertama dari 1963 sampai 1966 setelah kemenangannya dalam pemilihan dewan lokal. Namun, ia dilengserkan pada 1966 oleh Tawi Sli (dari PESAKA) dengan bantuan pemerintah federal Malaysia, yang menyebabkan krisis konstitusional Sarawak 1966.[26] Iklim politik di negara bagian tersebut stabil sampai Urusan Dewan Ming 1987, sebuah kudeta politik yang diadakan oleh paman Abdul Taib Mahmud untuk melengserkan koalisi BN pimpinan Taib. Namun, kudeta tersebut gagal dan Taib masih mempertahankan status ketua menterinya.[67]

Pada 1970, pemilihan negara bagian Sarawak pertama diadakan, dimana para anggota Dewan Negeri (sekarang Majelis Legislatif Negara Bagian Sarawak) dipilih langsung oleh para pemilih. Pemilihan tersebut juga menandai permulaan dominasi etnis Melanau dalam politik Sarawak oleh Abdul Rahman Ya'kub dan Abdul Taib Mahmud. Pada tahun yang sama, Partai Komunis Kalimantan Utara (PKKU) dibentuk, yang melakukan perang gerilya melawan pemerintahan negara bagian Sarawak yang baru terpilih. Partai tersebut dibubarkan setelah menandatangani perjanjian damai pada 1990.[59] Pada 1973, Parti Pesaka Bumiputera Bersatu (PBB) lahir setelah penggabungan beberapa partai.[68] Partai tersebut kemudian akan menjadi tulang punggung koalisi BN Sarawak. Sejak 1983, sebuah partai yang berbasis Dayak, SNAP, telah terpecah menjadi beberapa pecahan partai karena krisis-krisis kepemimpinan bertubi-tubi.[69][70] Sarawak awalnya mengadakan pemilihan negara bagian bersamaan dengan pemilihan parlementer nasional. Namun, ketua menteri pada waktu itu Abdul Rahman Ya'kub menunda pembubaran majelis negara bagian selama setahun untuk menyiapkan tantangan yang ditaruh oleh partai-partai oposisi dan untuk menyelesaikan alokasi kursi untuk partai SNAP yang baru masuk dalam BN Sarawak.[71] Hal ini menjadikan Sarawak satu-satunya negara bagian di Malaysia yang mengadakan pemilihan negara bagian terpisah dari pemilihan-pemilihan parlementer nasional sejak 1979.[72]

Pada 1978, Partai Aksi Demokrat (PAD) menjadi partai berbasis Malaysia Barat pertama yang membuka cabang-cabangnya di Sarawak.[68] Partai tersebut mendapatkan mayoritas dukungannya dari pusat-pusat perkotaan sejak pemilihan negara bagian 2006 dan menjadi partai oposisi terbesar di Sarawak.[73] Pada 2010, partai tersebut membentuk koalisi Pakatan Rakyat dengan Parti Keadilan Rakyat (PKR) dan Parti Islam Se-Malaysia (PAS); dua partai tersebut telah aktif di Sarawak antara 1996 dan 2001.[74] Sarawak adalah satu-satunya negara bagian di Malaysia dimana partai-partai komponen yang berbasis di Semenanjung dalam koalisi BN, khususnya UMNO, tidak aktif dalam politik Sarawak.[75]

Pembagian administratif

Tidak seperti negara-negara bagian lainnya di Malaysia Barat, Sarawak terbagi menjadi dua belas bagian, dan setiap bagian dikepalai oleh seorang residen.[60][76][77]

Bagian-bagian itu sendiri terbagi menjadi daerah-daerah, dan setiap daerah dipimpin oleh seorang pejabat daerah. Daerah-daerah terbagi menjadi subdaerah, masing-masing dikepalai oleh seorang Pejabat Pemerintahan Sarawak (PPS). Secara keseluruhan, terdapat 26 subdaerah di Sarawak, dan semuanya berada di bawah yuridiksi Kementerian Pemerintah Lokal dan Pembangunan Masyarakat Sarawak.[78]

Di setiap bagian dan daerah, terdapat seorang pejabat pembangunan untuk melaksanakan proyek-proyek pembangunan. Selain itu, di setiap desa, pemerintah negara bagian memilih seorang ketua kampung atau penghulu.[60][76] Daftar bagian, daerah, dan subdaerah di Sarawak dapat dilihat di tabel berikut:[79]

BagianDaerahSubdaerah
KuchingKuchingPadawan
Bau
LunduSematan
SamarahanSamarahan
Asajaya
SimunjanSebuyau
Serian[77]SerianSiburan
Tebedu
Sri AmanSri AmanLingga
Pantu
Lubok AntuEngkilili
BetongBetongSpaoh
Debak
SaratokBudu
PusaMaludam
KabongRoban
SarikeiSarikei
Meradong
Julau
Pakan
MukahMukahBalingian
DalatOya
MatuIgan
Daro
Tanjung Manis
SibuSibu
Kanowit
Selangau
KapitKapitNanga Merit
Song
BelagaSungai Asap
Bukit Mabong
BintuluBintulu
Tatau
Sebauh
MiriMiriBario
MarudiMulu
SubisNiah-Suai
BeluruTinjar
Telang UsanLong Lama
Long Bedian
LimbangLimbangNanga Medamit
LawasSundar
Trusan

Keamanan

Pasukan bersenjata paramiliter pertama di Sarawak, sebuah resimen yang dibentuk oleh rezim Brooke pada 1862, dikenal sebagai Sarawak Rangers.[80] Resimen tersebut telah membantu pemerintahan Brooke untuk menjinakkan negara bagian tersebut, dan ikut dalam perang gerilya melawan Jepang, dalam Masa Darurat Malaya dan Pemberontakan Komunis Sarawak melawan komunis. Resimen tersebut dikenal karena kemampuannya dalam mengarungi hutan. Setelah pembentukan Malaysia, resimen tersebut dimasukkan ke dalam pasukan militer Malaysia dan sekarang dikenal sebagai Resimen Ranger Kerajaan.[81] Pada 1888, Sarawak, bersama dengan Borneo Utara tetangganya, dan Brunei, menjadi protektorat Inggris, dimana tugas kebijakan luar negeri ditangani Inggris dalam rangka perlindungan militer.[82] Setelah pembentukan Malaysia, pemerintah federal Malaysia secara tunggal bertanggung jawab untuk kebijakan luar negeri dan pasukan militer di negara tersebut.[83][84]

Persengketaan wilayah

Sarawak telah menghadapi beberapa persengketaan wilayah, yang meliputi dengan negara-negara tetangga Malaysia yakni Brunei dan Indonesia, serta dengan Tiongkok atas kepemilikan pulau-pulau di Laut Tiongkok Selatan.[85][86][87] Pada 2009, Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi mengklaim bahwa Brunei telah menurunkan klaimnya atas Limbang.[88] Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh Menteri Luar Negeri Brunei Lim Jock Seng, yang menyatakan bahwa masalah tersebut tak pernah didiskusikan pada pertemuan.[89] Sarawak mengklaim Karang James (Beting Serupai) dan Karang Luconia (Beting Raja Jarum/Patinggi Ali) sebagai bagian dari zona ekonomi eksklusif-nya (ZEE).[90] Sementara itu, terdapat beberapa masalah perbatasan Sarawak–Kalimantan yang diduduki oleh Indonesia.[91]

Lingkungan hidup

Geografi

Sarawak terletak di barat laut Borneo seperti yang terlihat dari citra satelit NASA.

Total luas tanah Sarawak sebesar hampir 124.450 kilometer persegi (48.050 sq mi), dan membentang dari lintang utara 0° 50′ dan 5° dan bujur timur 109° 36′ dan 115° 40′ E. Sarawak meliputi 37.5 persen dari total wilayah Malaysia.[92] Wilayah tersebut terdiri dari kawasan hutan hujan tropis besar dengan tumbuhan dan spesies hewan yang berlimpah.[93]

Negara bagian memiliki garis pesisir sepanjang 750 kilometer (470 mi), yang terlewati oleh pesisir Brunei dengan luas sekitar 150 kilometer (93 mi) di bagian utara. Sarawak terpisah dari Borneo Kalimantan dengan rangkaian perbukitan dan pegunungan tingga yang merupakan bagian dari rangkaian gunung tengah Borneo. Rangkaian tersebut membentang sampai ke utara, dan bagian tertingginya berada di dekat Sungai Baram di puncak Gunung Batu Lawi dan Gunung Mulu. Gunung Murud adalah titik tertinggi di Sarawak.[94] Taman Nasional Perbukitan Lambir dikenal karena berbagai air terjunnya.[95] Sebuah ruang bawah tanah terbesar di dunia, Ruang Sarawak, terletak di dalam Taman Nasional Gunung Mulu. Tempat wisata di taman tersebut meliputi Gua Rusa (gua terbesar kedua di dunia)[96] dan Gua Air Bersih (sistem gua terpanjang di Asia Tenggara).[97][98] Taman nasional tersebut juga menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.[99]

Sarawak umumnya terbagi dalam tiga kawasan ekologi. Kawasan pesisir memiliki ketinggian yang rendah dan datar dengan wilayah-wilayah rawa yang besar dan lingkungan basah lainnya. Pantai-pantai di Sarawak meliputi: pantai Pasir Panjang[100] dan Damai di Kuching,[101] pantai Tanjung Batu di Bintulu,[102] dan pantai Tanjung Lobang[103] dan Hawaii di Miri.[104] Kawasan dataran tinggi dikenal karena kebanyakan lahan yang ditinggali dan dimana kebanyakan kota ditemukan. Pelabuhan Kuching dan Sibu dibangun beberapa jarak dari pesisir sungai. Bintulu dan Miri dekat dengan garis pesisir dimana perbukitan membentang sampai Laut Tiongkok Selatan. Kawasan ketiganya adalah kawasan pegunungan di sepanjang perbatasan Kalimantan–Borneo dan dengan dataran tinggi Kelabit (Bario), Murut (Ba'kelalan) dan Kenyah (Usun Apau Plieran) di bagian utara.[94]

Sungai Rajang adalah sungai terpanjang di Malaysia

Sungai-sungai besar di Sarawak adalah Sungai Sarawak, Sungai Lupar, Sungai Saribas, dan Sungai Rajang. Sungai Sarawak adalah sungai utama yang mengalir melalui Kuching. Sungai Rajang adalah sungai terpanjang di Malaysia, yang memiliki panjang 563 kilometer (350 mi) termasuk Sungai Balleh, anak sungainya. Sampai ke utara, Sungai Baram, Sungai Limbang, dan Sungai Trusan bermuara ke Teluk Brunei.[94]

Sarawak memiliki geografi tropis dengan iklim khatulistiwa. Hal tersebut menyebabkan dua musim muson: muson timur laut dan muson barat daya. Muson timur laut terjadi antara November dan Februari, yang menyebabkan hujan deras; museon barat daya menyebabkan hujan berkurang. Iklim tersebut stabil sepanjang tahun kecuali untuk dua muson tersebut. Rata-rata suhu harian beragam dari 23 °C (73 °F) pada pagi hari sampai 32 °C (90 °F) pada siang hari, dengan Miri memiliki rata-rata suhu terencam dibandingkan kota-kota besar lainnya di Sarawak. Miri juga memiliki waktu sinar mata hari yang paling banyak (lebih dari enam jam sehari), sementara wilayah lainnya mendapatkan sinar matahari selama lima sampai enam jam sehari. Kelembapan biasanya tinggi dengan ukuran mencapai 68 persen. Curah hujan tahunan beragam antara 330 sentimeter (130 in) dan 460 sentimeter (180 in), yang berlangsung selama 220 hari setahun.[92] Lothosol dan lithosol meliputi 60 persen kandungan tanah, sementara podsol meliputi 12 persen kandungan tanah di wilayah Sarawak. Alluvium ditemukan di wilayah pesisir dan bersungai sementara 12 persen wilayah Sarawak diliputi hutan gambut.[92]

Sarawak terbagi dalam dua kawasan geologi: Lempeng Sunda, yang membentang dari barat daya Sungai Batang Lupar (dekat Sri Aman) dan membentuk ujung selatan Sarawak, dan kawasan geosinklin, yang membentang dari timur laut sampai Sungai Batang Lupar, membentuk wilayah utara dan tengah Sarawak. Batu tertua di selatan Sarawak adalah sekis, yang terbentuk pada zaman Carboniferous dan Permian Rendah. Sementara batuan beku termuda di kawasan tersebut adalah andesit, yang ditemukan di Sematan. Pembentukan geologi wilayah tengah dan utara dimulai pada akhir zaman Kapur. Beberapa jenis batuan yang dapat ditemukan di tengah dan utara Sarawak adalah batuserpih, batu pasir, dan rijang.[92]

Keragaman hayati

Garis pesisir Sarawak diselimuti dengan hutan mangrove dan nipah. Hutan tersebut meliputi dua persen dari total wilayah hutan di Sarawak, yang paling umum ditemukan di wilayah estuarine Kuching, Sarikei, dan Limbang. Pohon-pohon besar yang ditemukan disana meliputi: bako (Rhizophora), palem nipah (Nypa fruticans), dan nibong (Oncosperma tigillarium). Hutan gambut meliputi 16 persen wilayah hutan yang terkonsentrasi di selatan Miri dan hilir Lembah Baram. Pohon-pohon utama di hutan gambut tersebut meliputi: ramin (Gonystylus bancanus), meranti (spesies Shorea), dan medang jongkong (Dactylocladus stenostachys). Hutan Kerangas meliputi lima persen dari total wilayah hutan, sementara hutan-hutan Dipterocarpaceae meliputi wilayah-wilayah pegunungan[92] Beberapa spesies tumbuhan dipelajari untuk keperluan pengobatannya.[105]

Sebuah jalan menuju Taman Nasional Perbukitan Lambir.

Hutan hujan Sarawak memiliki salah satu konsentrasi tertinggi dari spesies per area unit di dunia. Negara bagian tersebut memiliki sekitar 185 spesies mamalia, 530 spesies burung, 166 spesies ular, 104 spesies kadal, dan 113 spesies amfibi. Negara bagian tersebut juga meliputi 19 persen mamalia, 6 persen burung, 20 persen ular dan 32 spesies kadal sebagai spesies endemik. Spesies-spesies tersebut kebanyakan ditemukan di Kawasan yang Dilindungi Penuh. Terdapat 2,000 spesies pohon, 1,000 spesies mawar, 757 spesies tumbuhan paku dan 260 spesies palem.[106] Negara bagian tersebut juga merupakan habitat hewan-hewan terancam, yang meliputi gajah kalimantan, bekantan, orangutan dan badak.[107][108][109][110][111] Pusat Kehidupan Liar Matang, Cagar Alam Semenggoh, dan Suaka Margasatwa Lanjak Entimau[112] dikenal karena program perlindungan orangutan mereka.[113][114] Taman Nasional Talang–Satang dikenal karena inisiatif konservasi penyu-nya.[115] Pengamatan burung adalah sebuah aktivitas umum di berbagai taman nasional seperti Taman Nasional Gunung Mulu, Taman Nasional Perbukitan Lambir,[116] dan Taman Nasional Similajau.[117] Taman Nasional Miri–Sibuti dikenal karena terumbu karangnya[118] dan Taman Nasional Gunung Gading dikenal karena bunga-bunga Rafflesia-nya.[119] Taman Nasional Bako, taman nasional tertua di Sarawak, dikenal karena 275 spesies bekantan-nya,[120] dan Taman Pemakan Serangga Padawan dikenal karena berbagai tumbuhan pemakan serangga karnivora-nya.[121] Pada 1854, Alfred Russel Wallace mengunjungi Sarawak. Setahun kemudian, ia merumuskan "Hukum Sarawak" yang membentuk dasar teori seleksi alam.[122]

Pemerintah negara bagian Sarawak telah mengeluarkan beberapa hukum untuk melindungi hutan dan spesies liar terancam, yang merliputi Undang-Undang Kehutanan 1958,[123] Undang-Undang Perlindungan Kehidupan Liar 1998,[124] dan Undang-Undang Suaka Margasatwa dan Cagar Alam Sarawak.[125] Beberapa spesies yang dilindingi adalah orangutan, penyu hijau, kubung, dan Bycanistes fistulator. Di bawah Undang-Undang Perlindungan Kehidupan Liar 1998, penduduk asli Sarawak diberi ujun untuk berburu hewan-hewan liar di hutan namun tidak boleh memiliki daging seberat lebih dari 5 kilogram (11 pon).[126] Departemen Kehutanan Sarawak didirikan pada 1919 untuk melindungi sumber daya hutan di negara bagian tersebut.[127] Setelah kritikan internasional terhadap industri penebangan di Sarawak, pemerintah negara bagian memutuskan untuk meniadakan Departemen Kehutanan Sarawak dan membentuk Perusahaan Kehutanan Sarawak pada 1995.[128][129] Pusat Keragaman Hayati Sarawak dibentuk pada 1997 untuk konservasi, perlindungan dan pengembangan keragaman hayati di negara bagian tersebut.[130]

Masalah konservasi

Sebuah kamp penebangan di sepanjang Sungai Rajang

Persentase hutan saat ini yang menyelimuti Sarawak telah menjadi kontroversial. Ketua menteri Abdul Taib Mahmud mengklaim bahwa negara bagian tersebut meliputi 70 persen hutan pada 2011 dan 48 persen pada 2012.[131] Namun, pada 2012 menteri kabinetnya mengklaim bahwa hutannya meliputi 80 persen.[131] Pemerintah Sarawak juga berencana untuk memulihkan 60 persen hutan pada tahun-tahun mendatang.[132] Departemen Kehutanan Sarawak menyatakan bahwa hutannya meliputi 80 persen pada 2012.[133] Sebaliknya, media asing menyatakan bahwa Srawak telah kehilangan 90 persen hutannya[134][135] dengan hanya 3 persen sampai 5 persen yang masih ada.[136] Menurut Wetlands International, 10 persen dari seluruh hutan Sarawak dan 33 persen hutan gambut digunduli antara 2005 dan 2010, yang 3.5 kali lebih tinggi ketimbang total tingkat pengawahutanan di Asia dan 11.7 kali lebih dari pengawahutanan gambut di Asia.[137][138]

Hutan-hutan hujan Sarawak secara bertahap berkurang karena industri penebangan dan penanaman kelapa sawit.[139] Masalah hak asasi manusia Penan dan pengawahutanan di Sarawak menjadi masalah lingkungan hidup internasional saat aktivis Swiss Bruno Manser masuk Sarawak dari 1984 sampai 2000.[140] Pengawahutanan berdampak pada kehidupan suku-suku pribumi, khususnya Penan, yang hidupnya sangat bergantung pada produksi hutan. Hal tersebut menyebabkan beberapa blokade oleh suku-suku asli, pada 1980-an dan 1990-an melawan perusahaan-perusahaan penebangan yang merampas tanah mereka.[141] Terdapat juga kasus dimana lahan-lahan yang dimiliki penduduk asli diberikan kepada perusahaan penanaman dan kayu tanpa ijin penduduk lokal.[142] Penduduk pribumi menuntut penindakan hukum untuk pengembalian hak atas lahan mereka. Pada 2001, Pengadilan Tinggi Sarawak secara penuh penindakan lahan penduduk asli yang diklaim oleh orang Rumah Nor, namun hanya sebagian pada 2005. Namun, kasus tersebut dipandang sebagai preseden, yang menyebabkan kebanyakan hak atas lahan penduduk asli dipegang oleh pengadilan tinggi pada tahun-tahun berikutnya.[143][144] Kebijakan mega-bendungan Sarawak seperti proyek Bendungan Bakun dan Bendungan Murum telah merampas ribuan hektar hutan dan meminggirkan ribuan penduduk asli.[145][146] Sejak 2013, proyek Bendungan Baram yang direncanakan ditunda karena protes-protes dari suku-suku pribumi lokal.[147] Sejak 2014, pemerintah Sarawak di bawah ketua menteri baru Adenan Satem mulai menindak penebangan ilegal di negara bagian tersebut dan meragamkan ekonomi negara bagian tersebut.[148] Pada 2016, lebih dari 2 juta hektar hutan, yang sebagian besar adalah tempat tinggal orangutan, dideklarasikan menjadi kawasan yang dilindungi.[149]

Ekonomi

Pembagian PDB Sarawak menurut Sektor (2015)[150]

  Jasa (38.9%)
  Pabrik (27.4%)
  Pertambangan & Galian (19.5%)
  Pertanian (9.9%)
  Pembangunan (5.8%)
  Barang-Barang Impor (1.3%)
Sebuah pelabuhan gas alam cair di Bintulu, Sarawak

Sarawak memiliki sumber daya alam yang beragam. Sektor-sektor primer seperti pertambangan, pertanian dan kehutanan meliputi 32.8 persen ekonomi negara bagian tersebut pada 2013.[150] Kontributor-kontributor utama dalam industri pabrik adalah makanan dan minuman, produk-produk rotan dan berbasis kayu, produk-produk metal dasar, dan produk-produk petrokimia.[79] Selain itu, sektor jasa meliputi jasa transportasi kargo, transportasi udara, dan pariwisata.[150] Dari 2000 sampai 2009, Sarawak memiliki tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5.0 persen.[151] Pertumbuhan PDB tahunan bertumbuh dari 2006 sampai 2013, dari −2.0 persen (2009) menjadi 7.0 persen (2010) dengan simpangan baku sebesar 3.3 persen. Sarawak berkontribusi 10.1 persen PDB Malaysia selama sembilan tahun sampai 2013, menjadikannya kontributor terbesar ketiga setelah Selangor (22.2 persen) dan Kuala Lumpur (13.9 persen) [150] PDB Sarawak bertumbuh dari RM 527 juta (US$171.3 juta) pada 1963 menjadi RM 58 miliar (US$17.4 miliar) pada 2013,[152] meningkat 110 kali lipat. Pada saat yang sama, PDB per kapita loncat dari RM 688 (US$223.6) menjadi RM 46,000 (US$13,800), menggelembung 60 kali lipat.[153] Sarawak memiliki PDB per kapita tertinggi ketiga [RM 44,437 (US$1331.1)] di Malaysia; setelah Kuala Lumpur dan Labuan.[154] Pemerintah negara bagian Sarawak dapat menjalankan surplus fiskal selama tujuh tahun sampai 2013, didukung oleh industri minyak dan gas yang meliputi 34.8 persen dari pendapatan negara bagian tersebut. Sarawak juga meraih RM 9.6 miliar (US$2.88 miliar) dari investasi asing dimana 90 persen investasi tersebut datang dari Sarawak Corridor of Renewable Energy (SCORE). SCORE adalah koridor ekonomi terbesar kedua di Malaysia.[150]

Sangat berorientasi ekspor, ekonomi Sarawak dapat menjangkau harga-harga komoditas global. Total ekspor sesuai dengan persentasi PDB adalah lebih dari 100 persen pada 2013 sementara total perdagangannya mencapai 130 persen. Ekspor gas alam cair meliputi lebih dari setengah total ekspor negara bagian tersebut sementara ekspor minyak bumi meliputi 20.8 persen. Sementara itu, minyak sawit dan kayu meliputi 9.0 persen total ekspor.[150] Sarawak sekarang meraih 5 persen royalti minyak (persentase produksi minyak dibayar oleh perusahaan pertambangan kepada pemilik lease) dari Petronas atas eksploitasi minyak di wilayah perairan Sarawak.[155] Kebanyakan deposit minyak dan gas berada di lepas pesisir sebelah Bintulu dan Miri di cekungan Balingian, cekungan Baram, dan sekitaran karang Luconia.[156] Sarawak juga merupakan salah satu eksportor kayu kulit keras tropis, yang meliputi 65 persen dari total ekspor kayu Malaysia pada 2000. Statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terakhir pada 2001 memperkirakan ekspor kayu Sarawak rata-rata sebesar [convert: nomor tidak sah] per tahun antara 1996 dan 2000.[157] Oversea-Chinese Banking Corporation (OCBC Bank) adalah bank asing pertama yang membuka cabang-cabangnya di Sarawak pada 1955. Selain bank-bank domestik, 18 bank Eropa, 10 bank Timur Tengah, 11 bank Asia dan lima bank Amerika Utara memiliki cabang-cabang lokalnya di Sarawak.[158] Terdapat juga beberapa perusahaan yang berbasis di Sarawak yang terlibat dalam berbagai sektor ekonomi seperti Cahya Mata Sarawak Berhad (CMSB), Naim Holdings, Rimbunan Hijau, Ta Ann Holdings, Shin Yang, Samling, WTK (Wong Tuong Kwang) Holdings dan KTS (启德行) Group.[159]

Indeks harga konsumen (IHK) Sarawak sangat terkorelasi dengan IHK Malaysia, dengan rata-rata inflasi antara 2.5 dan 3.0 persen dari 2009 sampai 2013 dengan tertinggi pada 2008 (10.0 persen) dan terendah pada2009 (−4.0 persen).[150] Ketidakseimbangan pendapatan di Sarawak tidak menunjukkan perubahan signifikan dari 1980 sampai 2009, dengan koefisien Gini meningkat antara 0.4 dan 0.5.[160][161] Sarawak mengalami penurunan tingkat kemiskinan dari 56.5 persen (1975) menjadi kurang dari 1 persen (2015).[162] Tingkat pengangguran juga menurun dari 4.6 persen (2010)[163] menjadi 3.1 persen (2014).[162]

Energi

Turbin-turbin di dalam tempat pembangkit listrik Bendungan Bakun. Bendungan tersebut adalah sumber utama energi listrik di Sarawak.

Sarawak Energy Berhad (SEB) bertanggung jawab untuk penggenerasian, pentransmisian, dan pendistribusian aliran listrik di seluruh Sarawak.[164] Terdapat tiga bendungan operasional di Sarawak hingga 2015: Bendungan Batang Ai,[165] Bendungan Bakun,[166] dan Bendungan Murum[167] dengan beberapa lainnya yang masih dipelajari dan direncanakan.[165] Sarawak juga mengirim energi listriknya dari penanaman energi batubara dan pembangkit listrik tenaga uap menggunakan gas alam cair.[164][168] Total kapasitas arus listrik di negara bagian tersebut akan mencapai 7,000 MW pada 2025.[169] Di samping menyediakan listrik kepada negara bagian tersebut, Sarawak Energy juga mengekspor listrik ke wilayah tetangganya, Kalimantan Barat, Indonesia.[170] Sumber-sumber energi alternatif seperti biomassa, pasang surut, surya, angin, dan bendungan Mikro hidro juga dieksplor untuk potensi mereka dalam memberikan kekuatan listrik.[171]

Sarawak Corridor of Renewable Energy (SCORE) didirikan pada 2008 dan direncanakan untuk pengembangan lebih lanjut sampai 2030 untuk mengekspolitasi sumber-sumber energi beragam di negara bagian tersebut (Bendungan Murum, Bendungan Baram, Bendungan Baleh, dan penanaman energi berbasis batubara)[172] dan untuk mengembangkan 10 industri berprioritas tinggi[173] seperti aluminium, kaca, baja, minyak, perikanan, ternak, kayu, dan pariwisata.[174] Regional Corridor Development Authority (RECODA) adalah badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengawasi SCORE.[175] Wilayah tengah Sarawak dinaungi di bawah SCORE dan meliptui wilayah-wilayah besar seperti Samalaju (dekat Bintulu), Tanjung Manis, dan Mukah.[176] Pada 2008, Samalaju direncanakan untuk dikembangkan menjadi sebuah taman industrial,[177] dengan Tanjung Manis sebagai pusat makanan halal,[178] dan Mukah sebagai pusat administratif untuk SCORE dengan fokus penelitian dan pengembangan berbasis sumber daya.[179]

Pariwisata

Band Gipsi Prancis tampil pada Festival Musik Hutan Hujan Dunia 2006

Pariwisata memainkan peran besar dalam ekonomi negara bagian tersebut yang memberikan 9.3 persen PDB negara bagian tersebut pada 2015.[180] Badan Pariwisata Sarawak bertanggungjawab untuk promosi pariwisata di negara bagian tersebut di bawah naungan Kementerian Pariwisata Sarawak. Sementara itu, sektor-sektor pariwisata swastra disatukan di bawah Federasi Pariwisata Sarawak. Biro Konvensi Sarawak bertanggung jawab untuk mengadakan konvensi, konferensi, dan acara-acara perusahan yang diadakan di Pusat Konvensi Borneo Kuching.[181] Kebanyakan pendatang asing datang dari Brunei, Indonesia, Filipina, Singapura, dan Tiongkok.[182] Penghargaan Pariwisata Rangkong Sarawak diadakan setiap dua tahun untuk menghargai sektor pariwisata terbaik di negara bagian tersebut.[183] Festival Musik Hutan Hujan Dunia adalah acara "musik dunia" perdana di kawasan tersebut, yang dihadiri lebih dari 20,000 orang setiap tahun.[184] Acara-acara yang giat diadakan di Sarawak adalah Festival Film Internasional Perbara, Festival Musik Asia, Festival Jazz Borneo, Festival Kebudayaan Borneo, dan Festival Layangan Internasional Borneo.[181] Kompleks perbelanjaan besar di Sarawak meliputi mal The Spring, Boulevard, Hock Lee Centre, City One di Kuching,[185] dan mal Bintang Megamall, Boulevard, Imperial Mall, dan Miri Plaza di Miri.[186] Ibu kota Sarawak Kuching telah disebut sebagai salah satu tempat tujuan pensiun di Malaysia.[187][188][189]

Statistik Kedatangan Wisatawan Sarawak[180][182][190]
Kunci Indikator Pariwisata201020112012201320142015
Kedatangan Asing (juta)1.8972.3432.6352.6652.9962.497
Kedatangan Domestik (Malaysia Barat & Sabah) (juta)1.3731.4521.4341.7071.8622.020
Total Kedatangan (juta)3.2713.7954.0694.3724.8584.517
Total Penerimaan Pariwisata, miliar (RM)6.6187.9148.5739.58810.6869.870
Total Penerimaan Pariwisata, miliar (setara USD)1.4892.3742.7862.8763.206N/A

Infrastruktur

Tingkat pengembangan infrastruktur di Sarawak relatif rendah dibandingkan di Semenanjung Malaysia.[191] Kementerian Pengembangan Infrastruktur dan Komunikasi Sarawak bertanggung jawab untuk pengembangan infrastruktur dan telekomunikasi di Sarawak.[192] Sarawak memiliki 21 estate industrial, dengan empat agensi utama yang bertanggung jawab untuk implementasi dan pengembangan mereka.[193] Pada 2009, 94 persen kawasan perkotaan disuplai dengan listrik; persentase kawasan pedesaan dengan listrik meningkat dari 67 persen pada 2009[194] menjadi 91 persen pada 2014.[195] Dalam hal telekomunikasi, pada 2013 persebaran jalur telepon di Sarawak sebesar 25.7 persen, dan persentase orang yang menggunakan telepon peranti bergerak sebesar 93.3 persen. Penggunaan komputer sebesar 45.9 persen pada tahun yang sama; persentase orang yang menggunakan internet adalah 58.5 persen di kawasan perkotaan dan 29.9 persen di kawasan pedesaan.[196] Sacofa Sdn Bhd (Sacofa Private Limited) yang dimiliki negara bertanggung jawab untuk membangun menara-menara telekomunikasi di Sarawak.[197] Sarawak Information Systems Sdn Bhd (SAINS) bertanggung jawab untuk implementasi dan pengembangan teknologi informasi di Sarawak.[198] Pada 2012, Sarawak memiliki 63 kantor pos, 40 kantor pos kecil, dan lima layanan pos peranti bergerak.[199] Persebaran pengiriman surat di kawasan pedesaan adalah 60 persen pada 2015.[200]

Kuching Water Board (KWB) dan Sibu Water Board (SWB) bertanggung jawab untuk manajemen suplai air di wilayah mereka masing-masing. LAKU Management Sdn Bhd milik negara mengurusi suplai air untuk Miri, Bintulu, dan Limbang.[201] Departemen Suplai Air Pedesaan mengurusi suplai air untuk wilayah-wilayah sisanya.[202] Pada 2014, 82 persen kawasan pedesaan memiliki suplai air tawar.[195]

Transportasi

Terminal Bandar Udara Internasional Kuching
Terminal Kontainer Internasional Bintulu di pelabuban Bintulu

Sarawak memilik total 32.091 kilometer (19.940 mi) jalan yang saling terhubung pada 2013, dengan setengahnya (18.003 kilometer (11.187 mi)) merupakan rute negara bagian, 8.313 kilometer (5.165 mi) jalan terjal (dibangun oleh perusahaan kayu dan penanaman), 4.352 kilometer (2.704 mi) jalan berbatu, dan 1.424 kilometer (885 mi) jalan tol federal. Rute utama di Sarawak adalah Jalan Tol Pan Borneo, yang membentang dari Sematan, Sarawak, melewati Brunei sampai Tawau, Sabah.[203] Namun, pada kondisi jalan yang sekarang tak terurus, karena tempat bahaya, tikungan tajam, bintik-bintik buta, lubang, dan erosi ditemukan di sepanjang jalan,[204] dana dari biaya federal dialokasikan untuk memperbaiki jalan di Sarawak. Di bawah koridor ekonomi SCORE, jalan-jalan tambahan dibangun pada bendungan-bendungan hidroelektrik besar, Bintulu, dan Kapit.[203] Kota-kota besar di Sarawak menyediakan jasa angkutan umum seperti bus, taksi dan limousin. Jasa bus juga tersedia untuk perjalanan menuju kawasan-kawasan tetangga Sabah, Brunei, dan Pontianak (Indonesia).[201] Sarawak menggunakan jalan raya kembar dengan mengemudi jalur kiri.[205] Hal ini juga memperbolehkan pengendara motor untuk "pakai arah kiri saat keluar".[206]

Bandar Udara Internasional Kuching adalah gerbang utama Sarawak. Bandar Udara Miri melayani sejumlah penerbangan internasional. Bandar udara yang lebih kecil lainnya seperti Bandar Udara Sibu, Bandar Udara Bintulu, Bandar Udara Mukah, Bandar Udara Marudi, Bandar Udara Mulu, dan Bandar Udara Limbang menyediakan layanan menuju Kuala Lumpur dan tujuan domestik lainnya di Sarawak. Terdapat juga sejumlah pangkalan udara yang melayani komunitas pedesaan di negara bagian tersebut.[203] Terdapat tiga maskapai penerbangan yang melayani rute penerbangan di Sarawak: Malaysia Airlines, Air Asia, dan MASwings.[207] Hornbill Skyways adalah perusahaan penerbangan yang dimiliki oleh pemerintah negara bagian Sarawak. Perusahaan tersebut menyediakan penerbangan tercarter dan layanan penerbangan untuk para PNS pemerintah negara bagian tersebut.[208]

Sarawak memiliki empat pelabuhan utama di Kuching, Sibu, Bintulu, dan Miri.[201] Pelabuhan Bintulu berada di bawah yuridiksi pemerintah federal Malaysia. Pelabuhan tersebut juga merupakan pelabuhan tersibuk di Sarawak, terutama penanganan produk-produk gas alam cair dan perkapalan kargo standar. Pelabuhan-pelabuhan sisanya berada di bawah otoritas-otoritas pelabuhan negara bagian masing-masing. Pelabuhan lainnya di Sarawak meliputi Pelabuhan Industrial Samalaju dan Pelabuhan Industrial Tanjung Manis. Seluruh pendapatan dari empat pelabuhan utama tersebut adalah 61.04 juta ton massa freight pada 2013.[203] Sarawak memiliki 55 jaringan sungai ternavigasi dengan panjang secara keseluruhan 3.300 kilometer (2.100 mi). Selama berabad-abad, sungai-sungai Sarawak telah menjadi tempat transportasi utama dan rute untuk mengantar kayu dan barang-barang pertanian lainnya untuk diekspor ke pelabuhan-pelabuhan besar di negara tersebut. Pelabuhan Sibu adalah pusat utama di sepanjang sungai Rajang, yang berjarak 113 kilometer (70 mi) dari mulut sungai, yang biasanya menangani produk-produk kayu. Namun, sejak pendirian Pelabuhan Industrial Tanjung Mani, total pendapatan pelabuhan Sibu telah menurun.[203] Perahu-perahu ekspres adalah alat transportasi penting di sepanjang sungai-sungai Sarawak.[201]

Tidak ada jalur rel yang membentang di Sarawak karena tantangan logistik dan keberatan dari penduduk di negara bagian tersebut.[203]

Perawatan kesehatan

Rumah Sakit Umum Sarawak

Sarawak memiliki tiga rumah sakit besar milik pemerintah: Rumah Sakit Umum Sarawak, Rumah Sakit Sibu, dan Rumah Sakit Miri.[209] Terdapat juga rumah sakit distrik,[210] klinik kesehatan umum, klinik 1Malaysia, dan klinik desa.[211] Disamping klinik dan rumah sakit milik pemerintah, terdapat juga beberapa rumah sakit swasta di Sarawak[212] seperti Pusat Spesialis Pengobatan Normah, Pusat Spesialis Pengobatan Timberland,[213] dan Pusat Pengobatan Spesialis Sibu. Sarawak juga merupakan tujuan wisata medis untuk para pengunjung Brunei dan Indonesia.[214] Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS) adalah satu-satunya universitas pemerintah yang menghasilkan lulusan-lulusan medis di negara bagian tersebut.[211] Perhimpunan Paliatif Sarawak dibentuk pada 1998 untuk mempromosikan perawatan paliatif dalam setting rumahan.[215] Rumah Sakit Sentosa adalah satu-satunya rumah sakit mental di Sarawak.[216]

Akses untuk perawatan kesehatan berkualitas baik masih menjadi tantangan dalam komunitas pedesaan.[217] Untjm desa-desa di luar kawasan-kawasan operasional dari klinik-klinik kesehatan, sebuah layanan dokter terbang tersedia sebulan sekali. Promoter-promoter kesehatan desa ditempatkan di desa-desa dengan menyediakan tiga minggu pertolongan pertama dan pelatihan kesehatan dasar. Berbagai praktik pengobatan tradisional masih digunakan oleh berbagai komunitas di Sarawak.[218][219][220][221][222]

Pada 2015, ratio dokter-pasien di negara bagian tersebut adalah 1:1,104 – lebih rendah ketimbang rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia yakni 1 dokter untuk 600 pasien. Pada tahun yang sama, terdapat 2,237 dokter di Sarawak, dengan 1,759 orang melayani dalam sektor negeri dan 478 dalam sektor swasta.[223] Selain itu, terdapat 248 spesialis, 942 petugas medis, dan 499 petugas rumahan di negara bagian tersebut.[210]

Pendidikan

Gedung kanselori Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS)

Tingkat melek huruf Sarawak adalah 25 persen pada 1960.[224] Sekarang, negara bagian tersebut memiliki tingkat melek huruf 90 persen. Kementerian Pendidikan Malaysia bertanggung jawab untuk pendidikan dasar dan menengah di Sarawak.[225] Sekolah tertua yang berdiri di Sarawak adalah: Sekolah Santo Thomas Kuching (1848), Sekolah Santa Maria Kuching (1848), dan Sekolah Santo Yusuf Kuching (1882).[226] Pada 2012, Sarawak memiliki 185 SMP negeri, empat sekolah internasional,[227] dan 14 sekolah independen Tionghoa.[228] Sarawak memiliki jumlah siswa pribumi yang banyak yang masuk sekolah-sekolah Tionghoa.[229] Pemerintah Sarawak juga menyediakan pendidikan pra-sekolah di negara bagian tersebut.[227] Sarawak memiliki tiga universitas negeri: Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), kampus Kota Samarahan Universiti Teknologi Mara (UiTM), dan Kampus Bintulu Universiti Putra Malaysia. Universiti Utara Malaysia (UUM) juga menyediakan beberapa pusat studi kampus lepas di Kuching dan Sibu. Sarawak juga memiliki dua universitas swasta: Universitas Curtin Sarawak dan Kampus Sarawak Universitas Teknologi Swinburne.[225] Pelatihan vokasional juga memberikan prioritas untuk menyuplai tenaga kerja terampil untuk koridor ekonomi SCORE. Terdapat juga beberapa kolese komunitas[227] dan empat kolese pelatihn guru di Sarawak.[230] Kolese Pelatihan Guru Batu Lintang adalah kolese tertua ketiga dari jenisnya di Malaysia.[231] Pada 2015, total pengajar di Sarawak adalah 40,593 orang.[232]

Perpustakaan Negara Bagian Sarawak (juga dikenal sebagai PUSTAKA) adalah perpustakaan terbesar di negara bagian tersebut. Perpustakaan-perpustakaan umum dan desa ditemukan di berbagai kota.[233]

Demografi

Kelompok etnis di Sarawak (2021)[234]
EtnisPersen
Iban
  
50,3%
Melayu
  
18,4%
Tionghoa
  
16,5%
Bidayuh
  
5,6%
Orang Ulu
  
4,1%
Melanau
  
3,0%
India
  
0,3%
Lain-lain
  
0,2%

Menurut sensus Malaysia 2021, populasi Sarawak berjumlah 2,908,520, menjadikannya negara bagian paling berpenduduk ketiga di Malaysia.[235] Namun, karena wilayahnya yang besar, negara bagian tersebut memiliki kepadatan penduduk terendah di Malaysia, yang meliputi 20 orang per km2. Rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk per tahun dari 2000 sampai 2010 adalah 1.8 persen.[79] Hingga 2014, 60 persen penduduk berada di perkotaan sementara 40 persen penduduk tinggal di kawasan pedesaan.[236] Hingga 2011, tingkat kelahiran di Sarawak adalah 19.2 per 1000 orang, tingkat kematian adalah 3.4 per 1000 populasi, dan tingkat kematian bayi adalah 5.8 per 1000 kelahiran.[237]

Sarawak memiliki lebih dari 40 kelompok sub-etnis, yang masing-masing memiliki bahasa, budaya dan gaya hidup khasnya sendiri. Kota-kota besar umumnya ditinggali oleh Melayu, Melanaus, Tionghoa, dan sejumlah kecil Iban dan Bidayuh yang berpindah dari kampung halaman mereka untuk mendapatkan pekerjaan.[238] Masalah KTP untuk orang asli yang lahir di wilayah-wilayah tak tersentuh masih menjadi tantangan. Masalah tersebut menyebabkan ribuan orang Penin menjadi tak bernegara.[239][240][241] Sarawak memiliki 150,000 buruh migran terdaftar yang bekerja sebagai buruh domestik atau dalam penanaman, pabrik, pembangunan, jasa dan pertanian.[242] Namun, total jumlah imigran gelap mencapai 320,000 sampai 350,000 orang.[243] Bumiputera merujuk kepada orang Melayu dan kelompok pribumi lainnya di Semenanjung Malaysia, Sarawak dan Sabah. Kelompok suku bangsa tersebut umumnya memiliki hak-hak khusus dalam pendidikan, pekerjaan, keuangan dan jabatan politik.[244] Orang Asal merujuk kepada seluruh kelompok pribumi di Malaysia kecuali Melayu.[245]

Kelompok etnis

Kelompok-kelompok etnis besar di Sarawak. Arah jarum jam dari kanan atas:Gadis-gadis Melanau mengenakan Baju Kurung tradisional, Wanita Tionghoa Sarawak mengenakan busana tradisional Cheongsam, seorang gadis Bidayuh, dan seorang prajurit Iban mengenakan pakaian tradisional.

Umumnya, Sarawak memiliki enam kelompok etnis besar: Iban, Tionghoa, Melayu, Bidayuh, Melanau, dan Orang Ulu.[238] Beberapa kelompok etnis kecil meliputi: Kedayan, Jawa, Bugis, Murut, dan India.[246] Istilah Dayak umumnya digunakan untuk merujuk kepada suku Iban dan Bidayuh. Istilah tersebut sering kali digunakan dalam konteks nasionalistik.[247] Pada 2015, pemerintah federal Malaysia mengakui penggunaan istilah tersebut pada bentuk-bentuk resmi.[248]

Sarawak memiliki jumlah suku Iban tertinggi di Kalimantan, dengan jumlah 867,820 orang.[249] Mereka juga dikenal sebagai Dayak Laut. Sejumlah besar orang Iban menganut Kristen. Orang-orang Iban awalnya tinggal di wilayah sekitaran cekungan Rajang, namun setelah ekspedisi militer Brooke, mereka secara bertahap berpindah ke wilayah utara Sarawak. Pemukiman Iban biasanya berbentuk rumah panjang. Rumah panjang tersebut adalah sebuah unit pertahanan pada masa lalu, saat perburuan kepala masih lazim. Saat ini, tempat tersebut masih menjadi simbol ritual bagi para penghuninya. Pada masa lalu, orang-orang Iban membuat hierarki status seperti raja berani, orang mayuh (orang biasa), dan ulun (budak). Namun, pada era Brooke, masyarakat Iban disusun ulang menjadi jabatan-jabatan resmi seperti tuai rumah (kepala keluarga), penghulu (kepala wilayah), dan temenggong (kepala tertinggi).[250] Mereka masih menjalani beberapa ritual tradisional dan kepercayaan mereka seperti Gawai Antu (perayaan orang mati) dan Gawai Dayak (Perayaan Panen).[251]

Para pedagang Tionghoa mula-mula datang ke Sarawak pada abad ke-6 Masehi. Populasi Tionghoa saat ini terdiri dari komunitas yang berasal dari imigran pada zaman Brooke.[94] Migran-migran tersebut mula-mula bekerja sebagai buruh di pertambangan emas di Bau, Sarawak. Berbagai kelompok dialek ditemukan pada kalangan Tionghoa Sarawak; Kanton, Foochow, Hakka, Hokkien, Teochew, dan Henghua (orang Putian). Mereka merayakan perayaan-perayaan kebudayaan besar seperti Perayaan Hantu Lapar dan Tahun Baru Imlek. Kebanyakan Tionghoa Sraawak menganut Buddha dan Kristen.[36] Di Kuching, kebanyakan Tionghoa tinggal di dekat Sungai Sarawak, sebuah kawasan yang kemudian membentuk Chinatown.[252] Pada 1901, Wong Nai Siong membawa rombongannya untuk bermukim di Sibu, dekat Sungai Rajang.[253] Tionghoa kemudian bekerja di pertambangan batubara dan ladang minyak di Miri·[252] Tionghoa Sarawak dipengaruhi oleh Kuomintang dan kemudian Partai Komunis Tiongkok sebelum mengadopsi ideologi nasionalisme Sarawak setelah 1963.[254]

Suku Melayu biasanya merupakan petani. Mereka memilih membangun pemukiman (desa-desa Melayu) di sepanjang tepian sungai. Saat ini, mereka bermigrasi ke wilayah perkotaan dan bekerja dalam sektor negeri dan swasta. Mereka dikenal karena kerajinan perak dan kuningan, ukiran kayu, dan tekstil buatan mereka.[94] Beberapa desa Melayu khas terletak di sepanjang pinggiran sungai dekat Benteng Margherita, di belakang Masjid Kuching, dan di kaki Gunung Santubong.[255] Terdapat beberapa teori tentang asal muasal Melayu di Sarawak. James Brooke memberikan istilah tersebut untuk pertama kalinya kepada kaum Muslim penduduk asli di wilayah pesisir Sarawak. Namun, tidak semua Muslim di Sarawak adalah Melayu. Kebanyakan suku Melanau juga menganut Islam.[256][note 3] Teori-teori lainnya mengklaim bahwa Melayu datang dari Kepulauan Melayu (terutama Jawa atau Sumatra), bangsa Arab dari Timur Tengah, atau melalui perpindahan budaya dan agama penduduk asli Sarawak.[257]

Melanau berasal dari Sarawak. Kebanyakan dari mereka datang dari kota pesisir Mukah.[258] Mereka biasanya tinggal di rumah-rumah tinggi, namun setelah mengadopsi gaya hidup Meoayu, mereka tinggal di desa-desa. Mereka bekerja sebagai nelayan, pembuat perahu, dan pengrajin. Mereka awalnya mempraktikan paganisme dan merayakan perayaan Kaul namun sekarang kebanyakan dari mereka adalah Muslim.[94][256][note 4][259]

Bidayuh biasanya tinggal di bagian selatan Sarawak.[260] Mereka dikenal sebagai Dayak Darat karena mereka biasanya tinggal di kaki pegunungan batu gamping. Mereka terdiri dari beberapa kelompok sub-etnis seperti Jagoi, Biatah, Bukar-Sadung dan Selakau, dan berbicara dengan dialek yang tak berbeda jauh.[261] Meskipun demikian, mereka menerima bahasa Inggris dan Melayu sebagai bahasa umum mereka. Mereka dikenal karena beberapa alat musik seperti drum raksasa dan instrumen perkusi bambu yang dikenal sebagai pratuakng. Seperti halnya Iban, pemukiman tradisional mereka adalah rumah panjang, namun mereka juga membangun rumah melingkar baruk untuk pertemuan komunitas. Mayoritas Bidayuh menganut Kristen.[94]

Nama Orang Ulu artinya "orang hulu" dalam bahasa Iban. Suku tersebut meliputi sejumlah suku yang tinggal hulu sungai wilayah Sarawak seperti suku Kenyah, Kayan, Lun Bawang, Kelabit, Penan, Bisaya, dan Berawan.[94] Awalnya pemburu kepala, kebanyakan dari mereka tinggal di Bario, Ba'kelalan, Belaga, dan dekat cekungan drainase Sungai Baram.[262] Mereka menghias rumah-rumah panjang dengan mural dan ukiran kayu. Mereka juga dikenal karena membangun perahu, karya manik-manik dan mentato.[94] Alat-alat musik terkenal dari Orang Ulu adalah sapeh dari Kayan dan sampe' dari Kenyah dan band bambu Lun Bawang. Suku Kelabit dan Lun Bawang dikenal karena produksi beras harum mereka.[262] Kebanyakan Orang Ulu menganut Kristen.[94]

Agama

Meksipun Islam adalah agama resmi dari federasi tersebut, sebelumnya Sarawak tak memiliki agama negara bagian resmi.[263] Namun, pada masa kepemimpinan Abdul Rahman Ya'kub, Konstitusi Sarawak diamendemenkan untuk menjadikan Yang di-Pertuan Agong sebagai kepala Islam di Sarawak dan mengukuhkan hukum-hukum yang mengesahkan urusan-urusan Islam. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan Islam dapat dirumuskan di Sarawak dan juga memungkinkan pendirian badan-badan negara bagian Islam. Undang-Undang Majlis Islam 1978 dikeluarkan untuk membentuk Pengadilan-Pengadilan Syariah di Sarawak dengan tugas mengurusi perkawinan, pengasuhan anak, pertunangan, warisan dan kasus kejahatan di negara bagian tersebut. Sebuah pengadilan banding dan Pengadilan Kadi juga dibentuk.[71][note 5]

Sarawak menjadi satu-satunya negara bagian di Malaysia dimana mayoritas penduduknya menganut agama Kristen. Misionaris-misionaris Kristen terawal di Sarawak diluncurkan oleh Gereja Inggris (Anglikan) pada 1848, disusul oleh Katolik Roma pada beberapa tahun kemudian, dan Methodis pada 1903. Misionaris-misionaris tersebut mula-mula ditempatkan pada kalangan imigran Tionghoa sebelum merambah ke animis penduduk asli.[264] Denominasi Kristen lainnya di Sarawak adalah Sidang Injil Borneo (SIB),[265] dan Baptis.[266] Penduduk pribumi seperti Iban, Bidayuh, dan Orang Ulu mengadopsi Kristen meskipun mereka masih melakukan beberapa ritus agama tradisional mereka. Beberapa Muslim berasal dari kelompok etnis Melayu, Melanau, dan Kayan. Buddha, Tao, dan agama tradisional Tionghoa umumnya dianut oleh Tionghoa Malaysia.[267] Agama kecil lainnya di Sarawak adalah Baha'i,[268] Hindu,[269] Sikh,[270] dan animisme.[271]

Berikut adalah banyaknya penduduk Sarawak menurut agama yang dianut, berdasarkan data sensus Malaysia 2020:[272]

Penduduk berdasarkan agama di Sarawak (2020)
NoAgamaSensus Malaysia 2020
Jumlah%
1Kristen1.229.65350,11%
2Islam838.55534,18%
3Buddha314.67912,82%
4Hindu3.4210,14%
5Agama lainnya13.4090,55%
6Tanpa agama37.3891,52%
7Tidak diketahui16.5710,68%
Sarawak2.453.677100%

Bahasa

Persebaran rumpun bahasa di Sarawak yang ditampilkan menurut warna:
(klik gambar untuk memperbesar)
  Kawasan dengan beragam bahasa

Inggris adalah bahasa tunggal resmi Sarawak dari 1963 sampai 1974 karena ketua menteri pertama Sarawak Stephen Kalong Ningkan menentang penggunaan bahasa Melayu di Sarawak.[273] Pada 1974, ketua menteri baru Abdul Rahman Ya'kub mengadopsi bahasa Melayu dan Inggris sebagai dua bahasa resmi Sarawak.[71][note 6] Ia juga mengubah bahasa pengantar pelajaran di sekolah-sekokah dari Inggris ke Melayu.[274] Saat ini, Inggris digunakan dalam pengadilan, majelis legislatif, dan agensi-agensi pemerintahan tertentu di Sarawak.[275][276] Pada 18 November 2015, Ketua Menteri Sarawak Adenan Satem mengumumkan adopsi bahasa Inggris sebagai bahasa resmi Sarawak, bersama dengan Melayu.[277]

Bahasa Melayu, yang dikenal sebagai Bahasa Sarawak (atau bahasa Melayu Sarawak), adalah bahasa utama Melayu Sarawak dan suku pribumi lainnya. Bahasa Sarawak adalah sebuah dialek berbeda dari yang dipakai di Semenanjung Malaysia. Bahasa Iban juga dipakai 34 persen populasi Sarawak sementara bahasa Bidayuh, dengan enam dialek utama, dipakai oleh 10 persen populasi. Orang Ulu memiliki sekitar 30 dialek bahasa yang berbeda. Tionghoa umumnya menggunakan Tionghoa Standar meskipun mereka juga memakai beberapa dialek berbeda seperti Hokkien, Hakka, Foochow, dan Teochew.[278]

Budaya

Seorang anggota suku Kayan sedang memainkan Sapeh
Ngajat, tari prajurit Iban ditampilkan sebagai bagian dari budaya Sarawak.
Semangkuk laksa Sarawak

Sarawak memamerkan keragamaan menonjol dalam hal etnisitas, budaya, dan bahasa. Budaya Sarawak telah dipengaruhi oleh Melayu Brunei dari kawasan pesisir. Pengaruh budaya substansial juga datang dari budaya Tionghoa dan Inggris. Pemburuan kepala adalah salah satu tradisi penting untuk suku Iban, meskipun kebiasaan tersebut tak lagi dilakukan.[279] Kristen memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari Kelabit dan Lun Bawang dan telah mengubah identitas etnis mereka.[280]Suku Penan adalah suku pribumi terakhir yang meninggalkan gaya hidup nomadik mereka di hutan.[281][282] Pernikahan antar-ras adalah hal umum di negara bagian tersebut.[283]

Desa Kebudayaan Sarawak terletak di kaki Gunung Santubong, Kuching. Dikenal sebagai "museum hidup", tempat tersebut menunjukkan berbagai kelompok etnis yang melakukan aktivitas tradisional mereka di rumah tradisional mereka masing-masing. Penampilan-penampilan kebudayaan juga dipersembahkan disana.[284][285] Museum Sarawak menyimpan koleksi artefak seperti tembikar, tekstil, dan ukiran kayu dari berbagai kelompok etnis di Sarawak, dan juga material-material etnografi dari budaya-budaya lokal.[286] Terdapat juga serangkaian benteng-benteng terkenal di Sarawak yang dibangun pada masa rezim Brooke seperti Benteng Margherita.[287] Alun-Alun utama dan Jalan Tukang Kayu adalah dua jalan terkenal di Chinatown, Kuching.[288] Jalan India di Kuching terkenal karena produk-produk tekstilnya. Sebuah masjid Muslim–India dapat ditemukan di kawasan tersebut.[289][290] Sapeh Orang Ulu (sebuah gitar tanpa lubang) merupakan alat musik tradisional terkenal di Sarawak. Alat musik tersebut dimainkan untuk Ratu Elizabeth II saat kunjungan resminya ke Sarawak pada 1972.[291]

Tradisi lisan telah menjadi bgian dari budaya berbagai penduduk asli di Sarawak dari generasi ke generasi.[292][note 7] Beberapa praktik tradisional tersebut adalah tari Ngajat Iban,[293] Renong (repertori vokal Iban),[294] Ensera (repertori vokal Iban),[273][note 8] dan pengisahan epik oleh Kayan dan Kenyah.[295][296] Biro Kesusastraan Borneo berdiri dari 1958 sampai 1977; biro tersebut menyimpan dokumentasi budaya-budaya lokal, pengarang-pengarang lokal, dan publikasi-publikasi dalam bahasa Inggris, Tionghoa, Melayu, Iban dan bahasa-bahasa asli lainnya. Biro tersebut digantikan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) pada 1977, yang hanya mengadvokasikan publikasi dalam bahasa Melayu.[273][note 9] Sarawak Gazette mula-mula diterbitkan oleh pemerintah Brooke pada 1870. Publikasi tersebut mencatat berbagai berita di Sarawak terkait ekonomi, pertanian, antropologi, dan arkeologi. Gazette masih dipublikasikan sampai sekarang.[297] Hikayat Panglima Nikosa, yang dicetak pada 1876 di Kuching, adalah salah satu publikasi teks terawal di Kalimantan.[298] Hidangan-hidangan terkenal di negara bagian tersebut meliputi laksa Sarawak,[299] kolo mee,[300] dan ayam pansuh.[301][302] Negara bagian tersebut juga dikenal karena hidangan penutup Kek Lapis Sarawak-nya.[303] Pemerintah Sarawak sangat meyakini pengaruhnya pada media.[273][note 10]

Masyarakat Sarawak merayakan sejumlah hari libur dan perayaan sepanjang tahun.[304] Selain perayaan nasional Hari Merdeka dan Hari Malaysia, negara bagian tersebut juga merayakan Hari Pemerintahan Sendiri Sarawak pada 22 Juli[305][306] dan hari ulang tahun Gubernur Negara Bagian tersebut.[307] Kelompok-kelompok etnis juga merayakan perayaan mereka sendiri. Tradisi open house memperbolehkan kelompok-kelompok etnis lainnya untuk ikut dalam sebuah perayaan.[308][309][310] Sarawak adalah satu-satunya negara bagian di Malaysia yang mendeklarasikan perayaan Gawai Dayak sebagai hari libur.[311]

Sarawak mengirim tim mereka sendiri untuk ikut dalam British Empire and Commonwealth Games 1958 dan 1962,[312] dan Asian Games 1962 sebelum atlet-atletnya mulai mewakili Malaysia setelah 1963.[313][314] Sarawak menjadi tuan rumah SUKMA Games Malaysia pada 1990 dan 2016.[315] Negara bagian tersebut menjadi juara pada SUKMA Games 1990, 1992, dan 1994.[316] Sarawak juga menjadi juara selama 11 tahun berturut-turut di Malaysia Para Games sejak 1994.[317]

Kutipan

Referensi

Pranala luar